Pernah mendengar istilah fatherless daughter syndrome? Jika belum inilah gambaran kisah seorang anak perempuan yang mengalami sindrom fatherless daughter.
Artikel Terkait: 14 Hal yang Dibutuhkan Anak Perempuan dari Ayahnya, Para Ayah Wajib Tahu
Pengakuan Seseorang yang Mengalami Fatherless Daughter Syndrome
Ayahku…saya masih ingat dengan sosoknya. Perawakannya tinggi dan ramping.
Saya pun masih mengingatnya sebagai sosok lelaki yang sangat artistik.
Ayahku, sosok lelaki dewasa yang senang terus berada di pusaran narkoba.
Ayahku, kepala rumah tangga yang senang memukul ibuku.
Dia, ayahku, seseorang yang senang sekali membuat janji-janji kosong.
Jika banyak ayah yang mendampingi pertumbuhan anak-anaknya, dekat dan selalu berada dekat putrinya khususnya saat dibutuhkan. Tidak dengan Ayahku.
Dia, seharusnya tidak perlu mengenal ibuku. Dengan begitu aku pun tidak perlu ada di dunia ini. Bagiku, dia tidak seharusnya menjadi seorang ayah.
Saya selalu membiasakan diri untuk mengatakan pada diri sendiri, “Saya tidak punya masalah apa-apa dengan ayah.”
Meski saya mencoba untuk tidak peduli, tidak memikirkan keberadaannya, di mana dirinya hanya fokus pada dirinya sendiri.
Faktanya, saya sekarang tahu bahwa sedang mengalami sindrom anak perempuan tanpa ayah atau sering disebut sebagai fatherless daughter syndrome.
Apa itu Sindrom Anak Perempuan Tanpa Ayah?
Ini merupakan gangguan sistem emosional yang menyebabkan keputusan hubungan disfungsional, terutama dalam hal kepercayaan dan harga diri.
Ini disebabkan oleh kurangnya ikatan antara ayah dan anak, yang menyebabkan anak perempuan tidak memiliki pemahaman yang jelas tentang bagaimana hubungan yang sehat antara perempuan dan laki-laki. Bagaimana hubungan sebuah keluarga penuh kasih sayang. Saling menjaga.
Ini bisa menjadi sindrom yang akan dialami seumur hidup jika gejalanya tidak dikenali atau tidak diakui. Kenyataannya, hubungan pertama yang dimiliki seorang gadis kecil dengan seorang pria adalah hubungan yang ia miliki dengan ayahnya.
Banyak yang bilang, cinta pertama seorang peremuan adalah dengan ayahnya. Sementara aku?
Hubungan yang baik dengan ayah tentu saja bisa memberi kehidupan dan memiliki pengaruh besar pada tumbuh kembang pada seorang gadis kecil.
Gadis kecil yang lambat laun akan tumbuh menjadi seorang perempuan dewasa yang percaya bahwa dirinya pantas mendapatkan kasih sayang, diperhatikan dan tidak disakiti oleh pria yang akan kelak menjadi pasangan hidupnya.
Fatherless daughter syndrome atau sindrom anak perempuan tanpa ayah seperti ini jelas berdampak. Memberikan kepedihan, setidaknya inilah yang kurasakan.
Pertanyaannya, apa yang terjadi pada gadis kecil yang tidak memiliki kesempatan untuk mendapatkan kasih sayang yang utuh dari ayahnya?
Ya, Anda sedang melihatnya di dalam diri saya.
Saya, seorang perempuan yang mengalami fatherless daughter syndrome.
Fatherless Daughter Syndrome Membuatku Khawatir Membangun Relasi dengan Lawan Jenis
Tanpa hubungan yang baik dengan ayah saya, saya mengalami kesulitan untuk menjalani sebuah relasi dengan lawan jenis. Mengartikan apa yang pantas saya dapatkan, atau siapa yang layak dimiliki dalam hidup ini.
Tidak ada gambaran atau kenangan yang bisa saya pelajari. Termasuk panduan yang bisa membantu saya memahami cara yang benar untuk dicintai dan mencintai.
Saya benar-benar tidak tahu!
Saya dengan sepenuh hati bisa merasakan ketika ada sesuatu yang tidak beres dalam hubungan dengan ayah saya. Namun memilih untuk tetap tinggal di dalamnya karena sebagai individu saya belum sepenuhnya berkembang.
Sudah selayaknya, ada begitu banyak hal yang bisa ditunjukkan ayah saya dan bagaimana ia bisa menyelamatkan saya dari kesulitan yang saya hadapi. Tetapi dia egois, dan menempatkan kebutuhannya di atas kebutuhan saya.
Kini, saya belum melihat ayah saya dalam hampir sepuluh tahun. Ini pilihan saya sendiri. Saya tahu di mana bisa menemukannya, tapi saya belum memutuskan apakah itu memang perlu saya lakukan?
Karena saya telah meluangkan waktu untuk menjauh dari dunia dan mengevaluasi kembali hidup dan keputusan saya. Saya memiliki kesempatan untuk memahami apa yang telah terjadi.
Inilah mengapa saya mengatakan bahwa saya pulih dari sindrom ini, karena saya telah meluangkan waktu untuk benar-benar melihat ke dalam diri saya dan memahami apa yang saya inginkan.
Itu tidak mudah tetapi itu perlu karena kehidupan yang saya inginkan.
Artikel Terkait: Ayah Lebih Perhatian Pada Anak Perempuan dibanding Anak Lelaki, Ini Fakta Ilmiahnya
Psikolog: Pentingnya Figur Ayah dalam Tumbuh Kembang Anak
Nadya Pramesrani, psikolog klinis dari Rumah Dandelion mengatakan bahwa fatherless syndrome atau father hunger sebenarnya bisa dialami siapa pun juga. Baik anak anak perempuan ataupun laki-laki. Efeknya, bisa muncul di sepanjang kehidupan anak, berapa pun usianya.
Namun, kasus father hunger ini paling umum terjadi pada:
- Anak yang kehilangan ayahnya (ditinggal mati)
- Anak yang yang merasa diabaikan oleh ayahnya
- Seorang anak yang hidup bersama ayah yang abusive
- Anak yang hidup bersama ayah pecandu yang mengalami keterbatasan berhubungan dengan orang lain.
Nadya Pramesrani mengingatkan, bahwa seorang anak tidak hanya membutuhkan figur seorang ibu, namun juga ayah. Namun memang tidak bisa dipungkiri bahwa ibu kerap kali dianggap sebagai titik sentral dalam pertumbuhan anak. Akan tetapi, bukan berarti ayah tidak berperan di dalam tumbuh kembang anak. Tidak mendampingi saat proses pertumbuhan anaknya.
“Kedua belah pihak, baik ibu dan ayah memang memiliki peran penting dalam perkembangan anak. Dari dari literatur dan penelitian yang saya baca, efek fatherless figure justru terasa akan sekali tantangannya ketika anak memasuki usia remaja.
Di mana, prestasi akademik anak yang cenderung lebih rendah, potensi terlibat pada risky behavior yang lebih tinggi. Pada anak-anak perempuan yang mengalami fatherless juga berisko alami kesulitan menciptakan hubungan sosial dengan lawan jenis yang sehat,” pungkasnya.
Baca Juga:
Hai Para Calon Ayah! Ini 10 Hal Penting yang Perlu Anda Pahami dengan Benar
20 Saran Dari Para Ayah Untuk Setiap Ayah Baru
Kumpulan Foto Bonding Ayah dan Anak yang Bikin Gemes
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.