Beberapa waktu lalu, Akun Facebook Shahnaz Natasja Haque menggunggah tulisan yang sangat menyentuh hati. Shahnaz mengunggah surat ini dengan menyebut sumber ke sebuah blog milik Yosnita Astrid.
Blog dengan alamat strobela.blogspot.co.id tersebut memuatnya pada 3 Desember 2015 dan diunggah ulang oleh Shahnaz pada 2 Oktober 2016. Hingga saat ini, melalui postingan Shahnaz, surat tersebut sudah mendapat apresiasi emoticon lebih dari 30.000 akun dan dibagi sebanyak 36,120 kali.
Berikut si lengkap surat yang menyentuh hati banyak orangtua ini :
Hanya Soal Waktu
Hanya soal waktu…
Saat rumahmu akan sebersih dan serapih rumah2 dalam majalah2 yang sering kau irikan itu
Maka… nikmatilah setiap detik letihmu yang harus berpuluh kali membereskan kekacauan yang mereka buat
Hanya soal waktu…
Saat mereka tak mau lagi kau gandeng, peluk atau sekedar kau cium rambutnya
Maka… berbahagialah ketika mereka selalu membuntutimu kemanapun kakimu melangkah, meski kadang hal itu mengesalkanmu,
bagi mereka tak ada selainmu
Hanya soal waktu…
Saat kau tak lagi jadi si serba tahu dan tempat mengadu
Maka… bersabarlah dengan rentetan pertanyaan juga celoteh riang dari mulut mungil mereka yang kadang membuat dahimu mengernyit atau keasyikanmu terhenti
Hanya soal waktu…
Saat mereka mulai meminta kamarnya masing2 dan melarangmu mengutak atik segala rupa apa yang di dalamnya
Maka… tahan emosimu dari rengekan manja mereka saat minta kelon atau dongeng sebelum tidur ketika mata 5 wattmu juga meminta haknya
Hanya soal waktu…
Saat mereka menemukan separo hatinya untuk selanjutnya membangun sarangnya sendiri…
Mungkin saat itu posisimu tak lagi sepenting hari ini
Maka… resapilah setiap mili kebersamaanmu dengan mereka selagi bisa
Karena tak butuh waktu lama menunggu kaki kecil mereka tumbuh menjadi sayap yang kan membawanya pergi menggapai asa dan cita
Kelak kau hanya bisa menengok kamar kosong yang hanya sekali dua akan ditempati penghuninya saat pulang…
Termangu menghirup aroma kenangan di dalamnya dan lalu tercenung “dulu kamar ini pernah begitu riuh dan ceria”
Dan kau begitu merindukannya
Kelak kau akan sering menunggu dering telepon mereka untuk sekedar menanyakan “apa kabarmu ibu”?
Dan kau akan begitu bersemangat menjawabnya dengan cerita-cerita tak penting hari ini
Kelak kau akan merindukan acara memasak makanan kegemaran mereka dan merasa sangat puas saat melihat hasil masakanmu tandas di piring mereka
Janganlah keegoisanmu hari ini akan membawa sesal di kelak kemudian hari
Kau takkan pernah bisa memundurkannya sekalipun sedetik untuk sekedar sedikit memperbaikinya
Karena waktu berjalan…
Ya… ia berlari…
Tidak…. ia terbang…
Dan dia tak pernah mundur kembali…
*ditulis untuk mengingatkan diri sendiri saat marah2 mulai tak terkendali
Emang ya ibu2 selalu butuh orang lain buat selalu bilang “sabaaarrr ben atine jembaaar”
3 Tips Menjadi Orang Tua yang Sabar
Menurut Jeffrey Bernstein, Ph.D. dalam Psychology Today, kunci menjadi orang tua yang sabar adalah meneramkan pola pikir tetap tenang, tegas, dan tidak mengendalikan. Selain hal itu, Bernstein juga menyarankan tiga tips lain untuk menjadi orang tua yang sabar:
- Jadilah pendengar yang aktif
Jika Parents berada dalam konflik dengan anak, ajak anak keluar dan mendengar bagaimana perasaannya yang sebenarnya. Hindari bersikap terlalu menghakimi, yang membuat anak merasa dikritik dan akan menyebabkannya menjadi defensif.
- Jadilah pengertian untuk mengerem amarah
Mendengarkan seperti yang dijelaskan di atas membantu Parents menggali lebih dalam dan memahami apa yang sebenarnya terjadi dengan anak. Ini menjadi penangkal agar Anda tidak membentak.
Meskipun pemahaman saja mungkin tidak menghentikan keinginan Parents untuk membentak, itu akan membantu. Cobalah untuk menganalisis apa yang Anda ingin anak Anda ubah, dan kemudian secara rasional menjelaskan kepadanya.
- Jangan terlalu diambil hati
Sebagian besar waktu yang Parents gunakan untuk membentak anak yang menentang adalah karena Parents terlalu mengambil hati perilaku anak. Sadarilah bahwa anak yang menentang, bahkan jika ia mencoba memprovokasi Anda adalah terjadi karena ia sedang berjuang untuk tumbuh dan memahami. Mengingat hal ini akan membantu Parents tidak frustrasi mengurangi keinginan berteriak dan membentak.
Baca juga
“Dia Butuh Kamu” – Surat Terbuka Seorang Istri Untuk Para Suami
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.