Pernahkah Parents tiba-tiba merasa tidak nyaman di saluran pencernaan ketika sedang stres atau justru sebaliknya? Apabila pernah mengalaminya, kondisi ini tentu sangat berkaitan dengan Gut Brain Axis.
Gut Brain Axis atau Gut Brain Connection merupakan komunikasi atau koneksi antara pencernaan dengan otak kita. Komunikasi tersebut terdiri dari saraf, hormon dan sistem imun yang menghubungkan antara pencernaan dan otak.
Menurut Saskhya Aulia Prima seorang psikolog anak, remaja dan keluarga, komunikasi itu akhirnya dapat berpengaruh pada kesehatan pencernaan maupun otak. Pasalnya, Gut Brain Axis ini berlaku dua arah.
“Hal ini tidak hanya berpengaruh ke kesehatan fisik, tapi juga mental. Termasuk mengenai emosi yang kita rasakan,” ungkap Saskhya melalui fitur Instagram Story pada Senin, 21 Oktober 2019.
Saskhya juga memberikan beberapa contoh nyata yang sering dialami seseorang terkait koneksi antara pencernaan dan otak tersebut. Di antaranya, yaitu :
- Mual saat gugup, cemas dan stres.
- Merasakan butterflies effect di perut sesaat sebelum tampil di depan banyak orang.
- Mengikuti gu-feeling ketika membuat keputusan.
Gut Brain Axis : Usus menjadi otak kedua manusia
Dengan demikian, dapat dikatakan jika usus menjadi otak kedua manusia. Sebab, usus adalah organ dengan jumlah sel syaraf terbanyak (500 juta) setelah otak kita (100 milyar).
“Ada satu saluran penyambung langsung namanya Vagus Nerve,” imbuh Saskhya menjelaskan.
Dilansir dari situs Medical News Today, vagus nerve atau saraf vagus memiliki dua ikat sel saraf sensorik tubuh yang menghubungkan batang otak dengan tubuh. Memungkinkan otak untuk memonitor dan menerima informasi tentang beberapa fungsi tubuh yang berbeda.
Selain itu, dapat dikatakan juga jika saraf vagus merupakan bagian dari jalan atau lintasan yang menghubungkan leher, jantung, paru-paru dan perut ke otak. Saraf vagus juga memiliki beberapa fungsi dengan bagian terkaitnya.
Termasuk dengan perut dan usus, yang membentuk komunikasi antara otak dan usus. Di mana fungsi saraf vagus atau vagus nerve yaitu memberikan informasi dari usus ke otak.
Mekanisme hubungan usus dengan otak kita
Berikut ini adalah mekanismenya yang dijelaskan oleh Saskhya melalui Instagram Story :
- Otak memiliki efek langsung pada lambung dan usus.
- Usus yang bermasalah akan mengirim sinyal ke otak, sama seperti otak yang bermasalah yang mengirim sinyal ke usus.
- Oleh karena itu, gangguan usus atau gangguan di perut bisa menjadi penyebab kecemasan, stres, atau depresi.
- Itu karena otak dan sistem pencernaan terhubung erat.
- Setiap usus mengandung bakteri, banyak di antaranya sangat penting: memecah makanan dan racun, membuat vitamin dan melatih sistem kekebalan tubuh kita.
Untuk itu, agar kita tidak mudah stres dan cemas, Parents dan si kecil harus konsumsi makanan yang sehat. Misalnya, konsumsi makanan yang mengandung probiotik dan prebiotik
“Sebanyak 90% serotonin (hormon yang mengatur mood kita) diproduksi di usus. Diproduksinya lewat apa? lewat makanan-makanan yang kita makan tentunya,” kata Saskhya yang juga merupakan Co-Founder Tiga Generasi.
Probiotik dan prebiotik bermanfaat bagi kesehatan sistem pencernaan dan tumbuh kembang optimal anak
Makanan dengan kandungan probiotik dan prebiotik sangat dibutuhkan untuk menjaga saluran pencernaan yang sehat. Sebab, keduanya dapat memastikan keberlangsungan hidup bakteri-bakteri baik yang ada di usus.
“Memakan makanan yang mengandung prebiotik (asupan agar para mikroba baik dapat berkembang) dan probiotik (si mikroba baiknya itu sendiri). Jadi, ilustrasinya adalah prebiotik itu pupuknya, kalau probiotik itu bibitnya. Ekosistem ini perlu dijaga untuk terus adanya di usus kita,” jelas Saskhya.
Di samping itu, untuk mendukung sistem pencernaan yang sehat, kita juga harus mengurangi asupan gula. Nyatanya, makanan yang mengandung gula tidak bisa menjadi mood-booster, justru orang yang sering mengonsumsi gula bisa membuatnya merasa lebih lelah dan resah.
“Aku engga bilang kalau kita harus menghilangkan asupan gula seluruhnya ya, tapi bisa berubah dari mindset bahwa kita butuh sesuatu yang manis-manis to make us feel better. Byee bobbaaa. Nah, pastikan juga asupan makanan ataupun snack bergula bagi si anak kita ga kebanyakan ya,” ujar Saskhya.
Penelitian tentang hubungan makan sehat dengan kesehatan fisik dan mental
Masih melalui Instagram Story nya, Saskhya Prima merangkum beberapa penelitian terkait manfaat makan sehat dengan kesehatan kita dan tentu saja tumbuh kembang anak.
1. Rasa percaya diri dipengaruhi oleh makan sehat
Riset dari The Sahlgrenska Academy, University of Gothenburg, Sweden menemukan ternyata pola makan sehat dapat berpengaruh pada rasa percaya diri yang lebih baik, lebih sedikit permasalahan emosi dan dengan peer.
2. Anak dengan overweight mudah depresi
Overweight pada anak selain pastinya berpengaruh pada kesehatan fisik anak, namun juga pada perkembangan psikologis anak. Anak yang overweight mudah depresi dan memiliki body image yang buruk.
3. Gangguan pencernaan bisa memicu masalah kesehatan mental anak
Sebuah riset di University of Columbia menemukan bahwa anak yang pada masa kecilnya sering mengalami gangguan gastronomi (pencernaan dan usus) bisa jadi mengindikasikan kemungkinan munculnya permasalahan kesehatan mental di masa depannya.
Untuk itu, sebisa mungkin Parents harus membiasakan anak untuk konsumsi makanan sehat, bagaimana caranya? Cek penjelasan berikut ini:
Penjelasan dari Saskhya Prima melalui Instagramnya
Demikianlah penjelasan tentang Gut Brain Axis, yang ternyata ada kaitannya antara kesehatan usus atau pencernaan dengan mood kita serta tumbuh kembang anak yang optimal. Semoga informasi ini bermanfaat, ya, Parents.
Baca juga :
Inilah kunci agar tumbuh kembang anak optimal, Parents wajib tahu!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.