Memberi pasangan hadiah dan kejutan merupakan hal yang tak asing untuk menyenangkan hati pasangan. Tak terkecuali bagi Emil Dardak dan Arumi Bachsin. Semenjak menikah, keuangan keluarga diatur sang istri. Bahkan, Emil Dardak pinjam uang ajudan untuk sebuah tujuan!
Cerita Emil Dardak Pinjam Uang Ajudan
Rumah tangga Emil Dardak dan Arumi Bachsin memang terbilang jarang menjadi pusat perhatian dan bahan omongan. Sejak menikah, rumah tangga sepasang suami istri ini jauh dari gosip miring.
Meski begitu, salah satu kebiasaan yang sering dilakukan Emil untuk menyenangkan hati istrinya adalah dengan memberikan kejutan. Masalanya, keuangan diatur sang istri sehingga habit ini sulit dilakukan.
“Sekarang nggak bisa (memberi kejutan). Karena keuangan keluarga sudah dikendalikan (Arumi),” kata Emil Dardak dalam kanal Youtube TS Media. “Jadi, untuk yang sifatnya material udah susah.” tambahnya.
Sang istri pun membenarkan hal itu. “Dia kasihan. Jadi sekarang kadang-kadang, kalau mau kasih surprise gitu. Kadang-kadang mau beli apa gitu minjem uang ajudannya dulu atau apa. Karena takut ketahuan sama aku. Baru nanti ujung-ujungnya aku yang gantiin gitu.” tambah Arumi.
Banyak penggemar yang kagum dan menyetujui cara pengelolaan keuangan di rumah tangga Emil Dardak dan Arumi Bachsin. Bahkan, banyak diantaranya yang berpendapat Emil Dardak adalah sosok suami idaman.
Pasalnya, hal itu merupakan salah satu cara untuk mencegah adanya orang ketiga dalam rumah tangga mereka. Terlebih, pria bernama lengkap Emil Elestianto Dardak ini terjun di bidang politik yang harus sangat berhati-hati perihal uang.
“Bagus si ini mah apalagi terjun di politik, biar mencegah hal2 yg g baik termasuk adanya pihak ketiga, selagi sama2 setuju, cakep,” kata charisahnawawi.
“Harus itu istri pegang keuangan , walau terlihat otoriter tp ada kebaikan bisa terkontrol pengeluaran krn suami biasa agak boros di hobi dan mencegah selingkuh krn uangnya seret,” timpal mel_mei_mei.
Artikel terkait: Curi Perhatian saat Nyanyi Lagu Tanah Air, Ini 10 Fakta Anak Arumi Bachsin
Emil Dardak Pinjam Uang Ajudan, Ini Tips Pengelolaan Keuangan Keluarga
Parents, memang setiap keluarga mempunyai pola pengelolaan keuangan yang berbeda. Keluarga Emil Dardak dan Arumi Bachsin adalah salah satu contoh pengelolaan keuangan yang sepenuhnya dilimpahkan kepada sang istri. Bahkan, Emil Dardak pinjam uang ajudan karena alasan tertentu.
Satu hal yang harus diperhatikan adalah bagaimana mengatur keuangan keluarga secara efektif. Karena, tak bisa dipungkiri, pengelolaan keuangan keluarga bukan cuma tentang memenuhi kebutuhan sehari-hari saja, namun mengatur juga pengeluaran wajib dan kebutuhan masa depan yang harus direncanakan sebaik mungkin.
Parents, ikuti tips ini untuk cermat mengelola keuangan keluarga!
1. Hitung Seluruh Pendapatan
Hal yang pertama harus dilakukan dalam pengelolaan uang adalah menghitung bersih seluruh pendapatan yang dihasilkan. Seperti gaji suami dan istri, insentif dari hasil pekerjaan, bonus, ataupun keuntungan dari investasi.
2. Bedakan Kebutuhan dengan Keinginan
Satu hal yang membuat pengaturan keuangan susah adalah sulit membedakan yang mana kebutuhan dan yang mana keinginan. Kebutuhan adalah segala sesuatu yang diperlukan untuk keberlangsungan hidup. Seperti makanan dan minuman sehari,hari, tempat tinggal, transportasi, juga biaya-biaya lain seperti cicilan rumah dan uang sekolah anak.
Sementara keinginan adalah hal-hal sekunder dan tersier yang tidak dipenuhi pun tidak begitu berpengaruh dengan kehidupan. Contoh keinginan adalah TV baru, disaat TV yang sekarang dimiliki masih bekerja dengan baik hanya saja sudah lama.
Membedakan mana kebutuhan dan mana keinginan adalah langkah pertama untuk membuat perencanaan pengelolaan keuangan yang baik.
Artikel terkait: Suara Hati Istri: “Aku tak Dipercaya Mengelola Keuangan, padahal Suamiku Boros”
3. Buat Daftar Pengeluaran Bulanan
(Sumber: pexels/karolina-grabowska)
Setelah Parents memisahkan mana yang merupakan kebutuhan dan mana keinginan, langkah selanjutnya adalah membuat daftar pengeluaran bulanan. Daftar pengeluaran membantu Anda untuk melacak kemana saja uang yang sudah dikeluarkan. Selain itu, juga berfungsi untuk mengalokasikan perkiraan uang yang akan keluar.
Parents dapat merinci kebutuhan sehari-hari seperti belanja per minggu, atau per bulan. Tagihan listrik, air, gas, uang sekolah, juga cicilan kendaraan atau rumah.
4. Siapkan Dana Darurat
Parents, menyiapkan dana darurat sangatlah penting untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang bersifat darurat. Kehilangan pekerjaan, krisis ekonomi, tertimpa musibah adalah hal-hal diluar dugaan yang tidak bisa dikendali.
Fungsi dana darurat adalah memberi kesiapan kepada keluarga menghadapi hal-hal semacam ini. Idealnya, dana darurat yang harus dipunya keluarga adalah sejumlah 12 kali pengeluaran perbulannya.
5. Alokasikan untuk Berbagai Kebutuhan
(Sumber: pexels/andrea-piacquadio)
Selain mengalokasikan untuk pengeluaran, dan dana darurat. Satu komponen penting yang tak boleh dilewatkan adalah mengalokasikan dana untuk asuransi, tabungan, dan investasi. Asuransi berfungsi untuk menjamin kehidupan dimasa depan, ada banyak jenis asuransi yang mengcover macam-macam hal berbeda. Seperti asuransi kendaraan, asuransi jiwa, asuransi properti, juga asuransi pendidikan.
Perbedaan dana darurat dan tabungan adalah dana darurat dikumpulkan hingga nominal tertentu dan digunakan hanya untuk kebutuhan darurat saja. Sedangkan tabungan adalah simpanan yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan yang sifatnya tidak darurat.
Sementara investasi adalah uang yang ditempatkan disuatu benda, lembaga atau suatu pihak dengan harapan kelak akan mendapatkan keuntungan.
Artikel terkait: 5 Tipe Pengaturan Keuangan Dalam Keluarga, Manakah yang Terbaik?
6. Berkaca dari Cerita Emil Dardak Pinjam Uang Ajudan, Buat Persetujuan dengan Pasangan
(Sumber: pexels/jack-sparrow)
Melibatkan pasangan dalam pengelolaan keuangan memberikan dampak positif dan meningkatkan intimasi. Sudah tidak diragukan lagi, dalam rumah tangga dibutuhkan kerja sama dan koordinasi yang baik dengan pasangan. Contohnya, menanyakan pendapat pasangan untuk membeli kendaraan bekas untuk menghemat uang, atau membawa bekal dari rumah agar tidak boros.
Mengomunikasikan dan membuat kesepakatan bersama dengan pasangan jauh lebih baik dari pada memutuskan secara sepihak. Kebersamaan ini juga dapat meningkatkan kepuasan semua pihak dalam rumah tangga.
7. Kurangi Penggunaan Kartu Kredit
(Sumber: pexels/energepiccom)
Memiliki kartu kredit hal adalah hal yang baik untuk kondisi kepepet. Namun, penggunaannya juga bisa membahayakan jika Parents tidak memiliki kontrol sehingga membeli banyak barang yang akhirnya membuat utang menumpuk.
8. Pertimbangkan Alternatif Lain
Untuk menghemat uang, Parents dapat mempertimbangkan penggunaan alternatif lain yang lebih ekonomis. Beberapa contohnya adalah membawa bekal dari rumah dibandingkan makan diluar, ataupun berkendara dengan kendaraan umum dibandingkan menggunakan transportasi online atau membawa kendaraan sendiri. Hal-hal seperti ini dapat membantu Parents untuk menekan pengeluaran.
9. Cerita Emil Dardak Pinjam Uang Ajudan Mengajarkan Agar Tidak Berutang
Di dalam waktu tertentu ada kondisi yang memaksa untuk berutang. Namun, usahakanlah jika memang harus mengutang, berutanglah untuk hal-hal yang bersifat kebutuhan tidak bisa ditunda. Jangan berutang untuk memenuhi keinginan seperti fesyen, hiburan, ataupun gaya hidup.
10. Disiplin
Setelah membuat semua perencanaan keuangan, hal yang sulit dilakukan adalah disiplin berpatok pada perencanaan keuangan yang sudah dibuat. Jadi, PR sesungguhnya adalah mengeksekusi rencana.
Parents, itu dia berbagai tips mengelola keuangan keluarga. Yuk, bisa! Untuk kehidupan finansial yang lebih baik lagi!
Baca Juga:
Cara Atur Keuangan Rumah Tangga agar Tujuan Finansial Tercapai
5 Cara Atur Keuangan Rumah Tangga, Cegah Timbulnya Konflik dengan Pasangan
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.