Jangan Keliru, Begini 7 Cara Menerapkan Grounding Kids untuk Mendisiplinkan Anak

Boleh saja jika Parents ingin menghukum anak, asal dilakukan dengan cara yang tepat. Ini tipsnya!

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Orang tua sering melakukan grounding atau pemberian hukuman dengan cara membatasi hak-hak anak karena melanggar aturan. Seperti membatasi bermain ponsel selama beberapa jam, membatasi main games, hingga memberlakukan jam malam pada anak. Grounding kids dapat mendorong anak untuk memikirkan tindakan dan kesalahan yang dilakukan serta menemukan solusi untuk memperbaikinya.

Teknik disiplin ini membantu mengajari anak-anak konsekuensi melanggar aturan dan pentingnya batasan yang tepat. Di satu sisi, cara ini juga membantu orang tua untuk dapat menegakkan aturan di rumah maupun di luar rumah. 

Sebenarnya, grounding kids dapat menjadi metode disiplin yang efektif jika diterapkan pada waktu yang tepat, situasi yang tepat, dan untuk jangka waktu yang tepat. Namun jika tidak, hal itu bisa membuat jurang pemisah antara orang tua dan anak.

Oleh sebab itu, penting bagi Parents untuk mempelajari dan mengetahui tentang penerapan grounding kids. Yuk, simak penjelasan lengkapnya berikut ini! 

Artikel Terkait: Ingin anak tumbuh disiplin? Ini 5 langkah yang bisa Parents lakukan

Alasan Orang Tua Menggunakan Grounding Kids sebagai Hukuman untuk Anak

Ada banyak alasan orang tua menggunakan grounding kids sebagai cara menghukum anak. Berikut ini beberapa alasan paling umum mengapa orang tua melakukan grounding pada anak. 

1. Membangkang 

Membangkang ialah ketika Parents telah mencoba memberi tahu anak untuk berperilaku dengan baik dan bijak, tetapi lagi-lagi mereka mengabaikan instruksi tersebut dan malah membangkang serta melanggar aturan. 

2. Kekerasan

Beberapa anak memiliki sifat agresif dan terlalu kasar dengan Parents atau anak-anak lain yang ia temui, termasuk saudara kandungnya sendiri. Hal ini bisa berupa gertakkan atau perkelahian. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

3. Tidak Menghormati 

Terkadang, anak-anak membalas dengan komentar kasar atau bahkan ekspresi wajah yang menghina kepada seseorang yang berwenang di rumah, di masyarakat, atau di sekolah, biasanya dengan orang dewasa.

4. Berbohong

Anak-anak mungkin berbohong untuk keluar dari situasi sulit, menghindari masalah, atau bahkan mengalihkan kesalahan kepada orang lain.

5. Mencuri

Masalah lain yang kerap ditemui ialah mencuri. Penting bagi Parents untuk mempelajari perilaku ini agar tidak menjadi kebiasaan buruk anak.  

6. Kebiasaan Buruk 

Beberapa anak melakukan berbagai kebiasaan buruk selain berbohong. Kebiasaan ini dapat merusak perkembangan sosial dan emosional mereka.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Artikel Terkait: 7 Manfaat Menanamkan Pentingnya Disiplin pada Anak Usia Sekolah

Efek Negatif Penerapan Grounding Kids

Meskipun melakukan grounding pada anak bisa jadi membawa hasil yang diinginkan, tetapi grounding memiliki beberapa efek samping negatif, terutama jika hal itu tidak dilakukan dengan benar. Berikut ini beberapa efek negatif dari grounding

1. Anak Akan Menyimpan Dendam ke Orang Tua

Apabila grounding menyebabkan anak merasa malu, terutama jika menghukum mereka di depan teman-temannya, anak-anak bisa jadi akan menjadikan itu sebuah dendam. Mereka bahkan mungkin mulai membandingkan Anda dengan orang tua teman-teman mereka. Meskipun perilaku ini lebih sering terjadi pada remaja, anak-anak yang usia lebih muda juga menyimpan perasaan yang sama.

