Parents pasti tidak asing dengan dongeng Kancil yang sering kita baca saat kecil, bukan? Nah, dongeng ini juga bisa dibacakan kepada anak-anak sebelum mereka tidur karena kaya pesan moral.
Cerita tentang Kancil merupakan jenis fabel, yaitu cerita tentang binatang yang bisa berbicara dan bertingkah seperti manusia. Termasuk dalam jenis cerita lama, fabel seperti cerita si Kancil ini biasanya memiliki pesan moral yang ditujukan bagi anak-anak.
Melansir berbagai sumber, agar Parents bisa mulai bercerita, yuk simak variasi dongeng tentang si Kancil terbaik berikut ini!
5 Dongeng Kancil Terbaik yang Kaya Akan Pesan Moral
1. Dongeng Kancil dan Buaya
Suatu hari di dalam hutan, si Kancil terlihat tengah berjalan mencari makan. Perutnya keroncongan dan ingin sekali diisi dengan buah-buahan atau timun kesukaannya.
Namun, setelah berjalan cukup jauh, ia tak juga mendapatkan makanan yang dicari. Akhirnya, si Kancil pun berjalan menuju tepi sungai besar.
Saat sampai di tepi sungai besar, si Kancil terkejut. Dari kejauhan dilihatnya kumpulan pohon timun dengan buah-buahan yang ranum.
Namun, bagaimana ia bisa menyeberang? Tidak ada batu atau kayu sebagai pijakan. Si Kancil pun tidak bisa berenang karena arusnya cukup deras.
Tiba-tiba… ia dikagetkan oleh seekor buaya yang menggigit kakinya. Kancil lupa jika sungai besar merupakan rumah dari para buaya.
Sudah pasti ia akan segera menjadi mangsa. Akhirnya, Kancil memutar otak bagaimana ia bisa lolos dari ancaman sang buaya.
Kancil lantas bercerita, ia mendengar kabar bahwa ada daging rusa besar tergeletak di seberang sungai. Ia berkilah datang untuk melihatnya.
Mendengar hal itu, Buaya melepaskan gigitannya, ia lalu menyuruh Kancil membuktikan hal tersebut.
Kancil kemudian setuju dan meminta buaya memanggil kawan-kawannya. Ia berkata bahwa daging rusa itu sangat besar dan tidak bisa dihabiskan sendirian.
Buaya lalu memanggil kawanannya dan mendengarkan arahan Kancil untuk berbaris melintasi sungai.
Kancil akan menyeberang sekaligus berhitung untuk membagi daging rusa tersebut. Buaya pun menurut dan Kancil segera menyeberang dengan menghitung jumlah kawanan buaya dengan keras.
Sampai di seberang, Kancil tak melihat ke belakang dan langsung berlari menjauh dengan cepat. Ia akhirnya berhasil lolos dari maut dengan mengecoh kawanan buaya, dan juga mendapatkan timun ranum yang tumbuh di seberang sungai.
Pesan moral: Kecerdikan atau ilmu bisa mengalahkan kekuatan atau kekerasan.
2. Dongeng Kancil dan Harimau
Suatu waktu, Kancil tengah beristirahat di padang rumput. Ia mengantuk karena kekenyangan setelah makan banyak timun. Tanpa sadar, ada sepasang mata yang tengah mengincarnya.
Hap! Seekor Harimau dengan cepat menggigit kakinya agar tak berlari. Kancil yang gemetar ketakutan dan perutnya yang penuh karena kekenyangan tak kuasa untuk berlari. Ia pun memutar otaknya yang cerdik bagaimana bisa lolos dan tidak dimangsa Harimau.
Kancil kemudian meminta Harimau mendengarkannya sebelum nantinya memakan dirinya. Kancil bercerita bahwa dirinya terduduk karena sedang kebingungan bagaimana mengambil sabuk sakti. Harimau tertarik dan meminta Kancil bercerita.
Kancil kemudian memberi tahu ada sebuah sabuk sakti yang bisa membuat binatang menjadi semakin kuat. Sabuk sakti itu bisa membuat binatang yang memakainya bisa berlari kencang dan juga lebih kuat daripada hewan lain di seluruh hutan.
