Gangguan tidur sleep apnea ternyata tidak hanya bisa dialami oleh orang dewasa, tetapi juga anak-anak. Namun pada anak-anak, masalah tidur ini seringkali tidak terdeteksi bahkan bisa salah diagnosis. Bagaimana mengenali gejala sleep apnea pada anak?
Mengenal sleep apnea pada anak
Masalah tidur ini tidak bisa dianggap sepele, karena bukan hanya bisa mengganggu tumbuh kembang anak, tetapi juga menyebabkan kematian mendadak.
Dikutip dari laman Hello Sehat, sleep apnea merupakan gangguan tidur yang bisa menyebabkan napas berhenti selama tidur karena tersumbatnya jalur napas seseorang.
Sumbatan tersebut menyebabkan aliran udara ke paru-paru tersendat sehingga otak serta jaringan dan organ tubuh lainnya tidak mendapat cukup oksigen. Akibatnya, timbul sensasi tercekik, dan terjadi penghentian napas selama 10-60 detik.
Gejala sleep apnea pada anak
Sleep apnea memang bisa membahayakan. Karena itu, waspada jika si kecil Anda mengalami beberapa tanda yang menunjukkan gejala sleep apnea pada anak, seperti berikut:
-
Mendengkur
Para ahli menyarankan para orangtua untuk waspada jika anak mereka mendengkur saat tidur. Ini merupakan gejala sleep apnea pada anak yang paling diwaspadai. Pada saat tidur, saluran napas seharusnya dalam keadaaan rileks dan melebar.
Sleep apnea membuatnya menyempit, sehingga setiap tarikan napas anak membuat jaringan di sekitar jalur napasnya bergetar.
-
Tidur sambil berjalan
Berjalan dalam tidur atau disebut sleep walking dapat mempengaruhi sekitar 10 persen anak-anak, setidaknya satu kali antara usia 3 hingga 10 tahun.
Berjalan saat tertidur dapat dikaitkan dengan kebingungan. Si kecil itu akan tampak bangun, tetapi tetap dalam keadaan tidur. Hal ini paling sering terjadi pada sepertiga malam.
-
Gigi gemeretak
Sleep apnea sering terjadi ketika jaringan lunak seperti amandel, kelenjar gondok, langit-langit lunak, dan lidah di belakang tenggorokan menghalangi jalan napas. Menggemeretakkan gigi bisa jadi merupakan cara tubuh tanpa sadar mempertahankan saluran udara terbuka, yang sering menjadi ciri sleep apnea.
-
Mengompol
Anak-anak memang sering mengompol di malam hari, tetapi dianggap masalah jika terjadi dua kali seminggu di atas usia 5 tahun.
Sleep enuresis, seperti yang disebut, biasanya lebih banyak memengaruhi anak laki-laki dan mungkin dialami 3 hingga 30 persen anak-anak berusia 4 hingga 12 tahun. Ini terjadi selama gelombang tidur melambat, dan terjadi kegagalan untuk bangun ketika kandung kemih penuh.
Meskipun mungkin bisa disebabkan infeksi, stres, kafein, atau kondisi medis lainnya, hal ini juga bisa menjadi gejala sleep apnea.
- Berkeringat saat tidur
Kecuali saat si kecil demam, ya. Tapi, tidak normal jika anak-anak sangat sering tidur dengan bersimbah keringat. Jika suhu ruangan tampak normal, keringat berlebih ini mungkin bukti bahwa anak Anda sedang berjuang untuk bernafas saat tidur.
Sleep apnea sering dikaitkan dengan penurunan kadar oksigen, lonjakan tekanan darah dan detak jantung, serta lonjakan hormon stres.
-
Tidur gelisah
Jika anak tidur sangat gelisah bisa menjadi pertanda sulitnya bernapas karena sleep apnea. Sleep apnea juga dapat membuat si kecil dalam posisi tidur yang tidak biasa, karena upaya menemukan posisi yang nyaman untuk bernapas.
- ADHD
ADHD mungkin merupakan salah satu penyebab paling umum dari kondisi ini. Anak-anak dengan ADHD mengalami kesulitan fokus, perilaku hiperaktif, sulit mengendalikan emosi, atau impulsif. Hal ini bisa memengaruhi tingkahnya di sekolah.
Mereka malah terlihat hiperaktif untuk membantu mereka tetap terjaga. Masalah konsentrasi dan perhatian juga dihubungkan dengan masalah tidur yang terganggu.
Apakah si kecil menunjukkan salah satu dari tanda di atas, Bun?
Baca juga:
Anak kurang tidur, benarkah pertanda ada gangguan kesehatan?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.