2. Anak Akan Memiliki Ketakutan atau Kecemasan yang Tidak Rasional 

Apabila Parents menghukum anak tanpa memberi alasan yang tepat, maka mereka akan ragu atau bertanya-tanya tentang pilihan dan tindakan mereka. Sebab, mereka tidak akan tahu apa yang membuat mereka merasa khawatir sehingga membuat mereka mengembangkan alasan ketakutan yang tidak rasional. Hukuman yang tidak jelas menyebabkan masalah lain termasuk peningkatan emosi seperti kecemasan. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

3. Grounding Kids Berisiko Membuat Anak Akan Menentang 

Jika anak-anak yang usia lebih muda takut dengan hukuman, anak-anak yang lebih besar atau remaja akan jadi pemberontak. Mereka akan melakukan kesalahan-kesalahan yang disengaja untuk mengganggu Parents.

Secara umum, jika Anda harus menghukum anak untuk kesalahan yang sama lebih dari dua kali, itu menunjukkan bahwa mereka tidak belajar darinya, dan Anda perlu mempertimbangkan pilihan lain.

4. Anak Akan Belajar Membuat Orang Tua Kewalahan 

Beberapa anak memiliki bakat luar biasa untuk berulang kali meminta sesuatu yang mereka inginkan sampai Anda menuruti permintaan mereka. Begitu anak-anak Anda tahu berapa lama waktu yang Anda butuhkan untuk memecah atau bagaimana mengadu domba orang tua satu sama lain, mereka akan melakukannya berulang kali untuk membuat Parents kewalahan. 

5. Anak Akan Merasa Kebingungan 

Parents harus mencoba menghubungkan konsekuensi dengan perilaku. Misalnya, jika mereka menjatuhkan remote televisi berulang kali, maka beri tahu anak untuk berhati-hati.

Akan tetapi, jika Parents tiba-tiba mematikan televisi ketika anak melakukan kesalahan, mereka akan bingung mengapa mereka dihukum atau mengapa Parents marah? Mereka mungkin akhirnya kehilangan minat untuk menonton televisi sama sekali atau mencari celah untuk menontonnya, seperti menonton TV di tempat teman mereka.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Artikel Terkait: Mengenalkan dan Mendidik Disiplin Waktu pada Anak

Cara Tepat Melakukan Grounding Kids 

Menghukum anak memang bisa jadi salah satu jalan keluar untuk mendisiplinkan anak. Nammun, Parents harus mengetahui bagaimana cara melakukan grounding yang baik dan tepat agar efektif dan tidak menimbulkan efek negatif. 

1. Tentukan Kondisi dan Konsekuensi

Alih-alih mengeluarkan instruksi yang tidak jelas, seperti,"Kamu berperilaku baik atau Bunda kasih hukuman?" berikan anak instruksi eksplisit dengan konsekuensinya. Misalnya, Anda dapat mengatakan, "Kalau kamu menjatuhkan remote televisi lagi, maka kamu enggak boleh nonton tv dua hari." 

Tergantung pada usia anak, Parents dapat menambah atau mengurangi intensitas dan sifat hukuman. Parents juga harus memastikan anak mengerti alasan mereka dihukum.  Aturan paling baik jika ditulis, ditinjau bersama anak-anak, dan dikaitkan dengan konsekuensi tertentu.

2. Terapkan Grounding Kids dengan Fokus pada Tujuan Jangka Pendek 

Anak-anak mungkin merasa sulit untuk berkonsentrasi pada tujuan jangka panjang. Jadi, Parents harus memberi mereka instruksi yang bisa membuat mereka fokus.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Alih-alih mengatakan, "Kamu harus belajar dengan baik agar kamu berhasil di ujian semester," Parents bisa mengatakan, "Selesaikan pekerjaan rumah ini hari ini, dan kamu bisa belajar untuk ujian besok."