Harimau sangat tertarik dengan cerita Kancil dan minta diantarkan ke tempat sabuk itu berada. Kancil semula menolak, karena takut sabuk sakti itu dijaga pemburu. Namun, Harimau membujuknya dengan mengatakan akan memangsa sang pemburu yang menghadangnya.
Kancil menurut dan membawa Harimau ke tempat pohon besar di mana sabuk sakti disimpan. Setelah memastikan tidak ada pemburu, Kancil menunjuk sabuk sakti yang tergantung di sebuah dahan pohon kepada Harimau. Kancil berpesan jika Harimau bisa mengambilnya dengan berjalan mundur.
Harimau melaksanakan perintah tersebut, sementara Kancil melihatnya dari jauh. Tepat di bawah sabuk sakti, Harimau berteriak kencang. Ternyata sabuk sakti yang dikatakan Kancil adalah seekor ular besar.
Harimau pun tak bisa lari karena sang ular langsung melilit tubuhnya dan menyantapnya. Sementara itu, Kancil bisa lolos dan tak henti bersyukur masih diberi kehidupan.
Pesan moral: Keserakahan bisa menimbulkan kerugian, dan kecerdasan bisa menyelamatkan kita dari bahaya.
Artikel terkait: Mengisahkan Orangtua dan Anak, Ini 2 Contoh Dongeng Populer untuk Buah Hati
3. Dongeng Kancil dan Jerapah
Jerapah terkenal sebagai hewan yang sangat kasar dan sombong. Hal ini karena, ia merasa tubuhnya paling tinggi sehingga kerap bertingkah semena-mena. Ia selalu membuat hewan di hutan marah karena ulahnya.
Suatu kali, Jerapah mengusir para hewan dari mata air. Jerapah mengatakan tidak ada boleh yang minum kecuali dengan izinnya. Anak-anak hewan yang ada di sumber air juga ikut menangis karena ketakutan.
Lain hari, para domba juga dibuat kesal oleh Jerapah. Domba yang tengah mengumpulkan bulu-bulunya untuk sarang ibu musang yang baru melahirkan kesal karena Jerapah dengan seenaknya menginjang dan mengotori bulu-bulu mereka. Jerapah hanya tertawa dan berlalu tanpa meminta maaf.
Kancil yang mendengar cerita tersebut menawarkan diri untuk membantu. Ia kemudian mendatangi Jerapah untuk memberinya pelajaran.
Kancil menantang Jerapah untuk melakukan lomba lari, hadiahnya adalah setumpuk buah dan sayur segar yang akan dikumpulkan oleh para binatang.
Jerapah setuju dan perlombaan pun dimulai. Kancil sengaja memilih rute dengan dahan-dahan besar yang membuat Jerapah kesulitan untuk mengejarnya.
Sampai akhirnya, kepala Jerapah terantuk dahan berduri sampai terluka yang membuatnya menangis meminta tolong.
Para binatang datang menolong Jerapah dan mengobatinya. Jerapah pun tersadar atas kesalahannya dan meminta maaf dengan para hewan.
Para binatang pun menerima permintaan maaf Jerapah dan hutan pun kembali tenang dan damai.
Pesan moral: Keserakahan bisa menimbulkan kerugian, dan kecerdasan bisa menyelamatkan kita dari bahaya.
Artikel terkait: 3 Contoh Dongeng untuk Bayi, Kisahnya Simpel dan Penuh Makna
4. Dongeng Kancil dan Siput
Kancil merupakan binatang yang larinya sangat cepat, tetapi ia sering menggunakannya untuk cara yang salah. Si Kancil suka mencuri timun milik hewan-hewan di hutan. Hal ini karena, Kancil begitu suka memakan mentimun.
Keluarga Siput kali ini menjadi korban ulah Kancil. Timun yang mereka kumpulkan untuk persediaan habis tanpa sisa. Kancil tanpa rasa bersalah kabur dan meninggalkan Siput yang kesal karena makanan yang mereka kumpulkan susah payah, habis begitu saja.
