Banyak cara dilakukan orang untuk melindungi diri dari paparan virus korona. Mulai dari mencuci tangan, memakai hand sanitizer, memakai masker, sampai menyemprot cairan antiseptik. Namun, apa jadinya jika ada yang membuat cairan diffuser dengan antiseptik seperti yang dilakukan Dinda Safay?
Selebgram dan juga Youtuber yang terkenal suka membuat tutorial DIY ini bereksperimen dengan memasukkan cairan antiseptik ke dalam diffuser. Dia menunggah video eksperimen itu di akun TikTok miliknya.
“Tips ruangan bersih dari VIRUS/BAKTERI/DEBU!” tulis Dinda.
“Anti coronavirus checked,” kata Dinda dalam video. “Sediain Aqua steril. Sediain Dettol. Tuang secukupnya. Shake.”
Artikel terkait: Mencegah virus corona, amankah pemakaian hand sanitizer untuk bayi?
Dalam video berdurasi 18 detik itu, Dinda memperagakan cara mencampur air mineral dan cairan antiseptik lalu memasukkannya ke dalam alat diffuser. Dia berpikir bahwa uap yang dihasilkan diffuser itu dapat membunuh virus korona karena mengandung disinfektan.
Diffuser adalah alat yang umumnya digunakan untuk melembabkan udara (humidifier) sekaligus mengharumkan ruangan. Cara kerjanya yaitu dengan ‘menguapkan’ air yang dicampur dengan minyak atsiri atau minyak esensial (essential oil).
Video diffuser dengan antiseptik itu pun menjadi viral di media sosial. Nama Dinda Safay bahkan menjadi trending topic di Twitter dan menuai hujatan dari warganet karena ulahnya tersebut. Menurut warganet, itu adalah video pembodohan karena membuat eksperimen tanpa dasar ilmu.
Apa kata dokter tentang eksperimen diffuser dengan antiseptik yang dilakukan Dinda Safay?
Spesialis kulit Dr dr I Gusti Nyoman Darmaputra, SpKK(K), FINSDV, FAADV, dari DNI Skin Centre menjelaskan apa yang dilakukan sang selebgram berbahaya. Ini karena cairan antiseptik sebetulnya digunakan untuk luar tubuh.
“Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Korea, penggunaan desinfektan humidifier dapat berbahaya,” ujar dr Darma seperti dilansir oleh detikcom, Selasa (14/4/2020). “Karena uap yang mengandung bahan kimia tersebut bila terhirup dalam waktu lama bisa berisiko menyebabkan acute lung injury atau gangguan saluran napas, khususnya paru-paru.”
“Bisa iritasi juga. Iritasi mukosa saluran pernapasan,” sambungnya.
Dokter Darma menegaskan tidak ada bukti bahwa diffuser antiseptik bermanfaat untuk cegah virus korona COVID-19.
Kandungan berbahaya dalam cairan antiseptik
Mengutip Kompas, ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia Prof. dr. Zubairi Djoerban menyebut cairan antiseptik tersebut memiliki kandungan berbahaya apabila tidak dipergunakan dengan semestinya.
“Dettol memiliki 3 bahan utama, chloroxylenol, pine oil, dan castor oil, tapi chloroxylenol beracun dan tidak boleh dicerna,” kata Zubairi pada Selasa (14/4/2020).
“Jangan kena mata, jangan sampai tertelan,” lanjutnya.
Artikel terkait: Hati-hati! Ini alasan WHO melarang semprotkan disinfektan pada tubuh
Sementara itu, merujuk Medicines.ie, Dettol tidak bisa digunakan pada orang yang mengalami eksim dan anak-anak di bawah usia 1 tahun. Cairan antiseptik ini pun tidak untuk digunakan di sekitar mata, telinga, hidung, atau mulut. Padahal, bila digunakan sebagai isian air diffuser, cairannya bisa menjangkau ke seluruh bagian permukaan yang ada di ruangan tersebut, termasuk permukaan tubuh orang-orang di sekitarnya.
Membersihkan udara dari virus adalah tindakan sia-sia
Alasan lain mengapa tips yang disampaikan Dinda Safay tidak tepat adalah tidak ada virus korona di udara. Virus Covid-19 menempel pada permukaan benda. Hal ini sebagaimana disampaikan dokter spesialis paru dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Dr. dr Reviono, Sp.P(K).
“Yang jelas coronavirus itu tidak di udara, lebih banyak di permukaan meja, kursi, pegangan kursi, pegangan pintu, pegangan tangga,” ujarnya seperti dikutip dari Kompas (14/4/2020).
Untuk itu, selain tidak dianjurkan karena memiliki risiko bagi kesehatan, penggunaan antiseptik sebagai isian air diffuser juga tidak efektif karena virus yang menjadi sasarannya tidak terdapat di udara.
Di masa pandemi seperti saat ini, masyarakat seharusnya tidak menelan mentah-mentah semua informasi yang didapat terkait virus Covid-19. Sumber informasi yang dirujuk pun beragam, mulai dari media massa, situs pemerintah, dokter, bahkan media sosial.
Di media sosial tersebar begitu banyak informasi yang diproduksi oleh banyak orang, namun kadang belum bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. Untuk itu, Parents harus pandai-pandai memilah informasi tersebut agar tidak tersesat oleh hoax.
Sumber: Detik Health, Kompas
Baca juga:
Viral! Aksi driver ojol lindungi pesanan dari semprotan disinfektan bikin haru