8 Gejala Kanker Prostat, Ketahui Segera Agar Peluang Sembuh Tinggi

Baru ketahuan saat sudah stadium lanjut, deteksi dini diperlukan untuk mencegah kanker prostat.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Menjadi kanker kedua terbanyak yang dialami kaum pria, bahkan secara global  kanker prostat merupakan salah satu jenis penyakit kanker yang menimpa pria. Inilah mengapa masyarakat perlu memahami dan memengetahui gejala kanker prostat.

Padahal sebanyak 99% pasien yang terdeteksi pada stadium dini memiliki peluang untuk disembuhkan. Setidaknya inilah fakta awal yang saya dapat saat mengikuti Virtual Media Briefing "Kenali Prostatmu: Pentingnya Deteksi Dini dan Penanganan Kanker Prostat pada Orang Dewasa untuk Meningkatkan Usia Harapan Hidup" pada Senin (6/9).

Gejala Kanker Prostat

Sumber: RS Kanker FUDA

Faktanya, di Indonesia kanker prostat menempati urutan lima kanker yang paling banyak diderita oleh pria. Demikian data yang disarikan oleh Global Burden of Cancer (GLOBOCAN) pada 2020. Terlebih, 70% penderita kanker lebih sering datang dalam kondisi kanker sudah menginjak stadium lanjut.

"Menurut beberapa publikasi terakhir menunjukkan kebanyakan pasien datang pada saat stadium 4. Kebanyakan dari mereka datang atau terdiagnosa pada usia 60-79 tahun," demikian pemaparan Dr. dr. Irfan Wahyudi, Sp.U (K), Kepala Departemen Urologi FKUI-RSCM selaku pembicara.

Lebih lanjut, dr. Irfan menuturkan gejala kanker prostat yang patut diwaspadai:

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan
  1. Kesulitan buang air kecil
  2. Kekuatan menurun dalam aliran pancaran urine
  3. Adanya darah dalam urine
  4. Adanya darah di air mani
  5. Sakit tulang
  6. Berat badan menurun tanpa diketahui penyebabnya
  7. Disfungsi ereksi
  8. Nyeri atau sensasi terbakar selama buang air kecil

"Sayangnya, sebagian besar pasien dengan kanker prostat stadium awal tidak menyadari adanya gejala. Gejala terkadang baru dirasakan pasien saat kanker sudah metastasis atau telah menyebar ke organ lainnya," sambung dr. Irfan.

Artikel terkait: Bisa Sebabkan Kanker Hati, Ini Gejala Penyakit Hepatitis yang Perlu Diwaspadai

Faktor Risiko

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Prostate Cancer Awareness Month, dr. Agus Rizal Ardy Hariandy Hamid, Sp. U (K) Ph.D. menjabarkan berbagai faktor penyebab terjadinya kanker prostat pada pria. Salah satu diantaranya ialah pola hidup tidak sehat.

"Gaya hidup tidak sehat seperti obesitas atau berat tubuh tidak ideal itu bisa memperbesar risiko seseorang terkena kanker ini," tuturnya. Selain itu, berikut beberapa faktor risiko yang bisa menjadi pemicu:

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan
  • Perokok aktif
  • Jarang beraktivitas fisik atau berolahraga
  • Pola diet tidak baik
  • Usia
  • Ras/etnis
  • Riwayat keluarga mengalami penyakit serupa
  • Perubahan gen
  • Penyakit sindrom metabolik seperti diabetes, kolesterol tinggi, dan obesitas
  • Tidak melakukan medical checkup secara rutin

Terkait gaya hidup sehat, dr. Rizal memaparkan masih banyak masyarakat yang salah kaprah perihal apa itu olahraga.

"Banyak orang menganggap kalau sudah bergerak lama artinya olahraga. Merujuk pada Kementerian Kesehatan, seseorang disebut olahraga jika melakukan aktivitas tidak berhenti selama 30 menit minimal tiga kali seminggu. Jadi kalau lari pagi terus mampir makan dulu, bukan olahraga itu namanya," pungkasnya.