Dan ketika anak menyelesaikan tugas yang diminta, akui itu. Penguatan positif adalah cara terbaik untuk membentuk perilaku yang baik.

3. Bicaralah dengan Anak

Jika anak melakukan kesalahan, hal pertama yang harus dilakukan adalah memulai percakapan dengan mereka. Ciptakan lingkungan di mana mereka merasa aman untuk berdiskusi dengan Parents, sehingga mereka merasa diizinkan untuk belajar dari kesalahan tanpa takut dihakimi. Ini adalah cara terbaik untuk menasihati mereka dengan tindakan yang benar. 

Jika anak khawatir bahwa orang tuanya kehilangan kesabaran, mereka akan menjadi kaku, tertutup, dan tidak terbuka untuk menerima bimbingan dari Parents. Terlebih apabila amarah mereka membara, tidak ada kata terlambat untuk meminta maaf, anak-anak juga belajar dari kesalahan dan kebaikan yang diajarkan. 

4. Tanyakan Apa yang Mereka Pikirkan?

Biarkan anak berbicara dan mengekspresikan pikirannya. Mereka pasti telah berpikir dengan cara tertentu untuk sampai pada keputusan akhir mereka. Ini membantu Anda memahami apa yang membuat mereka melakukan tindakan tertentu. 

Meskipun tergoda untuk mengoreksi setiap pemikiran saat mereka menceritakannya, tetaplah tenang dan biarkan mereka menyelesaikan apa yang mereka katakan sebelum Parents memberi nasihat pada mereka. Mengekspresikan pikiran mereka dengan lantang juga bisa memberi anak perspektif baru tentang perbuatannya. 

5. Disiplin dari Niat Bukan Hanya Tindakan

Jika anak telah melakukan sesuatu yang tidak pantas dalam keadaan marah, fokuslah pada maksud dari tindakan itu daripada tindakan itu sendiri. Misalnya, jika mereka marah lalu memecahkan sesautu, mereka harus diajari cara yang benar untuk menangani kemarahan daripada berfokus pada barang yang rusak.

Ini mengajarkan anak-anak bahwa meskipun mereka dapat melampiaskan amarahnya, mereka tidak boleh menghancurkan barang atau menyakiti orang. Ini adalah cara lain untuk mengajari anak-anak bahwa tindakan memiliki konsekuensi.

6. Jangan Berlebihan 

Mengurangi kegiatan favorit anak adalah salah satu cara paling efektif untuk melakukan grounding kids. Namun, jika Parents melakukannya berlebihan, anak akan kesal dan tidak belajar dari kesalahan. Memang hal yang mudah membatasi apa yang menjadi hak anak, tetapi hal ini tidak akan menghilangkan kebiasaan buruknya. 

7. Lakukan Grounding Kids Jangka Pendek 

Tujuan jangka panjang tampaknya lebih berbahaya daripada jangka pendek. Anak-anak, terutama ketika mereka lebih besar, menemukan cara untuk menipu atau menyiasati hukuman. Selain itu, grounding jangka panjang juga tidak akan membuat mereka untuk berubah perilaku baik. Sehingga fokus pada grounding jangka pendek adalah yang terbaik. 

Itulah serba serbi grounding kids yang bisa Parents terapkan untuk mengajarkan disiplin pada anak. Apakah Parents berniat mencobanya?

Grounding Kids: Reasons, Side Effects, And How To Do It
www.momjunction.com/articles/grounding-kids-reasons-side-effects_00745937/

Grounding as Effective Discipline for Teenagers
www.verywellfamily.com/effective-discipline-ideas-for-teen-grounding-1270219

Baca Juga: 

id.theasianparent.com/cara-cara-untuk-menertibkan-anak-kecil-yang-baru-belajar-jalan-anda

id.theasianparent.com/disiplin-pada-anak

id.theasianparent.com/penerapan-disiplin-positif

Penulis

lolita