“Sejak kapan sih, aku menikah sama buntelan hormon?” tanya Ditto yang langsung dibalas oleh Ayu,”Sejak kamu hamilin aku!” Itulah cuplikan dialog dalam film Teman Tapi Menikah 2 yang tayang sejak 27 Februari 2020 lalu.
Film ini merupakan sekuel dari Film Teman Tapi Menikah yang tayang pada tahun 2018. Kedua film tersebut merupakan adaptasi dari buku #TemanTapiMenikah yang ditulis oleh pasangan Ayudia Bing Slamet dan Ditto Percussion.
Poster film Teman Tapi Menikah yang pertama, diperankan oleh Adipati Dolken dan Vanessa Pricilla. Sumber: Instagram @falconpictures_
Seperti bukunya, film Teman Tapi Menikah yang pertama menceritakan persahabatan Ayu dan Ditto sejak masih SMP hingga keduanya lulus kuliah. Ditto yang memendam rasa selama 13 tahun pada Ayu akhirnya memberanikan diri mengungkapkan perasaannya. Padahal ketika itu Ayu hampir menikah dengan orang lain.
Film pertama pun ditutup dengan adegan keduanya menikah dan menjalani hidup baru sebagai pasagan suami istri yang bahagia.
Tapi tunggu dulu, ternyata perjuangan cinta mereka tidak berakhir sampai di sana. Sama dengan pasangan suami istri lainnya, Ditto dan Ayu pun akhirnya harus menghadapi beragam kerikil, dimulai ketika Ayu dinyatakan positif hamil.
Nyatanya, kondisi inilah yang justru memberikan banyak pelajaran karena kekuatan cinta Ditto dan Ayu kembali diuji.
Perjuangan suami merawat istri hamil dalam film Teman Tapi Menikah 2
Film TTM 2 diperankan oleh Mawar Eva De Jongh dan Adipati Dolken. Sumber: Instagram @falconpictures_
Berbeda dengan di film pertama, film TTM 2 berkisah tentang hubungan mereka setelah menikah. Lika liku rumah tangga yang rumit akibat kehamilan yang membuat kondisi emosional Ayu tak terkendali.
Ditto sebagai suami tentu saja menjadi sasaran Ayu ketika ia tak bisa mengontrol emosi. Hal-hal kecil seperti Ditto yang tidur sampai siang atau kebiasaannya menaruh handuk dan kaos kaki sembarangan bisa memicu amarah Ayu. Sampai Ditto sendiri terheran-heran dengan sikap istrinya tersebut.
Sumber: Instagram @Falconpictures_
Dalam sebuah acara Talkshow, Ayudia Bing Slamet sendiri mengakui bahwa dirinya mengalami kondisi emosional yang sangat parah ketika sedang mengandung anaknya yang bernama Dia Sekala Bumi. Hal itu juga diceritakan dalam buku Teman Tapi Menikah 2 yang kemudian tayang sebagai film tahun ini.
Perjuangan Ditto sebagai suami menghadapi kondisi emosional Ayu yang tidak stabil selama masa kehamilan digambarkan secara jelas di film ini.
Mulai dari Ayu yang suka tiba-tiba menangis sendiri memikirkan kondisi tubuhnya, ketakutan Ayu akan proses persalinan, keengganan Ayu untuk ditinggal Ditto manggung di luar kota dan harus ikut, hingga amarah Ayu yang suka meledak-ledak tanpa mengenal waktu dan situasi.
Puncaknya, ketika Ayu tidak mengijinkan Ditto keluar bersama teman-teman band perkusi, dan justru menyuruh mereka datang ke villa yang ditempati Ditto dan Ayu. Sayangnya, ketika teman-teman Ditto datang, Ayu malah merasa terganggu dan memarahi bahkan memukuli Ditto di depan teman-temannya tersebut.
Hal ini membuat mereka bertengkar hebat dan mengakibatkan Ayu sedih hingga akhirnya jatuh di kamar mandi dan mengalami perdarahan. Dokter mengatakan bahwa Ayu tidak boleh stres, dan suami istri harus tetap mesra selama masa kehamilan karena cinta mereka akan dirasakan juga oleh janin. Di sini hubungan keduanya mulai membaik.
Namun perjuangan mereka belum selesai, kekuatan Ayu sebagai ibu kembali diuji ketika dokter menyatakan bayinya dalam posisi sungsang dan sulit untuk melahirkan normal. Sedangkan saat itu ia dan Ditto sedang berpisah karena masalah pekerjaan, hingga akhirnya Ayu harus menghadapi ketakutan tersebut sendirian.
Berikut adalah trailer film Teman Tapi Menikah 2:
Belajar dari Film Teman Tapi Menikah, mengapa ibu hamil seringkali punya emosi yang tak stabil?
Ketika sel telur yang telah dibuahi melakukan implantasi di dinding rahim, plasenta akan mulai berkembang untuk melindungi embrio bakal janin. Hal inilah yang memicu pelepasan hormon yang penting untuk tumbuh kembang bayi. Hormon yang melonjak selama masa kehamilan ini dialami oleh setiap perempuan, dan reaksi tubuh terhadap hormon ini pun berbada-beda.
Ada tiga hormon yang meningkat saat seorang perempuan hamil, yakni:
- hCG (human chorionic gonadotropin), yang berfungsi untuk membuat embrio janin tetap melekat di dinding rahim. Hormon ini meningkat di trimester pertama dan akan menurun pada awal trimester kedua.
- Progesteron dan estrogen yang meningkat selama 9 bulan masa kehamilan, berperan menjaga kandungan dan mengembangkan nutrisi di dalam darah untuk asupan janin.
Dr. Puryear mengatakan, peningkatan hormon selama masa kehamilan ini sangat baik untuk janin. Sayangnya, kenaikan hormon bisa membuat ibu mengalami berbagai hal yang kurang mengenakkan. Contohnya hCG bisa menimbulkan morning sickness, sedangan estrogen membuat kondisi emosional ibu jadi naik turun.
Kenapa ibu hamil gampang menangis dan mudah tersulut emosinya?
Geetha Shivakumar, MD, seorang asisten profesor di Departemen Psikiatri di UT Southwestern Medical Center, Dallas, Amerika Serikat mengatakan,”Hormon berperan besar dalam masalah pengendapan emosi selama masa kehamilan.”
“Gejala yang sering muncul ialah: mudah marah, sedih, gelisah, dan hal tersebut akan terlihat jelas di beberapa bulan tertentu saat hamil,” tambahnya.
Tips untuk menghadapinya:
Ibu hamil harus mengatakan sejujurnya kepada suami tentang kondisi emosionalnya yang tak stabil dan dipengaruhi hormon. Pastikan suami mengerti mengapa istri mudah marah dan suka menangis bukan karena salah si suami, sehingga bisa menghindari pertengkaran yang tak perlu dalam rumah tangga. Hal ini juga berlaku bagi anggota keluarga lagi dan teman-teman si Bumil.
Selain itu, ibu hamil juga harus merawat kesehatan dirinya. Konsumsi makanan bergizi, rajin berolahraga supaya bisa menurunkan emosi negatif dan memperbanyak perasaan positif.
“Kondisi fisik yang sehat sangat penting untuk kondisi emosional yang sehat,” tutur Dr. Geetha. “Konsumsi asam lemak omega 3 juga bisa meningkatkan mood yang baik pada ibu hamil.
***
Kesabaran Ditto sebagai suami saat menghadapi emosi istri hamil yang naik turun harusnya bisa diteladani oleh para calon ayah. Karena bisa jadi, cinta saja tidak cukup untuk mempertahankan pernikahan, kalau kita tak bisa bersabar atas tingkah laku pasangan.
Apalagi emosi ibu hamil sangat erat kaitannya dengan hormon yang tidak bisa ia kendalikan, dan para suami selayaknya harus bisa memahami hal tersebut.
Film ini bisa jadi ajang belajar bagi para pengantin baru yang sedang menanti anak pertama, tak semua kehamilan bisa dijalani dengan indah. Ada pula lika liku yang harus dihadapi dengan kesabaran tinggi.
Sumber tambahan: Parents
Baca juga:
Mudah marah saat hamil tidak baik bagi janin, ini cara tepat meredamnya!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.