Sifilis merupakan salah satu Infeksi Menular Seksual yang disebabkan bakteri Treponema Pallidum. Bila tak ditangani dengan baik, penyakit ini bisa berakibat fatal bahkan membahayakan jiwa. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui apa saja gejala sifilis.
Hal ini pun ditegaskan Dr. dr. Wresti Indriatmi, SpKK(K), M.Epid, Spesialis Kulit dan Kelamin Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM). “Kita sebaiknya tidak menyepelekan infeksi menular satu ini karena setiap tahun, korbannya makin bertambah,” ujarnya.
Senada dengan dr. Wresti, dr. Anthony Handoko, SpKK, FINDSV, CEO Klinik Pramudia mengingatkan pentingnya kesadaran semua orang akan kemungkinan penyakit ini bisa menjangkit diri sendiri maupun orang terdekat.
5 Fakta mengenai penyakit Sifilis
Gejala sifilis samar, disebut Silent Disease
Untuk memahami penyakit sifilis, theAsianparent mengungkap beberapa fakta penting.
1. Gejala dan hal yang perlu diwaspadai
“Penyakit ini termasuk Silent Disease. Ya, banyak orang yang sebetulnya tidak menyadari dirinya mengalami penyakit yang disebut juga dengan raja singa ini. Sebetulnya gejala di fase awalnya sendiri memang banyak tidak dirasakan.
Gejala sifilis dimulai dari munculnya luka atau lesi yang tidak terasa sakit di area kelamin, mulut, atau dubur. Nah, luka inilah yang membuat bakteri masuk lalu menginfeksi.
Ini termasuk tahap awal, tapi karena tidak terasa sakit memang pasien jarang memeriksakan kondisiny. Selian itu, penyakit ini juga mirip eksim dan psoriasis sehingga tak jarang pasien sifilis bisa menduga bahwa kondisinya bukanlah Infeksi Menular Seksual,” ujar dr. Wresti.
Adapun gejala selain luka yang terkait dengan sifilis ini antara lain :
- Terdapat ruam merah di kulit maupun selaput lendir.
- Ada banyak luka di telapak tangan dan telapak kaki.
- Pembesaran kelenjar getah bening di tubuh.
- Adanya gangguan organ dalam tubuh.
“Oleh karena itu, seperti apa pun luka yang terdapat di kelamin atau bagian yang disebutkan, walau pun tidak sakit harus tetap diperiksakan,” tambah dr. Anthony.
Artikel Terkait : Waspadai infeksi menular seksual saat hamil bisa membahayakan janin, catat gejalanya!
2. Laki-laki lebih banyak yang terinfeksi
Data menunjukkan bahwa laki-kaki banyak yang terinfeksi sifilis. Hal ini dijelaskan dr. Wresti, “Belakangan ini memang pasien laki-laki lebih meningkat. Salah satu faktornya adalah karena gaya hidup sebagian laki-laki yang melakukan aktivitas seksual dengan laki-laki. Biasanya akan saling menularkan.
Meskipun begitu, menurutnya risiko tetap saja bisa sama terjadi pada perempuan bila memang pasangan seksnya sudah terinfeksi.
Di sisi lain, menurut dr. Anthony memang penyebab mengapa lebih banyak penderita laki-laki yang tercatat tidak terlepas karena lewat data terlihat bahwa dibandingkan perempuan, kaum laki-laki yang sering melakukan pemeriksaan.
Sepanjang bulan Juli-September 2019, data pasien sifilis terbilang tinggi. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, ada sekitar 1.586 pasien Sifilis yang diobati di Indonesia, dari beragam kelompok risiko seperti wanita pekerja seks (WPS), pria pekerja seks (PPS), lelaki seks dengan lelaki (LSL), injection drug user (IDU), waria, pasangan risti, dan pelanggan pekerja seks
“Bila memang sudah dicurigai kondisi sifilis, biasanya dokter akan menanyakan mengenai riwayat hubungan seks. Kebanyakan memang memiliki lebih dari satu pasangan, bahkan memang ada yang punya belasan hingga puluhan pasangannya seks,” ujar dr. Anthony.
3. Infeksi ini sangat berbahaya pada ibu hamil
“Sebetulnya gejalanya pada ibu hamil sama saja, tapi ada gejala yang jauh lebih khas. Ibu hamil yang terinfeksi, bisa mengalami keguguran,atau lahir mati karena biasanya memang janin sulit bertahan akan infeksi bakteri penyebab sifilis.
Kalaupun bertahan, tentu bisa sangat berisiko pada janin. Nantinya pada trimester kedua saat perkembangan organ janin, bakteri bisa menginfeksi melalui plasenta. Infeksi ini bisa menyebabkan janin cacat organ, lahir prematur, hingga mengalami masalah kesehatan mental,” ujar dr. Anthony.
Namun, pencegahan penyakit ini bisa dilakukan, salah satunya dengan rutin memeriksakan kesehatan secara berkala.
“Bila ibu mengalami keguguran, penting bagi ibu hamil untuk selalu cek. Ketahui dan konsultasikan lebih lanjut mengenai penyebab keguguran yang dialami.
Saat merencanakan kehamilan, sangat disarankan untuk melakukan pemeriksaan HIV, Sifilis, dan Hepatitis untuk mencegah penyakit ini bisa terjangkit.
Mengetahui kondisi ini lalu mengobatinya lebih dini tentu bisa menjaga kesehatan dan keselamatan janin pun akan lebih terjaga.” Tutur dr. Wresti.
4. Sifilis bisa diobati
“Ya, bisa diobati asalkan konsisten dalam melakukan pengobatan dan menghindari hubungan seks yang berisiko. Pengobatannya sendiri memang bergantung pada stadium dan keparahan.
Berkonsultasi dengan dokter yang sudah terpercaya bisa menjadi solusi terbaik. Dokter akan meresepkan obat sesuai dengan aturan WHO.” Ujar dr. Anthony.
Artikel Terkait : 5 Fakta tentang peradangan penis pada laki-laki yang perlu diketahui
5. Sifilis berisiko merusak organ lain
Ada banyak alasan mengapa penyakit ini perlu diatasi dengan segera, salah satunya untuk mencegah terjadinya komplikasi berbahaya yang bisa merusak beberapa organ tubuh.
“IMS sifilis merupakan penyakit sistemik yang bisa berkembang jadi komplikasi serius saat tak diobati dengan baik. Dalam jangka waktu tertentu, bakteri pun bisa merusak otak, jantung, dan organ vital lainnya. Infeksi bisa sampai mengenai pembuluh darah kecil, misalnya di mata, telinga, hingga saraf dan pembuluh darah otak.” Ujar dr. Wresti
Dengan mengetahui lima fakta di atas, semoga penyakit sifilis bisa diatasi dengan segera.
Baca Juga :
Sifilis Kongenital: Dampak, Gejala, Penanganan dan Pencegahan