Tahun Baru Imlek merupakan perayaan spesial yang dipenuhi dengan sukacita oleh masyarakat keturunan Tionghoa. Tahun ini, perayaan Tahun Baru Imlek jatuh bertepatan pada hari Selasa, 1 Februari 2022. Namun, yang tak memiliki darah Tionghoa pun tetap bisa larut dalam kebahagiaan karena Imlek telah menjadi hari libur nasional sejak 2003. Televisi nasional pun tak ketinggalan turut menayangkan deretan film spesial Imlek di perayaan penting ini.
Imlek biasa diisi dengan berbagai kegiatan semisal berdoa di kelenteng, menyantap kudapan khas kue keranjang, poknik, menyaksikan penampilan barongsai, berbagi angpao, atau sekadar mencari tahu peruntungan di tahun Macan Air.
Sehubungan dengan imlek tahun ini masih diselimuti wabah virus corona atau COVID-19, masyarakat tidak bisa merencanakan bepergian secara leluasa dan lebih memilih untuk di rumah saja. Salah satu kegiatan yang bisa dilakukan untuk menghabiskan libur imlek adalah dengan menonton film.
Beragam genre film spesial Imlek bisa jadi pilihan. Mulai dari komedi, horor, aksi laga, hingga drama romantika penguras air mata. Untuk itu, berikut ini rekomendasi beberapa film Indonesia bertemakan budaya Tionghoa yang bisa jadi tontonan menarik dan sarat pesan moral.
1. Susi Susanti – Love All
Film ini memceritakan Atlet Bulutangkis Susi Susanti. Perempuan yang memulai kariernya sejak usia 14 tahun ini sukses membanggakan nama Indonesia di kanca internasional.
Gambaran tentang bagaimana Susi Susanti berhasil menyabet medali emas pada Olimpiade pertama untuk Indonesia. Film Susi Susanti – Love All dirilis pada tahun 2019. Film yang disutradarai oleh Sutradara Sim F ini berhasil meraih Pemeran Utama Perempuan Terbaik di Piala Citra 2020 (Laura Basuki).
Artikel terkait: Mengapa Sering Turun Hujan Saat Imlek? Ini Penjelasannya!
2. Film Spesial Imlek, The Last Barongsai
The Last Barongsai merupakan film yang diangkat dari novel garapan aktor senior Rano Karno dan disutradarai oleh Ario Rubbik. Film yang dirilis pada tahun 2017 lalu ini mengangkat pesan di mana edukasi dan budaya seakan tidak hanya sekedar tontonan tapi juga menjadi tuntunan.
Potret dinamika masalah keluarga diangkat dengan apik. Tidak serta merta satu atau dua orang yang memiliki masalah, namun hampir dari seluruh karakternya memiliki masalah dan harus mencari jalan keluarnya.
3. Cek Toko Sebelah
Film Cek Toko Sebelah merupakan film komedi garapan sutradara Ernest Prakasa pada tahun 2016 lalu. Menceritakan tentang kegigihan seorang ayah dengan latar belakang budaya Tionghoa untuk membangun usahanya dan berusaha menurunkan pada anaknya yang sudah memiliki lifestyle modern dan berpendidikan tinggi.
Film tersebut memiliki pesan moral yang penting, yakni menjunjung tinggi bakti pada keluarga terutama orang tua. Film ini juga menampilkan kemampuan akting beberapa komedian, sehingga penonton berhasil dibuat tertawa. Namun, ada juga adegan-adegan yang mengharukan.
Artikel terkait: Ini 7 Tempat Ibadah Imlek Terbesar di Indonesia, di Mana Sajakah?
4. Ngenest
Masih dari sutradara yang sama, yaitu Ernest Prakasa, Ngenest merupakan film ber-genre drama-komedi yang tayang pada tahun 2015. Film berdurasi 95 menit ini diperankan oleh Ernest Prakasa, Lala Karmela, Morgan Oey, Brandon Salim, Ge Pamungkas, Franda, dan aktor lainnya.
Film Ngenest menyiratkan sebuah makna yang dalam karena menyangkut masalah sosial akibat terlahir dari keturunan Tionghoa. Ceritanya ringan namun menyentil indahnya budaya Tionghoa yang minoritas.
