Hemofilia adalah kelainan perdarahan bawaan. Hemofilia pada anak dapat terjadi ketika mereka masih dalam tahap kanak-kanak bahkan saat baru dilahirkan.
Anak yang terkena hemofilia tidak dapat menghentikan pendarahan karena mereka tidak memiliki faktor pembekuan yang cukup dalam darah. Kondisi ini bisa cukup serius karena bila tidak segera diobati dapat menyebabkan kematian di usia dini, akibat perdarahan di dalam otak atau di rongga perut.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengetahui seluk beluk hemofilia pada anak.
Apa itu hemofilia?
Dalam keadaan normal, protein yang menjadi faktor pembeku darah membentuk jaring penahan di sekitar platelet atau sel darah. Hal ini dapat membekukan darah dan pada akhirnya menghentikan perdarahan.
Namun pada penderita hemofilia, kekurangan protein yang menjadi faktor pembeku darah tersebut mengakibatkan perdarahan terjadi secara berkepanjangan.
Ada banyak faktor pembekuan darah yang terlibat dalam menghentikan pendarahan. Diantara semua faktor itu, dua faktor umum yang mempengaruhi pembekuan darah adalah faktor VIII dan faktor IX.
Seberapa parah hemofilia anak Anda tergantung pada tingkat faktor pembekuan darah dalam darahnya.
Ada 3 bentuk utama hemofilia yaitu:
- Hemofilia A: Ini disebabkan oleh kurangnya faktor pembekuan darah VIII. Sekitar 9 dari 10 orang dengan hemofilia memiliki penyakit tipe A. Ini juga disebut sebagai hemofilia klasik atau defisiensi faktor VIII.
- Hemofilia B: Ini disebabkan oleh defisiensi faktor IX. Ini juga disebut penyakit Natal atau defisiensi faktor IX.
- Hemofilia C: Beberapa dokter menggunakan istilah ini untuk merujuk pada kurangnya faktor pembekuan XI.
Gejala hemofilia pada anak
Gejala paling umum hemofilia pada anak adalah adanya perdarahan yang berat dan tidak terkendali. Namun selain itu ada pula beberapa gejala lain yang perlu diwaspadai, seperti:
a. Memar
Memar dapat terjadi bahkan dari kecelakaan kecil. Ini dapat menyebabkan penumpukan darah yang besar di bawah kulit yang menyebabkan pembengkakan (hematoma). Karena alasan ini, sebagian besar anak didiagnosis saat mereka berusia sekitar 12 hingga 18 bulan. Dimana saat inilah anak-anak sedang aktif.
b. Mudah berdarah
Kecenderungan berdarah dari hidung, mulut, dan gusi dengan cedera ringan. Pendarahan saat menyikat gigi atau melakukan perawatan gigi juga dapat menjadi gejala hemofilia.
c. Hemarthrosis
Hemarthrosis atau pendarahan di dalam sendi dapat menyebabkan nyeri, imobilitas, dan kelainan bentuk jika tidak diobati. Ini adalah tempat paling umum komplikasi akibat perdarahan hemofilia.
Perdarahan sendi ini dapat menyebabkan kronis, nyeri, radang sendi, deformitas, dan melumpuhkan dengan kejadian berulang.
d. Perdarahan di dalam otot
Ini dapat menyebabkan pembengkakan, rasa sakit, dan kemerahan. Perdarahan di dalam otot ini dapat menyebabkan kerusakan dan kelainan bentuk permanen.
e. Perdarahan di otak
Perdarahan karena cedera atau secara spontan di otak adalah penyebab paling umum kematian pada anak-anak dengan hemofilia dan komplikasi pendarahan yang paling serius. Pendarahan di atau sekitar otak dapat terjadi bahkan dari benjolan kecil di kepala atau jatuh.
Dalam beberapa kasus, pendarahan kecil di otak dapat menyebabkan kebutaan, kecacatan intelektual, berbagai defisit neurologis. Ini dapat menyebabkan kematian jika tidak segera ditemukan dan diobati.
f. Sumber pendarahan lainnya
Darah yang ditemukan dalam urin atau feses juga dapat menandakan hemofilia.
***
Penting untuk diingat bahwa gejala hemofilia mungkin terlihat seperti masalah kesehatan biasa. Oleh karena itu, segera lakukan konsultasi pada dokter bila anak Anda mengalami salah satu atau beberapa gejala tersebut.
Baca juga
Hampir meninggal akibat perdarahan, ibu ini diselamatkan oleh bayinya
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.