Orang tua sering melakukan grounding atau pemberian hukuman dengan cara membatasi hak-hak anak karena melanggar aturan. Seperti membatasi bermain ponsel selama beberapa jam, membatasi main games, hingga memberlakukan jam malam pada anak. Grounding kids dapat mendorong anak untuk memikirkan tindakan dan kesalahan yang dilakukan serta menemukan solusi untuk memperbaikinya.
Teknik disiplin ini membantu mengajari anak-anak konsekuensi melanggar aturan dan pentingnya batasan yang tepat. Di satu sisi, cara ini juga membantu orang tua untuk dapat menegakkan aturan di rumah maupun di luar rumah.
Sebenarnya, grounding kids dapat menjadi metode disiplin yang efektif jika diterapkan pada waktu yang tepat, situasi yang tepat, dan untuk jangka waktu yang tepat. Namun jika tidak, hal itu bisa membuat jurang pemisah antara orang tua dan anak.
Oleh sebab itu, penting bagi Parents untuk mempelajari dan mengetahui tentang penerapan grounding kids. Yuk, simak penjelasan lengkapnya berikut ini!
Artikel Terkait: Ingin anak tumbuh disiplin? Ini 5 langkah yang bisa Parents lakukan
Alasan Orang Tua Menggunakan Grounding Kids sebagai Hukuman untuk Anak
Ada banyak alasan orang tua menggunakan grounding kids sebagai cara menghukum anak. Berikut ini beberapa alasan paling umum mengapa orang tua melakukan grounding pada anak.
1. Membangkang
Membangkang ialah ketika Parents telah mencoba memberi tahu anak untuk berperilaku dengan baik dan bijak, tetapi lagi-lagi mereka mengabaikan instruksi tersebut dan malah membangkang serta melanggar aturan.
2. Kekerasan
Beberapa anak memiliki sifat agresif dan terlalu kasar dengan Parents atau anak-anak lain yang ia temui, termasuk saudara kandungnya sendiri. Hal ini bisa berupa gertakkan atau perkelahian.
3. Tidak Menghormati
Terkadang, anak-anak membalas dengan komentar kasar atau bahkan ekspresi wajah yang menghina kepada seseorang yang berwenang di rumah, di masyarakat, atau di sekolah, biasanya dengan orang dewasa.
4. Berbohong
Anak-anak mungkin berbohong untuk keluar dari situasi sulit, menghindari masalah, atau bahkan mengalihkan kesalahan kepada orang lain.
5. Mencuri
Masalah lain yang kerap ditemui ialah mencuri. Penting bagi Parents untuk mempelajari perilaku ini agar tidak menjadi kebiasaan buruk anak.
6. Kebiasaan Buruk
Beberapa anak melakukan berbagai kebiasaan buruk selain berbohong. Kebiasaan ini dapat merusak perkembangan sosial dan emosional mereka.
Artikel Terkait: 7 Manfaat Menanamkan Pentingnya Disiplin pada Anak Usia Sekolah
Efek Negatif Penerapan Grounding Kids
Meskipun melakukan grounding pada anak bisa jadi membawa hasil yang diinginkan, tetapi grounding memiliki beberapa efek samping negatif, terutama jika hal itu tidak dilakukan dengan benar. Berikut ini beberapa efek negatif dari grounding:
1. Anak Akan Menyimpan Dendam ke Orang Tua
Apabila grounding menyebabkan anak merasa malu, terutama jika menghukum mereka di depan teman-temannya, anak-anak bisa jadi akan menjadikan itu sebuah dendam. Mereka bahkan mungkin mulai membandingkan Anda dengan orang tua teman-teman mereka. Meskipun perilaku ini lebih sering terjadi pada remaja, anak-anak yang usia lebih muda juga menyimpan perasaan yang sama.
2. Anak Akan Memiliki Ketakutan atau Kecemasan yang Tidak Rasional
Apabila Parents menghukum anak tanpa memberi alasan yang tepat, maka mereka akan ragu atau bertanya-tanya tentang pilihan dan tindakan mereka. Sebab, mereka tidak akan tahu apa yang membuat mereka merasa khawatir sehingga membuat mereka mengembangkan alasan ketakutan yang tidak rasional. Hukuman yang tidak jelas menyebabkan masalah lain termasuk peningkatan emosi seperti kecemasan.
3. Grounding Kids Berisiko Membuat Anak Akan Menentang
Jika anak-anak yang usia lebih muda takut dengan hukuman, anak-anak yang lebih besar atau remaja akan jadi pemberontak. Mereka akan melakukan kesalahan-kesalahan yang disengaja untuk mengganggu Parents.
Secara umum, jika Anda harus menghukum anak untuk kesalahan yang sama lebih dari dua kali, itu menunjukkan bahwa mereka tidak belajar darinya, dan Anda perlu mempertimbangkan pilihan lain.
4. Anak Akan Belajar Membuat Orang Tua Kewalahan
Beberapa anak memiliki bakat luar biasa untuk berulang kali meminta sesuatu yang mereka inginkan sampai Anda menuruti permintaan mereka. Begitu anak-anak Anda tahu berapa lama waktu yang Anda butuhkan untuk memecah atau bagaimana mengadu domba orang tua satu sama lain, mereka akan melakukannya berulang kali untuk membuat Parents kewalahan.
5. Anak Akan Merasa Kebingungan
Parents harus mencoba menghubungkan konsekuensi dengan perilaku. Misalnya, jika mereka menjatuhkan remote televisi berulang kali, maka beri tahu anak untuk berhati-hati.
