Seperti apa pandangan generasi sandwich dalam Islam?
Istilah generasi sandwich kian populer beberapa tahun kebelakang seiring dengan meningkatnya minat masyarakat modern untuk lebih mendalami literasi keuangan.
Namun dari sisi agama Islam, bagaimana pandangan tentang generasi ini?
Gulir artikel ini sampai habis.
Artikel terkait: Termasuk Generasi Sandwich? Ini Instrumen Investasi yang Cocok untuk Anda!
Definisi
Dikutip dari situs sikapiuangmu OJK, istilah generasi sandwich diperkenalkan pertama kali oleh Profesor sekaligus direktur praktikum University Kentucky, Lexington, Amerika Serikat bernama Dorothy A. Miller.
Generasi sandwich adalah generasi orang dewasa yang harus menanggung hidup 3 generasi yaitu orang tuanya, diri sendiri, dan anaknya.
Kondisi tersebut dianalogikan seperti sandwich di mana sepotong daging terhimpit oleh 2 buah roti.
Roti tersebut diibaratkan sebagai orang tua (generasi atas) dan anak (generasi bawah), sedangkan isi utamanya berupa daging, mayonnaise, dan saus yang terhimpit oleh roti diibaratkan bagai diri sendiri.
Mengutip dari alamisharia, banyak faktor yang dapat melatarbelakanginya, namun umumnya ini terjadi karena kegagalan finansial orang tua atau tidak adanya perencanaan finansial orang tua terhadap anaknya.
Biasanya generasi sandwich timbul dari orang tua yang tidak memiliki perencanaan finansial yang baik untuk masa tuanya dan akan berpotensi besar untuk membuat sang anak menjadi generasi sandwich berikutnya.
Jika mata rantai tak diputus, siklus ini akan berlanjut di masa mendatang.
Di satu sisi, tuntutan ekonomi yang besar ini perasaan cemas, takut dan sedih kerap menghampiri. Apalagi jika secara ekonomi Anda belum mapan dan cenderung kekurangan.
Namun di sisi lain, merawat dan menafkahi orang tua di masa lansia mereka merupakan suatu upaya berbakti kepada mereka. Dan hal tersebut dapat mendatangkan berkah.
Lalu, sebenarnya, apakah generasi sandwich suatu beban atau berkah?
Mari kita lihat dari sudut pandang Islam terkait problema generasi sandwich ini. Melansir dari beberapa sumber, simak ulasannya berikut ini.
Artikel terkait: Agar Tak Cekcok, Ini 6 Cara Atur Uang untuk Bantu Orang Tua dan Mertua
Generasi Sandwich dalam Pandangan Islam
Mengutip dari situs Hidayatullah, Islam sebagai agama yang kamil wa syamil telah memberikan pedoman sekaligus solusi terhadap berbagai persoalan yang dihadapi ummatnya, sampai kepada urusan ke kamar belakang pun sudah diatur dalam syariat nan agung ini.
Islam memberi pedoman menyangkut kebutuhan hidup dan keberlangsungan kehidupan di muka bumi yang adil dan merata, di antaranya menyikapi beban yang ditanggung generasi sandwich dalam menanggung hajat hidup dua generasi dalam hidupnya.
Dalam Islam menanggung beban keluarga disebut dengan bersedekah kepada kerabat dan memiliki keutamaan yang sangat besar di sisi Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yaitu diganjar dengan pahala bersedekah sekaligus menyambung silaturrahim (hubungan kekerabatan).
Hubungan kekerabatan yang dimaksud di sini adalah orang tua, istri, dan anak dalam tanggungannya sebagaimana hadits dari Salman bin Amir Radhiyallahu ‘Anhu Rasulullah SAW bersabda,
إِنَّ الصَّدَقَةَ عَلَى الْمِسْكِينِ صَدَقَةٌ وَعَلَى ذِي الرَّحِمِ اثْنَتَانِ صَدَقَةٌ وَصِلَةٌ
“Sesungguhnya sedekah kepada orang miskin pahalanya satu sedekah, sedangkan sedekah kepada kerabat pahalanya dua; pahala sedekah dan pahala menjalin hubungan kekerabatan.” (HR. An-Nasai No. 2583, Tirmidzi No. 658, Ibnu Majah No. 1844).