Artikel terkait: Pentingnya Melakukan Skrining Kanker Secara Berkala, Ini Penjelasan Dokter

Bisakah Kanker Prostat Disembuhkan?

Bicara mengenai kanker, memang hingga kini belum ada penyebab pasti mengapa bisa menimpa manusia. Selain itu, kesembuhan bukanlah hal yang dikedepankan dokter saat berhadapan dengan pasien kanker.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

"Bicara kanker, kita enggak bilang kesembuhan ya. Adanya keterbatasan teknologi membuat kita tidak bisa melihat adakah sel yang masih tersisa? Yang bisa kami lakukan adalah mendeteksi apakah tumor yang ada dalam tubuh manusia bisa dikendalikan atau tidak.

Saat seseorang terkena kanker, risiko untuk kambuh di kemudian hari ada untuk itulah penting dilakukan pemantauan oleh dokter. Paling penting kita meningkatkan angka harapan hidup dan kualitas kehidupan pasien itu sendiri", jelas dr. Rizal.

Itulah mengapa deteksi dini sangat diperlukan karena dapat meningkatkan angka harapan hidup yang ada untuk pasien beraktivitas normal.

“Salah satu tahapan penting dalam memulai tatalaksana kanker prostat adalah deteksi dini dan ini harus dilakukan sesegera mungkin. Pasien kanker prostat yang didiagnosis stadium dini memiliki angka harapan hidup 10 tahun mencapai di atas 90 persen bahkan ada yang lebih lama dari itu.

Angka 50% juga memungkinkan bila pasien sudah dalam kondisi stadium lanjut. Di Indonesia, kasus kanker prostat kebanyakan ditemukan stadium lanjut. Inilah mengapa perlu dilakukan deteksi dini yang lebih efisien", sambung dr. Irfan pada kesempatan yang sama.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Artikel terkait: Berpotensi Sebabkan Kanker Serviks, Berikut Gejala dan Pencegahan Infeksi HPV

Masih menurut dr. Irfan, berikut langkah preventif untuk mencegah kanker prostat:

  • Anamnesa, yakni dengan melihat riwayat medis pasien dan keluarga
  • Digital Rectal Exam (DRE) atau colok dubur untuk menilai dan melihat ukuran prostat, konsistensi, bentuk, serta ada atau tidaknya abnormalitas bentuk pada prostat
  • Pemeriksaan Prostate Specific Antigen (PSA). Angka PSA yang normal adalah lebih kecil dari 4 ng/ml. Risiko meningkat jika PSA meningkat dan adanya kondisi lanjutan pada prostat

"Langkah screening awal ini sebaiknya dilakukan setahun sekali dan bisa berbarengan juga dengan medical check up. Kapan dilakukan? Usia 45 tahun kalau ada riwayat keluarga, dan 50 tahun kalau merasakan adanya keluhan gangguan berkemih. Lebih cepat lebih baik," lanjut dr. Irfan.

Kendati kemajuan teknologi kedokteran sudah canggih, dr. Rizal dalam satu kesempatan tidak menampik bahwa pengobatan alternatif masih menjadi hal yang lumrah dilakukan di Indonesia bahkan untuk penyakit berat sekalipun.

"Ini sebenarnya gak hanya di Indonesia dan sebenarnya gak ada salahnya juga, namanya juga usaha untuk menambah pengobatan medis yang sudah didapat. Terpenting ketahui jenis pengobatan alternatifnya itu seperti apa dan bagaimana efektivitasnya.

Waspada kalau bentuk pengobatannya itu pil, sachet, atau serbuk yang belum teruji. Sejauh pengalaman kami malah yang ada menimbulkan komplikasi. Kombinasikan dengan pengobatan medis yang sudah teruji secara ilmiah", pungkasnya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Tak ketinggalan, dr. Rizal pun menegaskan bahwa pengobatan secara medis dan alternatif perlu seimbang demi angka survival rate pasien lebih tinggi.

Demikian informasi perihal gejala kanker prostat dan pentingnya deteksi dini. Semoga bermanfaat!

Baca juga: