Akhir-akhir ini, banyak orang membicarakan drama korea romcom Hometown Cha Cha Cha yang dibintangi aktor tampan Kim Seon Ho (sebagai Hong Du Sik) dan aktris cantik Shin Min-a (sebagai Hyejin). Ceritanya yang ringan dengan bumbu-bumbu romantis, sedih, dan kekeluargaan menjadikan drakor ini dekat dengan keseharian kita.
Nggak heran juga banyak bunda yang ikut menyimak drakor ini. Tapi, kalau boleh ditelusuri, sebenarnya apa alasan para bunda menyukai tontonan yang romantis sekaligus lucu, atau yang sering disebut genre komedi-romantis, atau disingkat romcom (romantic comedy)? Hal-hal berikut ini mungkin bisa jadi alasannya.
Para Bunda Butuh Hiburan Ringan
Hidup ini sudah berat, buat apa cari tontonan yang terlalu butuh mikir? Membayangkan besok nggak bisa makan saja sudah membuat adrenalin naik, ngapain susah-susah nonton drama atau film horor, dark atau bloody yang membuat tegang dan adrenalin naik? Nambah pikiran saja ya, Bun.
Bagi jiwa-jiwa remeh macam saya, melihat tontonan bergenre komedi-romantis itu adalah terapi jiwa yang menyenangkan. Percaya deh, tontonan seperti itu kalau tidak bikin tertawa ya bikin baper senyum sendiri dan endingnya selalu bahagia. Biasanya yang suka romcom juga cenderung tidak mau terlalu mikir ceritanya. Ikut mengalir saja karena yakin bahagia. Ya, kan, bunda?
Kalaupun ada adegan menangis, biasanya para bunda juga ikut menghayatinya. Menangis tengah malam saat anak dan suami sudah tertidur adalah terapi jiwa yang menenangkan. Kadang setelah menangis, ketika ada adegan lucu ya jadi tertawa juga. Jadi, kalau dipikir-pikir, kita jadi seperti anak kecil, habis menangis terus tertawa. Biasanya kalau para suami tahu, juga bakal diledekin, sih. Kalau suami yang suka drakor juga, biasanya malah ikutan menemani nonton. Kan seru ya, bund, nonton drakor malah nangis bareng. Kalau orang lain lihat, dikira habis bertengkar mungkin, ya?
Artikel terkait: 8 Pelajaran Hidup dari Hometown Cha-Cha-Cha, Tak Sekadar Hubungan Percintaan
Meski Jalan Ceritanya Kadang ‘Maksa’, yang Penting Lucu
Katanya, netizen Korea mengeluhkan episode romantisnya Hong Du Sik dan Hyejin di drakor Hometown Cha Cha Cha. Cerita cintanya terkesan dipercepat karena adegan heroik. Episode 4 saja sudah ada adegan Hong Du Sik menolong Hyejin, masa episode 10 juga ada adegan serupa? Apa iya adegan heroik ke-2 si Du Sik ini terlalu dipaksakan agar ada momen penentu mereka saling meyakinkan perasaan cinta yang sudah tidak tertahankan lagi? Padahal di film Mr Hong memang Hyejin sering jadi korban kejahatan, lho.
Seperti drama atau film lainnya, seolah-olah cerita “kejahatan” terhadap perempuan kemudian diselamatkan oleh laki-laki secara heroik itu memang menjadi semacam “alat” atau “momen” untuk mempercepat hubungan romantis dari pemeran utama. Ini adegan klise yang banyak ditemukan di drakor, sinetron, atau film lainnya. Kenapa bisa begitu ya?
Pertanyaan lain, “memangnya perempuan sepayah itu selalu menjadi korban kejahatan dan nggak bisa mengatasinya sendiri?”, atau “apakah cinta di drama hanya timbul dalam bentuk laki-laki melindungi perempuan?”, dan pertanyaan-pertanyaan tidak masuk akal lainnya yang muncul karena adegan klise seperti ini. Ya, tidak apa-apa, namanya juga berusaha realistis.
Sebenarnya kalau para perempuan belajar melawan kejahatan bisa jadi cerita lain nanti. Mungkin eksyen? Namanya genre romantis komedi, ya harus romantis dan lucu. Syukur-syukur bisa bikin penonton terbawa suasana. Memang kesannya ada situasi yang (harus) dipaksakan, sih, karena ya tidak semua kisah romantis cinta itu kan manis terus.
Meski dalam Strong Woman Do Bong Soon, perempuan digambarkan kuat bahkan menjadi bodyguard si laki-laki, tetap saja ada sisi “sekuat apapun perempuan akan ada sisi lemahnya juga dari laki-laki”. Semacam itu, kan, yang dimaksud romantis? Ya memang begitu yang namanya romcom. Tak perlu dipikir terlalu dalam.
“Memangnya nggak ada laki-laki atau perempuan lain di dunia ini?” Gemas kan? Sekali lagi ya karena memang ceritanya dipaksa romantis begitu. Mau tak sengaja menjatuhkan buku terus tangannya bersentuhan, atau tak sengaja menabrak, atau meminjamkan uang karena kekurangan uang receh pas bayar di kasir, atau menolong dengan menahan tubuh pas mau jatuh di dalam kereta karena rem mendadak, pokoknya harus ada adegan apa saja yang bikin momen romantis.
Dulu ejek mengejek tapi saat tak ada ternyata kangen. Lalu, berubah jadi peduli dan sayang. Atau dari teman jadi suka. Kan? Sesimpel itu sebenarnya.
Jangan membayangkan harus realistis macam genre ilmiah, detektif, dan lain sebagainya, genre romcom memang harus menye-menye dan menye-menye. Kalau episodenya terlalu banyak, cerita cintanya juga malah jadi drama keluarga 100 episode atau sinetron Indonesia yang episodenya ratusan. Capek juga kan jadinya.
Pokoknya bagi pecinta komedi romantis, melihat pemeran utama pedekate aja sudah ikut mesem-mesem sendiri. Pas adegan ciuman, bisa loncat dan jingkrak-jingkrak dia. Saya sendiri tidak sampai begitu, sih. Hanya memutar ulang saja adegan romantisnya. Senyam-senyum sendiri deh jadinya. Gumush ya, Bun.
Artikel terkait: 7 Potret Ikonik Lokasi Syuting Hometown Cha-Cha-Cha, Jadi Tempat Wisata Dadakan
Happy Ending
Kekhasan lain dari drama Korea romcom adalah harapan bahwa semua tokoh baik akan berakhir baik, dan tokoh jahat akan mendapat ganjaran atas kejahatannya. Meski dibumbui humor, tetap saja drakor bergenre ini mengusung masalah yang kadang tak biasa. Namun, biasanya tertebak sih ya plot dan alurnya. Perkenalan, puncak masalah, penyelesaian, dan akhir yang bahagia.
Masalah yang biasanya dimunculkan biasanya berhubungan dengan keluarga, hubungan yang tak direstui, trauma masa lalu dan gangguan psikologi lainnya, masalah ekonomi, pekerjaan, kecemburuan dan balas dendam. Setelah masalah teratasi, biasanya tinggal happy ending saja. Atau minimal endingnya melegakan lah. Memang terkadang ada juga ending yang mengambang dan terkadang tidak memuaskan para penontonnya.
Meski sama-sama genre percintaan, romcom ini berbeda dengan mellow. Kalau genre mellow lebih sering nangisnya sih ya, sedangkan romcom ada saja komedinya. Bikin ketawa. Jadi, ya tetap saja beda. Kalau di Indonesia genre romcom ini biasanya ada di FTV. Ceritanya simpel, kadang maksa juga cerita cintanya, tapi happy ending juga. Kadang tertebak endingnya bakal bagaimana sih, tapi tetap enak ditonton.
Selain cerita, visualnya juga menyejukkan mata. Aktor ganteng, aktris cantik, jalan cerita oke, dan latar menarik. Terkadang rating drama begini itu rendah, dibanding genre lain mungkin. Malah ada yang dipotong episodenya karena ratingnya terlalu rendah.
Artikel terkait: Inspiratif! Ini 6 Pelajaran Hidup yang Bisa Dipetik dari Drakor Hometown Cha-cha-cha
Rekomendasi Drama Korea Romcom
Berikut ini rekomendasi drakor yang lumayan bagus dan Bunda tidak perlu mikir-mikir banget ketika menontonnya ya. Tapi, saya tak janji lho kalau Bunda bakal nangis atau tidak.
Drakor tahun 2021 yang sudah bisa disaksikan ada Yumi’s Cell. Kalau yang sudah tamat ada Hometown Cha Cha Cha, Hospital Playlist, My Roommate is Gumiho, So I Married an Antifan, Mr Queen, dan Lovestruck in the City.
Kalau yang agak lawas ya Goblin, Vincenzo, Royal Secret Agent, Crash Landing On You, Itaewon Class, What’s Wrong with Secretary Kim, Fight for My Way, Weightlifting Fairy Kim Bok Jo, Start Up, Strong Woman Do Bon Soon, True Beauty, I Am Not Robot, Suspicious Partner, When You’re Sleeping, dan masih banyak yang lainnya.
Yang paling saya ingat sampai hari ini meski sudah belasan tahun tamatnya adalah drakor Full House yang dibintangi Song Hye Kyo dan Rain, drakor tahun 2004.
Mungkin ceritanya yang bakal ketebak dan tak ada seru-serunya menjadi alasan orang lain juga tak terlalu suka genre ini. Atau pemahaman bahwa “nggak semua kisah cinta seindah drama romcom” juga menjadi alasan untuk tidak nonton. Tapi, cocok lah drama Korea romcom untuk menghibur diri yang sedang banyak pikiran dan pengin hiburan tapi tidak mau yang terlalu mikir.
Ditulis oleh Primasari N Dewi, UGC Contributor theAsianparent.com
Artikel UGC Contributor lainnya:
4 Cara Belajar Mengaji yang Aman untuk Anak-anak Kita
Menyiapkan Ibu Menjadi Eyang Digital
10 Cara Mendidik Anak Keras Kepala, Mulai dengan Mendengarkan Si Kecil
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.