Al Qadhi Abu Syuja dalam Tuasikal (2018) menjelaskan bahwa seorang anak wajib menafkahi orang tuanya jika terpenuhi syarat bahwa orang tuanya dalam keadaan miskin dan tidak mampu lagi mencari nafkah.
Atau orang tuanya dalam keadaan miskin dan hilang akal sehatnya.
Sedangkan nafkah kepada anak menjadi wajib jika anak tersebut masih kecil (belum baligh) dan miskin; belum kuat bekerja; serta miskin dan hilang akal sehatnya.
Artikel terkait: Sandwich Generation, Dilema Parents Milenial, Andakah Salah Satunya?
Generasi Sandwich dalam Islam Bukanlah Sebuah Beban
Memberi nafkah kepada orang tua merupakan salah satu di antara bentuk birrul walidain kepada mereka terutama apabila mereka telah berusia lanjut.
Maka semestinya tidaklah dianggap sebagai sebuah beban melainkan sebuah kesempatan berharga nan langka yang tidak semua orang diberi kesempatan meraihnya.
Jawas (2020) mengungkapkan bahwa banyak hadits yang menunjukkan kerugian yang dialami orang yang tidak berbakti kepada orang tua terutama saat mereka masih berada di sisi kita dan telah mencapai usia lanjut.
Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu Nabi SAW bersabda,
رَغِمَ أَنْفُ، ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُ، ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُ مَنْ أَدْرَكَ أَبَوَيْهِ عِنْدَ الكِبَرِ، أَحَدُ هُمَا أَوكِلَيْهِمَا، فَلَمْ يَدْخُلِ الْجَنَّةَ
“Celaka, sekali lagi celaka, dan sekali lagi celaka orang yang mendapatkan kedua orang tuanya berusia lanjut, salah satunya atau keduanya, tetapi (dengan itu) dia tidak masuk syurga”. (HR. Muslim No. 2551 dan HR. Ahmad 2: 254, 346).
Harus Bersyukur Tanpa Pasrah dengan Keadaan
Melansir dari islami.co, menurut KH Cholil Navis, seorang ulama terkenal yang berprofesi sebagai dosen dan penulis ini mengatakan, pada tulisannya bahwa menjadi generasi sandwich ini menjadikan kita kesempatan untuk lebih banyak lagi bersyukur.
Apalagi jika menyangkut orang tua.
“Islam mengajarkan agar selalu berbakti dan bersyukur kepada kedua orang tua sebagaimana bersyukur kepada Allah SWT. Allah SWT berfirman: ‘Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Ku-lah kembalimu. (QS. Lukman: 14),”
Namun, bagi generasi muslim yang terjebak menjadi generasi sandwich tidak serta merta bersyukur lalu segalanya akan baik-baik saja. Tidak sesederhana itu.
Bersyukur adalah sebuah konsep yang ada dalam kepala dan diaplikasikan dalam tindakan sehari-sehari.
Menjadi pribadi yang gemar bersyukur ini adalah pintu menuju keberkahan asalkan dilakukan dengan cara-cara yang tepat guna menyingkirkan himpitan generasi sandwich.
Artikel terkait: 6 Strategi Atur Uang demi Tercapainya Financial Goals Keluarga
Generasi Sandwich dalam Islam, Apa yang Perlu Dibenahi?
Pola pikir adalah hal pertama, menurut KH Cholil Navis, yang harus ditata ulang.
Selanjutnya adalah komunikasi dengan orang tua atas segala keterbatasan yang ada dan berusaha memikirkan solusi bersama, dan terakhir adalah menata ulang pos-pos ekonomi yang krusial untuk diamankan terlebih dahulu.
Misalnya, soal makanan, rumah dan semacamnya.
Tiga hal ini paling tidak akan membuat Anda merasa menjadi generasi sandwich tidak semenyakitkan itu.
