Aktris Tya Ariestya baru-baru ini tengah menjadi buah bibir lantaran berhasil menurunkan berat badannya hingga 25 kilogram dalam waktu yang terbilang singkat, 7 bulan saja. Menariknya, mantan gadis sampul ini mengaku kalau menu makanan yang dipilih tanpa sayur-sayuran. Diet ala Tya Ariestya jadi sotoran dan viral di media sosial.
Tya mengakui bahwa tujuan dietnya tersebut adalah menyehatkan badan serta mempersiapkan diri untuk program bayi tabung anak ketiganya. Agar tak melenceng, istri Irfan Ratinggang ini pun melakukan konsultasi dengan dokter untuk membantunya mengatur pola makan dan nutrisinya sehari-hari.
Diet Viral ala Tya Ariestya, Turunkan 25 Kilogram Tanpa Makan Sayur
Sebelum melakukan program diet tersebut, berat badan Tya sudah mencapai angka 75 kilogram dengan tinggi badan 158cm. Kini berat badannya sudah turun drastis dan ia mengaku menjadi lebih percaya diri.
Jika pada umumnya diet identik dengan konsumsi sayur, tidak demikian dengan diet yang dilakoni Tya.
Duta Taekwondo tersebut menjelaskan bahwa dirinya memang tidak menyukai sayur. Hal tersebut menjadi pertimbangan ketika sang dokter yang ia pilih, dr. Yusri Dinuth, menentukan menu makanan diet untuknya.
Diet yang dilakukan Tya ini diakuinya sangat hemat dibandingkan metode diet lainnya. Jika dihitung, Ibu dua anak itu hanya membutuhkan biaya sekitar 20 hingga 25 ribu perharinya untuk makanan diet. Namun perlu kedisiplinan yang tinggi supaya tidak makan di luar waktu yang sudah ditentukan. Tya pun disarankan untuk mengatur pola makan dengan menghindari minyak, tepung, santan, dan juga gula.
Selain mengatur pola makan, Tya juga melakukan olahraga yang cukup unik, yaitu jalan kaki 45 menit sehari.
Artikel Terkait: Ulang Tahun, Tya Ariestya Pilih Sumbangkan Kado Ulang Tahun dari Suami
Buku Diet Tya Ariestya Jadi Kontroversi
Selain berbagi mengenai perjalanan dietnya melalui media sosial, Tya pun menuliskan sebuah buku mengenai program dietnya tersebut.
Sayangnya, isi dari buku tersebut menjadi kontroversi di kalangan ahli gizi. Sebuah utas di Twitter yang ditulis oleh Hafizha Anisa, S.Gz di akun @gizipedia.id membahas mengenai isi buku tersebut dan hal-hal yang menjadi kontroversi.
1. Sayur Menghambat Penurunan Berat Badan
“Sebagai ahli gizi, koleksi buku diet keluaran pakar kesehatan sampai artis sudah sangat banyak. Tapi baru kali ini sangat ingin review buku diet. Karena kesalah pahaman ini harus segera berhenti,” tulis akun tersebut pada Senin (1/3) lalu.
Gizipedia mengungkapkan bahwa dalam buku diet Tya, ada pernyataan bahwa sayur dapat menghambat penurunan berat badan.
“(Tertulis) Makanan berserat mengganggu bakteri baik dalam tubuh, ini tidak benar. Cara kerja serat pangan bukan begini. Bakteri baik yang terganggu tidak menyerap nutrisi penting dari lambung dan usus, ini keliru. Makanan berserat menyebabkan perut kembung dan diare pada beberapa orang, salah juga, penyebab kedua penyakit itu bukan serat pangan.” Gizipedia menulis.
Disebutkan pula bahwa salad dan sayut mentah dapat menyebabkan kenaikan berat badan karena selulosa yang terkandung di dalamnya dapat menghambat metabolism tubuh.
“Sekali lagi, ini juga tidak benar,” tegasnya.
Pihak Gizipedia menyayangkan statement tertulis dari Tya yang menyatakan bahwa dokternya tidak mempermasalahkan dirinya tak makan sayur.
“Mengingat sejak kuliah mati-matian usaha membuat inovasi agar sayur bisa dinikmati yang tidak suka. Rasanya semua usaha ahli gizi edukasi masyarakat jadi percuma,” lanjutnya.
