Gejala kurang tidur biasanya dirasakan semua ibu bahkan sejak hari pertama bayi mereka lahir.
Saat baru menjadi ibu, hampir semua perempuan akan sering merasakan gejala kurang tidur karena waktunya tersita untuk menyusui hingga tengah malam, menenangkan bayi yang kapan pun bisa menangis tanpa penyebab yang jelas, serta merawat dan memenuhi segala kebutuhan si kecil lainnya.
Anda mungkin pernah berpikir bahwa hari-hari yang sulit ini akan segera berakhir, paling tidak sampai si kecil berusia 3 tahun atau usia pra sekolah. Namun Anda harus tahu, ternyata gejala kurang tidur ini akan dialami hingga si kecil paling tidak menginjak usia 6 tahun!
Gejala kurang tidur yang dirasakan ibu hingga si kecil berusia 6 tahun
Pernyataan ini bukanlah tanpa alasan. Sebuah studi yang dilakukan di University of Warwick mendapati bahwa gejala kurang tidur memang lebih sering terjadi pada ibu daripada ayah.
Dalam studi itu disebutkan, perempuan yang menjadi ibu baru untuk pertama kali, rata-rata akan mengalami gejala kurang tidur selama 22 menit setiap malam, bahkan ketika anak-anak mereka akan memasuki usia sekolah.
Studi ini juga menemukan bahwa gejala kurang tidur pada ibu masih akan terlihat ketika anak-anak sudah bisa tidur tanpa terganggu sepanjang malam.
Hal ini terjadi karena seorang ibu umumnya tidak segera beristirahat setelah anak mereka tertidur. Para ibu cenderung terlalu cemas dan memikirkan banyak hal yang harus dilakukan.
Para ibu yang merawat anak di rumah juga merasa lelah dan mengantuk di malam hari karena rasa penat yang dialami.
Dalam studi tersebut disebutkan, “Walaupun memiliki anak adalah sumber kegembiraan utama bagi sebagian besar orangtua, tetapi di sisi lain hal ini juga bisa membawa kecemasan dan stres yang membuat ibu lebih sulit tidur di malam hari. Hal ini pun bisa terjadi hingga anak menginjak usia 6 tahun. Setelah berusia 6 tahun, ibu diharapkan bisa cukup tidur,” jelas Dr. Sakari Lemola dari Departemen Psikologi University of Warwick.
Artikel terkait: 10 Ucapan ini bisa bikin ibu rumah tangga baper, mana yang paling keterlaluan?
Studi tentang pola tidur ibu
Para peneliti melakukan survei terhadap 2.541 ibu dan 2.119 ayah dengan anak-anak yang lahir antara tahun 2008 dan 2015. Para orangtua ini mengenali pola tidur mereka dan hasil penelitian adalah:
- Seorang ibu rata-rata akan tidur kurang dari 62 menit dalam 3 bulan pertama kelahiran bayinya, dibandingkan dengan selama kehamilan. Hal ini karena 3 bulan pertama kehidupan bayi adalah fase puncak adaptasi yang paling melelahkan bagi ibu, juga bayi.
- Selama kurang lebih 14 menit dari waktu tidur ibu digunakan untuk menyusui.
- Dalam 4-5 tahun pertama kehidupan anak, selama 41 menit waktu tidur ibu hilang setiap malam, sementara ayah hanya kehilangan waktu tidur selama 14 menit.
Hasil studi juga menunjukkan bahwa lebih banyak waktu tidur dihabiskan pada ibu yang bekerja daripada ayah yang bekerja.
“Dalam masyarakat kita, masih jelas bahwa perempuan lebih cenderung menjadi pengasuh utama anak, karena ibu sering merawat anak-anak mereka, dan lebih banyak pengorbanan,” ungkap Dr. Lemola.
“Meski mungkin ada pasangan yang menjalani peran berbeda, seperti ayah yang mengasuh anak, tetapi ini masih minoritas. Hal inilah yang menjelaskan mengapa perempuan kehilangan lebih banyak waktu tidur dan terus merasakan gejala kurang tidur,” tuturnya.
Artikel terkait: Kurang Tidur Semenjak Punya Momongan? Inilah Tipsnya
Apakah Bunda juga merasakan hal yang sama? Semangat untuk beberapa tahun ke depan ya, Bun! Mungkin saat si kecil beranjak dewasa nanti, kita malah merindukan masa-masa ini.
***
Bunda sedang jenuh atau penat dengan rutinitas sehari-hari? Yuk, ngobrol dengan Parents lainnya di aplikasi theAsianparent yang akan memudahkan Anda. Klik banner di bawah ini!