Akhirnya, para siput membuat sayembara. Mereka gantian menantang Kancil berlomba lari. Kancil tertawa menghina, Jerapah saja bisa dikalahkan apalagi hanya seekor Siput. Kancil menerima tantangan itu tanpa ragu.
Kancil bersiap menyelesaikan lomba lari melintasi hutan dengan santai. Sementara Siput dengan tenang bersiap di garis awal. Dengan menghina, Kancil menyuruh Siput berlari lebih dulu.
Kancil kemudian menyusul dengan cepat, tetapi herannya di tikungan ia melihat Siput ada di depannya. Ia berlari makin cepat dan kembali melihat Siput berada di depannya. Sampai di garis akhir, ia melihat Siput sudah sampai dan mendahuluinya.
Ternyata, para Siput bekerja sama, mereka mewarnai cangkang dengan warna yang sama seolah mereka sudah melampaui Kancil. Hewan-hewan di hutan juga mendukung usaha para Siput dan membantu mereka. Alhasil, Kancil harus mengakui kesalahan dan tak lagi mencuri timun milik hewan-hewan di hutan.
Pesan moral: Keserakahan bukanlah sifat yang baik, dan kecerdikan bisa mengalahkan kekuatan.
Artikel terkait: Dongeng sebelum tidur: Kisah Putri Mawar dan Burung Emas
5. Dongeng Kancil dan Petani
Kancil memang sangat menyukai timun dan akan mendapatkannya dengan segala cara. Kebetulan, seorang petani membuat ladang timun di sisi hutan dekat tempat Kancil suka mencari makan.
Pak Tani sangat baik, beberapa kali memberi Kancil timun hasil panennya. Timun hasil ladang Pak Tani rasanya berbeda karena dirawat, disiangi dan diberi pupuk. Rasanya lebih segar dan manis daripada yang sering Kancil makan di dalam hutan.
Hal ini membuat Kancil ingin memakan semua timun milik Pak Tani. Timbul niat di hati Kancil untuk mencuri timun Pak Tani pada malam hari. Ia pun membuat rencana matang untuk melakukan niatnya di malam bulan purnama.
Pada malam yang ditentukan, Kancil sudah sampai di pinggir ladang timun Pak Tani. Ia mengendap-endap dan mulai memakan timun-timun yang telah matang.
Perutnya mulai membuncit karena memakan timun terlalu banyak. Tanpa diketahui, ada sepasang mata yang mengawasinya.
Kancil sudah mulai kekenyangan tetapi sifatnya yang rakus membuatnya tak mau berhenti. Sampai akhirnya, ia tak sadar menabrak sosok tinggi besar yang menyeramkan.
Kancil kaget dan ingin berlari tapi karena terlalu kenyang, badannya pun sangat berat. Tak sadar, kakinya terjerat jebakan yang dibuat Pak Tani.
Kancil menangis karena ketakutan. Tangisnya tidak berhenti sampai siang hari. Perut Kancil sakit karena kekenyangan, kakinya luka karena jeratan jebakan, badannya bergetar karena takut dengan orang-orangan sawah yang menyeramkan.
Pak Tani yang datang untuk memanen timunnya kaget melihat Kancil terjerat di dekat orang-orangan sawah yang dibuatnya.
Pak Tani iba melihat Kancil yang menangis dengan badan gemetar dan kesakitan. Sembari membebaskan Kancil, Pak Tani memberi nasihat agar Kancil tidak mengulangi perbuatannya.
Kancil menurut dan meminta maaf pada Pak Tani yang berbaik hati melepaskannya. Ia juga berjanji taka akan mencuri lagi.
Pesan moral: Keserakahan dan menghianati kepercayaan seseorang kepada kita bukanlah sifat yang baik.
Nah, itulah beberapa dongeng Kancil yang bisa Parents bacakan kepada anak sebelum tidur. Semoga bermanfaat, ya!
****
Baca juga:
Pengantar Tidur Si Kecil, Ini 2 Contoh Dongeng yang Bisa Parents Bacakan
11 Pilihan Fabel Sederhana Pengantar Tidur Anak yang Kaya Nilai Moral Kehidupan
Dongeng Lutung Kasarung, Punya Pesan Baik untuk Diajarkan kepada Anak