2. Bebas Menggunakan Garam
Dalam bukunya, Tya menulis bahwa salah satu menu dietnya adalah ayam fillet tanpa kulit yang boleh dimakan dengan bumbu apapun kecuali terasi. Ia juga menulis bebas menggunakan garam. Gizipedia menjelaskan kembali bahwa konsumsi garam ada batasnya yang sudah diatur oleh Kemenkes agar tidak berdampak buruk pada kesehatan.
“Garam, natrium, konsumsinya dibatasi. Kemenkes sudah capek promosi G1G4L5. Buat apa kurus kalau hipertensi?” katanya.
Kemenkes sendiri mengatur batas konsumsi garam adalah 1 sendok teh atau 2000 miligram natrium per hari. Diberikan pula anjuran mengurangi konsumsi makanan dengan kadar garam tinggi dan hindari menambah garam atau kecap pada makanan yang telah tersaji.
3. Menu Makanan yang Murah
Sebelumnya Tya juga sudah menjelaskan bahwa menu dietnya ini tergolong sangat murah. Bahkan hanya sekitar 4 ribu rupiah sekali makan. Namun hal ini disanggah oleh Gizipedia karena di dalam meal plan yang Tya bagikan, terdapat multivitamin, Omega-3, dan biskuit diet yang tidak ikut dihitung harganya.
4. Diet yang Kurang dari 500 Kalori Sehari
Kalori meal plan yang dibagikan Tya dalam bukunya termasuk ke dalam kategori VCLD atau Very Low Calorie Diet. Diet ini identik digunakan oleh selebriti karena digunakan beberapa hari sebelum acara penting seperti photoshoot untuk mendapatkan tubuh ramping yang diinginkan.
“Diet ini dilarang pakar kesehatan untuk dilakukan jangka panjang. Lagi pula terbukti nggak awet efeknya.” Gizipedia menambahkan.
Tak Semua Metode Diet Bisa Diikuti Siapa Saja
Menurut Gizipedia, pernyataan Tya dimana ia berkata bahwa buktinya dirinya bisa menjalani program diet tersebut merupakan Anecdotal Evidence, yaitu penggunaan pengalaman pribadi untuk menangkal teori ilmiah yang valid.
“Testimoni itu bagian dari marketing. Efektivitas metodi diet butuh bukti ilmiah, bukan testimoni,” pungkasnya.
Gizipedia sendiri mengaku hanya ingin meluruskan anggapan bahwa sayur membuat gemuk dan makan di bawah kebutuhan BMR itu wajar ketika diet adalah pendapat yang salah. Kebutuhan kalori dan angka BMR setiap orang berbeda-beda.
“Menyamaratakan proses diet (include respon kondisi tubuh) setiap orang sama berdasarkan pengalaman itu kesalahan. Metabolisme tubuh orang beda-beda,” ungkap Gizipedia.
Dalam bukunya Tya sendiri memberikan disclaimer serupa. Menu makanan yang diberikan dokter untuknya memang dibawah pengawasan dan dibuat untuk kondisi fisik dan aktivitasnya sendiri.
“Bila tanpa pengawasan dokter, hasilnya bisa berbeda. Tentunya yang terbaik adalah berkonsultasi ke dokter gizi yang dapat mengatur nutrisi sesuai kebutuhan kalian, atau kalau kalian mau mengaturnya sendiri. Jangan lupa disesuaikan dengan kebutuhan asupan masing-masing, ya! Sehat yang utama!” Pemilik nama lengkap Ariestya Noormita Azhar tersebut menegaskan.
GERMAS atau Gerakan Masyarakat Sehat dari Kemenkes menganjurkan pencegahan obesitas melalui pola makan data dilakukan dengan cara pembagian porsi makan yang benar. 50% piring makan haruslah berisi buah dan sayur, 25% protein, dan 25% karbohidrat. Konsumsi sayur disarankan minimal 5 porsi per hari dan buah 2-3 porsi per hari.
Parents, dari sini kita bisa mengambil pelajaran bahwa tidak semua metode diet dapat diikuti secara mentah-mentah oleh semua orang. Terutama diet-diet viral seperti diet Tya Ariestya di atas. Jika Parents ingin melakukan diet, ada baiknya untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan ahli gizi atau dokter spesialis gizi untuk menyesuaikan metode diet dengan kondisi fisik masing-masing. Semoga informasi ini dapat bermanfaat, ya.
Baca Juga:
Anniversary Pernikahan Ke-6, Tya Ariestya Ungkap Alasan Menikah dengan Suami
Dikomentari netizen tentang perutnya saat hamil, begini jawaban Tya Ariestya
Tya Ariestya tak kapok jalani bayi tabung anak kedua meski pernah gagal, ini alasannya
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.