Bunda, yuk, ketahui berapa takaran pemberian garam yang sesuai untuk bayi berdasarkan usia mereka. Jangan sampai salah, ya!
Garam menjadi penyedap rasa yang sering digunakan saat memasak makanan sehari-hari, termasuk untuk makanan si kecil saat ia sudah mulai MPASI.
Namun, apakah pemberian garam untuk bayi yang baru pertama kali mencoba MPASI diperbolehkan?
Pada dasarnya, untuk bayi yang baru mulai MPASI dia tidak membutuhkan tambahan garam pada makanannya. Biarkan dia menikmati rasa asli dari menu makanan yang diberikan.
Apalagi terkadang beberapa makanan yang disajikan untuk bayi sudah terdapat kandungan garam sejak awal. Misalnya, roti, biskuit, dan MPASI instan yang banyak dijual di pasaran.
Artikel terkait: Pemberian Gula dan Garam dalam MPASI Bayi, Ini Penjelasan Dokter!
Sementara itu, apabila Bunda memang ingin menambahkan garam pada makanan bayi, maka tidak boleh terlalu banyak.
Berdasarkan penjelasan dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) di laman resminya, merujuk pada rekomendasi National Health Service (NHS), bayi hanya membutuhkan sedikit garam, yaitu sekitar kurang dari 1 gram atau 0,4 gram natrium per hari.
Ginjal bayi tidak bisa menerima asupan garam lebih dari ukuran tersebut. Aturan pemberian garam kurang dari 1 gram berlaku bagi bayi di bawah 12 bulan atau 1 tahun.
Lantas, bagaimana dengan pemberian garam untuk bayi 1 tahun dan anak di usia atasnya? Apakah aturan pemberiannya sama dengan bayi di bawah 1 tahun?
Daftar isi
Aturan Pemberian Garam untuk Bayi
Takaran pemberian garam untuk bayi usia 6 bulan hingga satu tahun kurang dari 1 gram per hari. Setelah itu, saat usia anak sudah menginjak 3 tahun, maka pemberian garam sudah boleh ditambahkan.
Begini penjelasan NHS mengenai takaran pemberian garam untuk anak yang wajib orang tua ketahui. Perhatikan, ya, Bunda. Jumlah maksimum garam yang disarankan untuk bayi dan anak-anak adalah:
- Bayi 6 hingga usia 12 bulan, yaitu kurang dari 1 gram gram sehari atau sekitar kurang dari 0,4 gram natrium. “1 sdt garam = 2.000 gram garam. Kebayang, ya, kalau 0,4 gramnnya berarti sedikit banget, sekitar sejumput,” tulis dokter spesialis anak Dr. dr. Meta Herdiana Hanindita, Sp.A(K). di InstaStory-nya @metahanindita ketika menjelaskan pemberian garam untuk bayi.
- Usia 1 hingga 3 tahun, yaitu 2 gram garam sehari atau sekitar 0,8 gram natrium.
- Lalu, untuk usia 4 sampai 6 tahun, yaitu sekitar 3 gram garam sehari atau setara dengan 1,2 gram natrium.
- Untuk anak berusia 7 hingga 10 tahun, yaitu sekitar 5 gram garam sehari atau sekitar 2 gram natrium.
- Usia 11 tahun ke atas, yaitu sekitar 6 gram garam sehari (2,4 gram natrium).
Sementara bayi yang masih eksklusif ASI tidak membutuhkan tambahan asupan garam karena pada ASI atau susu formula yang dikonsumsinya sudah mengandung garam.
Artikel terkait: Nasi Merah Tidak Disarankan untuk MPASI Bayi, Apa Alasannya?
Hindari Beri Makanan Olahan Tinggi Garam untuk Bayi dan Anak
Selain penambahan garam secara moderat, Bunda juga harus memperhatikan takaran garam yang terdapat memberikan pada bayi menu MPASI yang berasal dari makanan olahan kemasan (processed food).
