Perkembangan teknologi yang kian canggih nyatanya tak membuat mitos seputar kehamilan berhenti berembus di tengah masyarakat. Misalnya, detak jantung janin yang dipercaya menjadi tolok ukur jenis kelamin bayi di dalam kandungan. Benarkah demikian?
Detak Jantung Janin Prediksi Jenis Kelamin Bayi
Sering dikatakan bahwa jika detak jantung janin lebih tinggi dari 140 per menit maka menandakan hamil bayi perempuan. Berbeda jika di bawah itu, maka janin di dalam kandungan adalah bayi laki-laki.
Faktanya, tidak ada penelitian yang menyebutkan bahwa detak jantung menandakan jenis kelamin bayi. Jantung bayi Anda akan mulai berdetak saat usia kehamilan memasuki 8 minggu dan hal ini hanya bisa diketahui saat melakukan pemeriksaan USG dengan dokter kandungan.
Detak berawal pada kesaran 90 hingga 110 bpm dan akan meningkat setiap harinya. Detak jantung akan terus meningkat saat minggu kesembilan kehamilan ketika detak jantung berada di kisaran 140 dan 170 apa pun jenis kelaminnya, laki-laki maupun perempuan. Setelahnya, denyut akan kembali menurun yakni 120-160 per menitnya.
Artikel terkait: Berapa kali ibu hamil boleh melakukan USG kehamilan?
Detak Jantung Janin Bisa Berubah Setiap Pemeriksaan
Kondisi ini juga bisa berubah pada setiap pemeriksaan bergantung usia kehamilan dan aktivitas janin di dalam perut.
Sebagai contoh melansir laman diskusi NetMums.com, kebanyakan perempuan melaporkan bahwa detak jantung janin tinggi dan mereka melahirkan bayi laki-laki.
Dalam sebuah studi yang dipublikasikan dalam Fetal Diagnosis and Therapy disebutkan berdasarkan penelitian yang dilihat pada 966 sonogram wanita di usia kehamilan di bawah 14 minggu menunjukkan detak jantung hanya dapat ditentukan melalui USG. Pada poin ini, 244 ibu melahirkan bayi perempuan sementara 233 memiliki bayi laki-laki.
Secara ilmiah, bayi perempuan memang memiliki detak jantung lebih cepat dibandingkan laki-laki. Namun, hal ini berlaku saat bayi sudah lahir. Saat masih berada di dalam kandungan, usia kandungan yang memengaruhi detak jantung bukan jenis kelamin.
Kapan Jenis Kelamin Bayi Ditentukan?
Menerka jenis kelamin bayi menjadi hal menyenangkan setelah kabar positif kehamilan, ya, Parents. Gender bayi sebenarnya sudah terbentuk segera setelah terjadi pembuahan, bahkan sebelum Bunda mengetahui diri Anda positif hamil. Kala itu alat kelamin bayi belum berkembang, tetapi bayi selanjutnya mewarisi kromosom X atau Y yang ia bawa.
Dalam banyak kasus, bayi perempuan akan membawa kromosom XX dan bayi laki-laki akan membawa kromosom XY. Faktanya, bayi laki-laki dan perempuan sekilas terlihat sama di usia kehamilan 4 hingga 6 minggu lalu mulai mengalami perubahan pasti saat kehamilan berusia 10 minggu.
Artikel terkait: Penyebab, Gejala, dan Tips Mengatasi Perut Kembung saat Trimester Akhir Kehamilan
Tes Penentu Jenis Kelamin Bayi
Sebelum kalap berbelanja kebutuhan bayi, serangkaian tes pemeriksaan dapat dilakukan untuk melihat jenis kelamin di dalam rahim Anda:
1. DNA Bebas Sel
Tes darah atau DNA Bebas Sel sudah muncul selama beberapa tahun terakhir yang dapat dilakukan saat usia kehamilan memasuki 9 minggu.
Tujuan utama tes ini sebenarnya bukan menentukan jenis kelamin, tetapi untuk mendeteksi adanya kondisi genetik tidak normal yang mungkin saja terjadi pada bayi. Kondisi ini bisa terlihat dari informasi genetik yang dibawa oleh bayi Anda.
Dari sekian banyak tes, Panorama diklaim sebagai tes paling akurat untuk menentukan jenis kelamin janin. Tes dilakukan dengan mendeteksi persentase kromosom Y yang akan mengungkap apa jenis kelamin bayi.
Penting untuk diketahui bahwa tes ini tidak direkomendasikan untuk perempuan hamil kembar, perempuan yang hamil dengan donor sperma, atau pasien hamil yang menerima transplantasi sumsum tulang.
2. Pemeriksaan Genetik
Selain tes DNA Bebas Sel, dokter juga mungkin memberikan pilihan amniocentesis atau chorionic villi sampling (CVS). Berbeda dari tes sebelumnya, pemeriksaan ini juga akan mendeteksi adanya kondisi genetik abnormal sekaligus memperlihatkan jenis kelamin bayi.
Tes satu ini lebih akurat dibandingkan tes pertama, tetapi lebih invasif dan berisiko menyebabkan keguguran. Karenanya tes CVS dianjurkan dilakukan di usia kehamilan 10 hingga 13 minggu, sementara dokter akan merekomendasikan ibu hamil melakukan pemeriksaan amniocentesis saat usia kehamilan memasuki 14 sampai 20 minggu.
Artikel terkait: 6 Fakta Unik Cryptic Pregnancy atau Kehamilan yang Tidak Disadari, Apa Saja?
Mengingat tes ini membawa sejumlah risiko untuk bayi, maka tidak disarankan untuk ibu hamil dengan keadaan berikut ini:
- Telah melakukan tes DNA Sel Bebas dan menunjukkan hasil positif
- Memiliki kondisi kromosom tertentu
- Hamil di atas usia 35 tahun
- Adanya riwayat kelainan genetik tertentu dalam keluarga
3. USG
USG menjadi metode paling umum dan populer bagi pasangan yang penasaran akan jenis kelamin bayinya, biasanya akan dilakukan ketika kehamilan memasuki usia 18 hingga 20 minggu. Dalam pemeriksaan ini dokter juga akan melakukan anatomi di keseluruhan tubuh bayi.
Selama tes, tenaga kesehatan akan mengoleskan gel di atas perut lalu menggunakan probe, yaitu sebuah alat bedah berujung tumpul untuk mengambil foto bayi. Di sini akan terlihat pertumbuhan bayi di dalam kandungan, kinerja anggota tubuh bayi, kadar cairan ketuban yang mengelilingi bayi dan kondisi plasenta.
Teknologi biasanya juga akan memperlihatkan alat kelamin bayi dengan jelas pada layar, tetapi hal ini biasanya tergantung bagaimana posisi bayi.
Demikian informasi soal detak jantung janin yang nyatanya tidak bisa menandakan jenis kelamin bayi. Jika bumil ingin tahu jenis kelamin bayi, maka harus melakukan serangkaian pemeriksaan, salah satunya USG.
Baca juga:
Mencoba Induksi Alami, Salah Satu Upaya Menjalani Persalinan Normal