Segala sesuatu pasti ada solusinya. Itulah pentingnya bagi generasi muslim untuk belajar literasi keuangan.
Belajar keuangan akan membantu Anda untuk keluar dari betapa menakutkannya jadi generasi sandwich, dan tidak mewariskan hal yang sama kepada anak Anda nantinya.
Tidak akan membuat sang anak repot di kemudian hari.
Artikel terkait: Cegah Anak Jadi Generasi Sandwich, Bagaimana Menyiapkan Dana Pensiun Mulai Sekarang?
Tips Memutus Rantai Generasi Sandwich
Nah, jika mengikuti ilmu keuangan, kita bisa kok keluar dari jeratan generasi sandwich ini.
Anda tinggal googling dan akan banyak sekali cara-cara yang bisa kamu pelajari untuk bisa memutus mata rantai ini.
1. Cermat Mengatur Cashflow Keuangan
Yang perlu Anda lakukan adalah, pertama, pintar-pintar mengatur pola keuangan.
Anda bisa mulai membagi pos-pos keuangan dan mengelolanya dengan bijak.
Anda bisa juga berbicara dengan orang tua dengan kondisimu saat ini, berusaha mengatasi masalah ini bersama-sama agar Anda tidak merasa sendirian.
2. Bicarakan dengan Anggota Keluarga
Ada beberapa di antara Parents yang masih belum terbiasa membicarakan keuangan dengan keluarga.
Karena takut berakhir canggung. Tapi, biar tidak memberatkan, hal ini harus dibicarakan.
Kalau punya saudara, ajak mereka untuk ikut menanggung kebutuhan finansial orang tua.
Biar terasa lebih ringan. Tapi, kalau Anda anak tunggal, coba bicarakan ke orang tua.
Beritahu kemampuan finansial Anda dan juga kebutuhan diri sendiri yang harus ditanggung.
3. Siapkan Investasi dan Tabungan
Ketiga, mempersiapkan pos investasi atau tabungan untuk masa depan. Hal ini penting supaya Anda tidak mewariskan sandwich ini kepada anak-anak kelak.
Berusaha keluar dari generasi sandwich adalah kunci.
4. Lindungi Diri dan Keluarga dengan Asuransi Kesehatan
Bagi generasi sandwich, asuransi kesehatan penting untuk dimiliki supaya ketika musibah sakit parah atau kecelakaan melanda, keuangan Anda tetap terlindungi.
Biaya berobat hingga rawat inap akan ditanggung oleh perusahaan asuransi.
Sekadar tips, miliki asuransi kesehatan terbaik sesuai dengan kebutuhan untuk diri Anda, keluarga serta orang tua.
Selain asuransi kesehatan dari pemerintah (BPJS Kesehatan), Anda juga bisa mempertimbangkan untuk membeli asuransi tambahan.
5. Bersyukur dan Senantiasa Berpikir Positif
Terakhir, dan ini yang penting. Syukur dan senantiasa berpikir positif.
Syukur memang tidak mudah, apalagi jika Anda seolah dipaksa lebih keras dan terus menerus bekerja untuk memenuhi tanggung jawab sebagai generasi sandwich.
Marah, kesal dan sedih itu wajar kok. Apalagi dengan kondisi menjadi generasi sandwich.
Tapi, percayalah tetap bersyukur dan optimis bahwa segala yang Anda alami ini hanya sementara saja.
Hingga beban yang di Pundak akan sedikit berkurang, perlahan-lahan sambil Anda terus menyiapkan diri untuk keluar dari jeratan sandwich ini.
***
Demikian ulasan mengenai generasi sandwich dalam pandangan islam dan juga tips keuangannya. Semoga bermanfaat, Parents!
Baca Juga:
Cegah Anak Jadi Generasi Sandwich, Bagaimana Menyiapkan Dana Pensiun Mulai Sekarang?
5 Fakta Film Cinta Pertama, Kedua, dan Ketiga, Angkat Isu Sandwich Generation
Termasuk Generasi Sandwich? Ini Instrumen Investasi yang Cocok untuk Anda!