Misalnya pasta, daging olahan, roti, atau lainnya. Sebab, makanan tersebut sudah dicampurkan dengan garam dalam olahannya. Bayangkan jika saat Anda mengolahnya kembali, Anda menambahkan kembali garam ke dalamnya?
Jadi bijaklah dalam menambahkan garam ke dalam makanan bayi Anda.
Tujuan Pemberian Garam untuk Bayi
Bayi dilahirkan dengan preferensi alami untuk makanan manis, asin, dan rasa umami. IDAI mengatakan, garam bisa saja ditambahkan pada MPASI bayi sekadar untuk perkembangan mengenali rasa pada bayi –hal ini juga berlaku pada aturan pemberian gula untuk bayi.
Apabila Parents menawarinya makanan asin berulang kali, itu dapat memperkuat preferensi rasa alaminya ini, kemudian menyebabkan anak malah lebih menyukai makanan asin daripada yang secara alami kurang asin.
Artikel terkait: Cara Menaikkan Berat Badan Bayi Usia 6-12 Bulan, Perhatikan Asupan Kalorinya
Bila Bayi Kebanyakan Garam
Melansir laman Healthline, pemberian garam berlebihan pada bayi bisa menyebabkan dampak buruk bagi kesehatannya. Di antaranya:
-
Memengaruhi Fungsi Ginjal
Terlalu sering mengonsumsi makanan asin dapat memengaruhi fungsi ginjal bayi yang belum sempurna. Ginjal bayi masih belum matang, dan organ tersebut belum dapat menyaring kelebihan garam seefisien ginjal orang dewasa. Akibatnya, diet yang terlalu kaya garam dapat merusak ginjal bayi.
-
Masalah Kesehatan Lain
Diet kaya garam juga akan memengaruhi kesehatan dan preferensi rasa jangka panjang bayi. Seperti:
- Darah tinggi. Penelitian menunjukkan bahwa efek peningkatan tekanan darah dari garam mungkin lebih kuat pada bayi daripada pada orang dewasa.
- Jantung.
Pada akhirnya, diet kaya garam dapat menyebabkan tekanan darah yang lebih tinggi selama masa kanak-kanak dan remaja, yang kemudian akan meningkatkan risiko penyakit jantung di kemudian hari.
Dalam kasus ekstrem, asupan garam yang sangat tinggi dapat memerlukan perawatan medis darurat, dan dalam beberapa kasus, bahkan menyebabkan kematian.
Namun, ini jarang terjadi dan biasanya terjadi karena bayi secara tidak sengaja memakan garam dalam jumlah yang jauh lebih banyak daripada yang biasanya ditambahkan orang tua ke dalam makanan
-
Bayi Tidak Suka Makanan Alami
Makanan olahan, yang cenderung asin, tetapi biasanya tidak kaya nutrisi, mungkin akan jadi lebih disukai bayi daripada makanan utuh dengan kandungan garam alami yang lebih rendah, seperti sayuran.
Inilah alasan mengapa preferensi rasa asin bayi pada gilirannya akan menurunkan kualitas makanan mereka secara keseluruhan.
Jadi, ketika menambahkan garam untuk bayi, pertimbangkanlah semua hal di atas, Bunda, karena bukan tanpa alasan beberapa lembaga kesehatan juga mengatur mengenai hal ini mengingat risiko buruk yang bakal diterima bayi di kemudian hari.
Artikel diupdate oleh: Ester Sondang
Salt for Babies: How Much Is Safe?
www.healthline.com/nutrition/salt-for-babies#limiting-salt-for-baby
Instagram dr. Meta Hanindita (@metahanindita)
www.instagram.com/metahanindita
Baca juga:
5 Canola Oil untuk MPASI Bayi Pilihan di 2024, Lezat dan Sehat!
Lebih Baik Mana, Bubur Bayi Buatan Sendiri atau MPASI Instan?
Studi: 90 persen garam laut terkontaminasi plastik, peringatan buat Parents!