Akan tetapi, jika Parents tiba-tiba mematikan televisi ketika anak melakukan kesalahan, mereka akan bingung mengapa mereka dihukum atau mengapa Parents marah? Mereka mungkin akhirnya kehilangan minat untuk menonton televisi sama sekali atau mencari celah untuk menontonnya, seperti menonton TV di tempat teman mereka.
Artikel Terkait: Mengenalkan dan Mendidik Disiplin Waktu pada Anak
Cara Tepat Melakukan Grounding Kids
Menghukum anak memang bisa jadi salah satu jalan keluar untuk mendisiplinkan anak. Nammun, Parents harus mengetahui bagaimana cara melakukan grounding yang baik dan tepat agar efektif dan tidak menimbulkan efek negatif.
1. Tentukan Kondisi dan Konsekuensi
Alih-alih mengeluarkan instruksi yang tidak jelas, seperti,”Kamu berperilaku baik atau Bunda kasih hukuman?” berikan anak instruksi eksplisit dengan konsekuensinya. Misalnya, Anda dapat mengatakan, “Kalau kamu menjatuhkan remote televisi lagi, maka kamu enggak boleh nonton tv dua hari.”
Tergantung pada usia anak, Parents dapat menambah atau mengurangi intensitas dan sifat hukuman. Parents juga harus memastikan anak mengerti alasan mereka dihukum. Aturan paling baik jika ditulis, ditinjau bersama anak-anak, dan dikaitkan dengan konsekuensi tertentu.
2. Terapkan Grounding Kids dengan Fokus pada Tujuan Jangka Pendek
Anak-anak mungkin merasa sulit untuk berkonsentrasi pada tujuan jangka panjang. Jadi, Parents harus memberi mereka instruksi yang bisa membuat mereka fokus.
Alih-alih mengatakan, “Kamu harus belajar dengan baik agar kamu berhasil di ujian semester,” Parents bisa mengatakan, “Selesaikan pekerjaan rumah ini hari ini, dan kamu bisa belajar untuk ujian besok.”
Dan ketika anak menyelesaikan tugas yang diminta, akui itu. Penguatan positif adalah cara terbaik untuk membentuk perilaku yang baik.
3. Bicaralah dengan Anak
Jika anak melakukan kesalahan, hal pertama yang harus dilakukan adalah memulai percakapan dengan mereka. Ciptakan lingkungan di mana mereka merasa aman untuk berdiskusi dengan Parents, sehingga mereka merasa diizinkan untuk belajar dari kesalahan tanpa takut dihakimi. Ini adalah cara terbaik untuk menasihati mereka dengan tindakan yang benar.
Jika anak khawatir bahwa orang tuanya kehilangan kesabaran, mereka akan menjadi kaku, tertutup, dan tidak terbuka untuk menerima bimbingan dari Parents. Terlebih apabila amarah mereka membara, tidak ada kata terlambat untuk meminta maaf, anak-anak juga belajar dari kesalahan dan kebaikan yang diajarkan.
4. Tanyakan Apa yang Mereka Pikirkan?
Biarkan anak berbicara dan mengekspresikan pikirannya. Mereka pasti telah berpikir dengan cara tertentu untuk sampai pada keputusan akhir mereka. Ini membantu Anda memahami apa yang membuat mereka melakukan tindakan tertentu.
Meskipun tergoda untuk mengoreksi setiap pemikiran saat mereka menceritakannya, tetaplah tenang dan biarkan mereka menyelesaikan apa yang mereka katakan sebelum Parents memberi nasihat pada mereka. Mengekspresikan pikiran mereka dengan lantang juga bisa memberi anak perspektif baru tentang perbuatannya.
5. Disiplin dari Niat Bukan Hanya Tindakan
Jika anak telah melakukan sesuatu yang tidak pantas dalam keadaan marah, fokuslah pada maksud dari tindakan itu daripada tindakan itu sendiri. Misalnya, jika mereka marah lalu memecahkan sesautu, mereka harus diajari cara yang benar untuk menangani kemarahan daripada berfokus pada barang yang rusak.
Ini mengajarkan anak-anak bahwa meskipun mereka dapat melampiaskan amarahnya, mereka tidak boleh menghancurkan barang atau menyakiti orang. Ini adalah cara lain untuk mengajari anak-anak bahwa tindakan memiliki konsekuensi.
6. Jangan Berlebihan
Mengurangi kegiatan favorit anak adalah salah satu cara paling efektif untuk melakukan grounding kids. Namun, jika Parents melakukannya berlebihan, anak akan kesal dan tidak belajar dari kesalahan. Memang hal yang mudah membatasi apa yang menjadi hak anak, tetapi hal ini tidak akan menghilangkan kebiasaan buruknya.
7. Lakukan Grounding Kids Jangka Pendek
Tujuan jangka panjang tampaknya lebih berbahaya daripada jangka pendek. Anak-anak, terutama ketika mereka lebih besar, menemukan cara untuk menipu atau menyiasati hukuman. Selain itu, grounding jangka panjang juga tidak akan membuat mereka untuk berubah perilaku baik. Sehingga fokus pada grounding jangka pendek adalah yang terbaik.
Itulah serba serbi grounding kids yang bisa Parents terapkan untuk mengajarkan disiplin pada anak. Apakah Parents berniat mencobanya?
Baca Juga:
Mendidik Anak Balita Agar Disiplin
Ingin anak tumbuh disiplin, Parents perlu terapkan hal penting ini!
Bukan Hukuman, Ini Penerapan Disiplin Positif yang Perlu Parents Lakukan kepada Anak
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.