5. Cin(T)a
Apa jadinya jika ketika seorang laki-laki dan perempuan bertemu dan saling tertarik satu sama lain, namun terganjal masalah perbedaan ras dan agama? Cerita yang sangat klise, namun hal klise nan standar sinetron itu tidak terjadi di film ini.
Film Cin(T)a diproduksi oleh Moonbeam Creation dan Sembilan Matahari Film. Film indie ini mendapat penghargaan Piala Citra untuk kategori penulis skenario cerita asli terbaik. Selama 79 menit durasi film, penonton disuguhkan dialog dan diskusi tentang ras, cinta, agama, dan Tuhan.
6. Karma
Berbeda dengan genre film sebelumnya, yang satu ini pilihan film genre horor. Karma adalah film horor Indonesia yang diproduksi pada tahun 2008 dan dibintangi oleh Dominique Agisca Diyose, Joe Taslim, HIM Damsyik, Henky Solaiman, Verdi Solaiman,dan Jonathan Mulia.
Film ini adalah film horor yang pertama menampilkan kebudayaan Tionghoa-Indonesia di Indonesia sebagai latar ceritanya. Film ini menceritakan kisah seorang perempuan yang masuk ke keluarga Tionghoa di mana ada karma bagi perempuan yang berada di keluarga itu. Karma yang diyakini tak main-main, yakni perempuan yang melahirkan akan meninggal setelahnya.
Film yang diproduksi oleh Credo Pictures dan Starvision Plus ini diangkat dari cerita seorang eksekutif produser yang mendapatkan surat elektronik dari seseorang yang menceritakan tentang sosok keturunan Tionghoa bergentayangan.
Artikel terkait: 10 Artis Keturunan Tionghoa yang Merayakan Imlek, Siapa Saja?
7. The Photograph
Film tahun 2007 besutan sutradara Nan Achnas ini berpusat pada dua tokoh utama yakni, Sita (Shanty), seorang ibu muda yang merantau jauh ke kota untuk mencari nafkah, serta Pak Johan (Lim Kay Tong), seorang fotografer tua keturunan Tionghoa yang selalu dibayangi memori kematian istri dan anaknya.
Sita bekerja sebagai seorang penyanyi di sebuah klub malam. Ia membanting tulang demi putri dan neneknya yang sakit-sakitan di kampung. Sita yang memiliki banyak masalah di tempat kerjanya akhirnya tinggal dan bekerja di tempat Pak Johan. Selama tinggal di tempat Pak Johan, Sita banyak menimba pelajaran hidup dari sang fotografer baik suka maupun duka.
8. Ca-bau-kan
Ca-bau-kan adalah film drama romantis tahun 2002 yang diangkat dari novel Ca-Bau-Kan: Hanya Sebuah Dosa karya penulis Indonesia Remy Sylado. Film ini mengangkat budaya Tionghoa Peranakan di Hindia Belanda dan Indonesia, dengan latar cerita yang mencakup zaman kolonial Belanda pada tahun 1930-an, pendudukan Jepang pada 1940-an, hingga pasca-kemerdekaan tahun 1960.
Istilah Ca-bau-kan sendiri adalah Bahasa Hokkian yang berarti “perempuan”, yang saat zaman kolonial diasosiasikan dengan pelacur, gundik, atau perempuan simpanan orang Tionghoa. Pada zaman kolonial Hindia Belanda, banyak Ca-bau-kan yang sebelumnya bekerja sebagai wanita penghibur sebelum diambil sebagai selir oleh orang Tionghoa.
Itulah deretan film spesial Imlek yang bisa Parents nikmati di perayaan Tahun Baru Cina bersama keluarga. Mau nonton yang mana dulu nih Parents?
Baca juga:
Gong Xi Gong Xi, Ini 7 Lagu Imlek Berbahasa Mandarin Terbaik Sepanjang Masa
11 Tradisi Imlek Keluarga Indonesia, Angpao Jangan Sampai Lupa!
11 Ide Hampers Imlek untuk Keluarga dan Teman, Unik dan Berkesan!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.