Selain Seru, Ini 7 Pelajaran Penting bagi Orangtua dari Drakor 'Record of Youth'

Ada banyak pelajaran penting bagi orangtua yang dapat dipetik dari drakor ‘Record of Youth', apa saja?

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Sama seperti serial Korea kebanyakan, drama Korea Record of Youth juga meninggalkan pesan mendalam di akhir penayangannya. Dari mulai karir, cinta, hingga hubungan keluarga bisa penonton temukan di sana.

Tidak hanya itu, serial yang dibintangi Park Bo Gum ini juga memasukkan unsur dan nilai-nilai parenting dalam alur ceritanya. Sehingga Parents yang menonton drama ini pun bisa memetik makna dan pelajaran penting sebagai orangtua.

Selengkapnya, melansir dari berbagai sumber, yuk langsung simak saja beberapa pelajaran parenting yang bisa dipetik dari Drama Korea Record of Youth berikut ini!

Artikel terkait: Inspiratif! 10 Dialog Drakor ‘It’s Okay to Not Be Okay ini Memiliki Makna Dalam

Makna dan Pelajaran Penting bagi Orangtua yang Bisa Dipetik dari Drama ‘Record of Youth’

#1. Membandingkan Anak Bukanlah Hal yang Bijak

Ayah tidak memarahiku pun, aku sudah cukup menderita.”Sa Hye Jun

Dalam serial ini, konflik Sa Hye Jun (Park Bo Gum) dan sang ayah menjadi sorotan. Pasalnya, ayah Sa Hye Jun yang bernama Yeong Nam kerap membandingkan Hye Jun dengan sang kakak, Gyeong Jun. Pada akhirnya, Hye Jun kerap merasa tertekan dan seringkali sakit hati akibat perlakuan sang ayah.

Dari serial ini kita belajar bahwasanya membandingkan anak merupakan satu hal yang kurang bijak karena setiap anak itu unik. Seperti Hye Jun, anak yang dibandingkan bisa merasa tertekan dan sakit hati.

#2. Bila Salah, Jangan Ragu untuk Meminta Maaf

Bahkan kau tidak meminta maaf setelah menamparnya.”Han Jin-Hee (Kakek Sa Hye Jun)

Saat Hye Jun menerima penghargaan sebagai aktor, ia tidak menyebutkan nama sang ayah sebagai bentuk terima kasih dalam pidato. Hal ini bisa jadi karena Hye Jun masih memiliki rasa sakit tersendiri yang ia pendam pada sang ayah.

Pasalnya, Yeong Nam kerap kali meremehkan mimpi Hye Jun secara terus-menerus. Lelaki itu bahkan pernah menampar Hye Jun tetapi tak satu pun permintaan maaf yang terlontar dari mulutnya.

Belajar dari kasus tersebut, jika melakukan kesalahan pada anak, maka jangan ragu atau pun malu meminta maaf. Hal ini sangat penting di dalam setiap hubungan, termasuk keluarga.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

#3. Bermain dan Melakukan Hal yang Disuka Juga Penting bagi Anak

“Dari kecil, aku sudah dipaksa menjadi orang dewasa.”Ahn Jeong Ha

Berbeda dengan Hye Jun, Ahn Jeong Ha (Park So Dam) malah memiliki konflik tersendiri dengan sang ibu. Dari kecil, ibu Jeongha selalu memperlakukannya selayaknya orang dewasa.

Jeongha tidak memiliki kesempatan untuk bermain atau melakukan hobi yang ia sukai seperti anak-anak lainnya. Hal ini pun membuat Jeongha tertekan dan kehilangan momen menyenangkan yang seharusnya ia rasakan semasa anak-anak.

Padahal, masa bermain anak penting untuk tumbuh kembangnya. Bila ia tidak terpuaskan bereksplorasi dengan kegiatan yang menyenangkan, akan memengaruhi psikologis anak saat ia dewasa kelak.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

#4. Jangan Menuntut, Tapi Dukunglah Impiannya

“Aku tidak ingin menjadi orang yang mematahkan mimpinya.”Han Ae Suk

Meski dalam kondisi terbatas, ibu Sa Hye Jun yang bernama Han Ae Suk kerap mendukung impian sang anak. Hal ini sangat bertolak belakang dengan sang ayah yang selalu skeptis pada impiannya.

Sebagai orangtua, hal yang paling beharga bagi Ae Suk adalah melihat anaknya tumbuh bahagia. Oleh karena itu, ia kerap menjadi pendengar yang baik bagi Hye Jun. Dia pun tidak pernah menuntut dan kerap mendorong sang anak untuk mewujudkan mimpinya.

Sikap sang ibu ini bisa menjadi contoh bagi kita semua. Hendaknya kita memerhatikan kebahagiaan anak, dibandingkan hanya menuntut anak melakukan hal yang orangtua inginkan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Artikel terkait: 4 Makna penting pernikahan dari akhir kisah ‘The World of the Married’

#5. Anak Bukanlah Investasi dan Aset Orangtua

“Kami memang karya kalian, tetapi bukan milik kalian.” – Won Hae Hyo

Anak terlahir ke dunia untuk menjadi seorang individu, bukan sebagai aset yang bisa dijadikan investasi masa depan orangtuanya. Maka dari itu, biarkanlah anak memiliki jalannya sendiri tanpa harus dikontrol secara terus-menerus.

#6. Terlalu Mengekang Anak Bukanlah Hal yang Baik

“Bagaimana mungkin orangtua bisa membantu anak sepenuhnya?” – Han Ae Suk

Sebagai orangtua, merupakan hal wajar jika kita ingin memberikan yang terbaik baginya. Namun, itu bukan berarti orangtua juga berhak mengekang dan terlalu mencampuri kehidupannya.

Dampingi dan dukung ia secara wajar. Selebihnya, berikan anak kesempatan untuk berusaha meraih keinginannya sendiri. Sikap ini perlu ditanamkan juga sejak dini agar anak tidak selalu bergantung pada orangtua saat ia tumbuh dewasa.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

#7. Jangan Menghakimi Orangtua Lain

“Bagaimana pun, keadaan kita tidak bisa disamakan,”Han Ae Suk

Kim I-Yeong atau ibunya Hae Hyo (teman dekat Hye Jun) selalu mengomentari pola asuh Ae Suk pada Hye Jun. Tak jarang, ia juga kerap membandingkan Ae Suk dengan dirinya sendiri dalam hal mendidik anak.

Hal tersebut tentunya bukanlah sesuatu yang bijak untuk dilakukan. Kita tidak berhak menghakimi orangtua lain hanya karena cara mereka dalam mendidik anak berbeda. Karena pada dasarnya, setiap orangtua memiliki kondisi yang berbeda dan tentunya punya cara masing-masing dalam mengasuh buah hatinya.

Artikel terkait: Sudah Seperti Ibu dan Anak, Ini 5 Potret Kedekatan Seo Ye Ji dan Kim Mi Kyung

Nah, itulah beberapa makna dan pelajaran penting bagi orangtua yang bisa dipetik dari drama Korea ‘Record of Youth’. Jadi, adakah di antara Parents yang menyaksikan serial yang dibintangi Park Bo Gum ini?

***

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Baca juga:

6 Pesan Penting untuk Parents dalam KDrama It's Okay to Not Be Okay