Virus corona tidak hanya menyebabkan COVID-19 yang merusak organ pernafasan. COVID-19 juga bisa mempengaruhi fungsi seksual. Salah satu contohnya yaitu disfungsi ereksi akibat COVID-19 juga bisa terjadi. Efek ini baru diketahui setelah adanya temuan baru dari para ilmuwan.
Seperti yang diketahui, virus corona masih berada dalam tahap penelitian. Berbagai penemuan baru terkait virus ini masih terus dilaporkan.
Laporan terbaru dari Cleveland Clinic menyebutkan bahwa COVID-19 dapat mengganggu kesehatan reproduksi serta seksual pria. Berdasarkan laporan tersebut, pasien yang berhasil sembuh dari COVID-19 mungkin memiliki gejala efek samping dari infeksi virus tersebut yang berhubungan dengan disfungsi ereksi.
Disfungsi ereksi atau impotensi adalah suatu kondisi dimana laki-laki tidak mampu ereksi atau mempertahankan ereksi secara optimal ketika sedang berhubungan seks.
Artikel terkait: Duh! Kasus Disfungsi Ereksi Meningkat Saat Pandemi, Ini Cara Mengatasinya
Bagaimana Disfungsi Ereksi Akibat COVID-19 Bisa Terjadi?
Melansir dari Hellosehat.com, para ahli sudah membicarakan kemungkinan pengaruh COVID-19 terhadap disfungsi ereksi pada pria. Beberapa penelitian menunjukkan terdapat suatu hubungan antara infeksi COVID-19 dengan defisiensi hormon testosteron hingga terjadinya kerusakan sel endotel yang bisa meningkatkan resiko terjadinya impotensi.
Menurut studi terbaru yang melibatkan dua orang terinfeksi COVID-19, dimana yang satu menjalani perawatan di rumah sakit sedangkan satunya menjalani isolasi mandiri. Dua orang ini masih memiliki partikel virus corona dalam penis mereka setelah 6-8 bulan kemudian.
Kedua subjek penelitian ini mengalami disfungsi ereksi yang parah sampai harus menjalani operasi implan penis. Padahal keduanya tidak punya riwayat impotensi sebelumnya.
Mengutip dari hellosehat.com, tim peneliti dari Fakultas Kedokteran Miami akhirnya memeriksa sampel jaringan penis kedua pasien tersebut. Peneliti juga memeriksa jaringan penis pasien impotensi yang tidak pernah terinfeksi COVID-19.
Pada jaringan penis dua pasien penyintas COVID-19, ada partikel virus SARS-CoV-2 serta disfungsi sel endotel. Yang dimaksud dengan sel endotel yaitu sel yang melapisi bagian dalam dinding pembuluh darah.
Pada pasien disfungsi ereksi yang tak pernah mengalami COVID-19, peneliti tidak melihat ada kerusakan sel endotel pada jaringan penis. Serangan virus Covid-19 pada endotelium bisa menyebabkan terjadinya disfungsi endotel.
Artikel terkait: Disfungsi Ereksi Bisa Jadi Tanda Penyakit Serius, Kenali Penyebab dan Cara Mengatasinya!
Faktor Penyebab Terjadinya Disfungsi Ereksi Akibat COVID-19
Melansir dari Kontan.com, ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan timbulnya disfungsi ereksi pada pria yang pernah mengalami virus Corona yaitu:
1. Efek Vaskular
Sistem vaskuler berhubungan erat dengan sistem reproduksi. Fungsi ereksi menjadi prediktor dari penyakit jantung. COVID-19 bisa menyebabkan terjadinya hiperinflamasi pada seluruh tubuh, khususnya pada jantung dan otot yang ada di sekitarnya. Pasokan darah ke penis yang dapat tersumbat atau menyempit karena kondisi vaskular baru atau justru bisa memperburuk virus ini.
2. Efek Psikologis
Penderita virus corona akan merasakan stres, kecemasan dan depresi. Virus dan pandemi bisa menyebabkan terjadinya disfungsi seksual serta suasana hati yang buruk. Sementara aktivitas seksual berhubungan erat dengan kesehatan mental terganggu. Tidak bisa dipungkiri kondisi psikologis pasien COVID-19 bisa menyebabkan pria mengalami impotensi.
3. Kerusakan Kesehatan Secara Umum
Disfungsi ereksi umumnya merupakan gejala dari masalah kesehatan tertentu yang sangat serius. Pria yang mengalami kondisi buruk punya resiko lebih besar untuk mengalami disfungsi ereksi serta memiliki reaksi yang cukup parah terhadap COVID-19. Maka sangat disarankan pria yang mengalami disfungsi ereksi akibat COVID-19 agar selalu waspada dan memeriksakan kesehatan dengan rutin.
COVID-19 berpotensi menyebabkan terjadinya kerusakan testis. Memang masih belum diketahui apakah kerusakan tersebut bersifat permanen, sementara atau bisa mempengaruhi terjadinya kesuburan.
Artikel terkait: Disfungsi Ereksi pada Pria Sering Diabaikan, Ini Cara Menanganinya Menurut Pakar
Mencegah Efek Jangka Panjang COVID-19
Beberapa laporan menyebutkan ada beberapa efek jangka panjang COVID-19 yang bisa timbul bahkan setelah pulih dari penyakit ini, sekalipun penderita hanya mengalami gejala ringan atau bahkan tidak menunjukkan gejala sama sekali.
Long COVID-19 atau efek jangka panjang Covid-19 saat ini bernama Post Acute Sequelae Syndrome of SARS-CoV-2 atau PASC. Komplikasi yang terjadi dalam jangka panjang ini dapat berbeda bentuknya pada setiap orang. Salah satunya adalah disfungsi ereksi.
Dikutip dari halodoc.com, yang menjadi kabar buruk yaitu disfungsi ereksi ini diduga tidak hanya terjadi dalam waktu yang singkat namun bisa juga bersifat permanen. Meskipun hal tersebut masih membutuhkan penelitian lebih lanjut.
Disfungsi ereksi akibat COVID-19 bisa terjadi karena beberapa hal seperti yang disebutkan di atas. Untuk menghindari terjadinya penularan virus corona, jangan lupa terapkan prokes dengan ketat dan disiplin.
Baca juga:
https://id.theasianparent.com/mengatasi-disfungsi-ereksi-pada-suami
https://id.theasianparent.com/lemah-syahwat
https://id.theasianparent.com/5-penyebab-impotensi