Depresi kognitif erat kaitannya dengan suasana hati sedih, menurunnya gairah terhadap sesuatu, menurunnya percaya diri, konsentrasi dan adanya gangguan kognitif.
Seseorang yang mengidap gangguan kognitif berarti terjadi menurunnya kemampuan dan terganggunya fungsi kognitifnya. Fungsi kognitif tersebut meliputi aspek daya ingat, atensi, visuospasial, kalkulasi dan bahasa.
Beberapa penelitian bahkan menjelaskan bahwa depresi tidak hanya mempengaruhi suasana hati namun juga mempengaruhi kemampuan kognitif kita. Bahkan, terdapat penelitian yang memformulasikan teori kognitif untuk gangguan depresi setelah bertahun-tahun.
Konsep ini menjelaskan bahwa individu yang depresi cenderung selektif memperhatikan rangsangan negatif, mengalami persepsi dan kesadaran yang lebih besar terkait rangsangan negatif, merenungkan ide-ide depresi secara berlebihan, dan memiliki sikap disfungsional dan skema negatif.
Fakta Tentang Depresi Kognitif
Gejala Gangguan Depresi Kognitif
Kognitif sangat erat kaitannya dengan aktivitas intelektual kesadaran yang melibatkan cara berpikir, bernalar atau mengingat.
Fungsi kognitif ini adalah aspek yang sangat penting bagi kita karena mempengaruhi kita bekerja, berinteraksi dengan orang lain serta mengambil keputusan sehari-hari bahkan kognitif juga berfungsi untuk mempengaruhi aktivitas-aktivitas fisik.
Gejala depresi kognitif ini yang biasanya berkaitan dengan suasana hati sedih, seperti gejala fisik kelelahan, otot terasa nyeri, berat badan mengalami fluktuasi, sakit kepala, depresi dan gejala lainnya yang mempengaruhi emosi seseorang.
Selain itu, gejala tersebut meliputi sulitnya mengingat sesuatu, berkonsentrasi, dan membuat rencana atau keputusan lain.
Artikel terkait: 10 Jenis Depresi, Amati dan Kenali Berbagai Gejalanya
Penyebab Depresi Kognitif
Berikut merupakan penyebab dari gangguan kognitif yang bisa dialami seseorang, di antaranya:
- Adanya cedera otak yang membuat gangguan saat mengingat sesuatu dan kehilangan sebagian memori yang ada pada otak seseorang.
- Penyalahgunaan obat dan minuman beralkohol akan menurunkan kemampuan kognitif seseorang.
- Adanya penyakit lain yang mempengaruhi masalah kognitif karena efek samping pengobatan seperti kemoterapi yang memiliki dampak buruk dalam kemampuan mengingat dan menurunkan konsentrasi.
Artikel terkait: Perbedaan Depresi dan Stres, Kenali Gejala, Jenis, dan Cara Penanganannya
Cara Mengatasi Depresi Kognitif
Banyak pemahaman di mata masyarakat mengenai peningkatan iman untuk mengatasi depresi kognitif. Tapi justru kunci dalam menangani depresi ini yaitu dengan merekonstruksi ide-ide destruktif.
Bahkan, psikoterapi dan pengobatan juga sangat dibutuhkan untuk mengatasi depresi kognitif. Tak hanya itu, diperlukan mengubah pikiran dan persepsi kepada pasien yang dapat mengubah perilaku dan respon emosional pasien.
Hadirnya terapis bisa membantu mengajarkan konsep pemikiran yang salah kepada pasien. Selain itu, akan diajarkan metode untuk melihat suatu masalah secara positif tentang diri kita sendiri, pengalaman dan lingkungan.
Seiring berjalannya waktu, akan diberikan tugas yang membantu seseorang yang mengalami depresi kognitif untuk melihat ke belakang dan memahami dampak dari pikiran salah mereka terhadap perilaku dan kesejahteraan emosional yang dialami
Ada beberapa bentuk terapi yang dapat digunakan dalam mengobati depresi, salah satunya menggunakan terapi CBT (Cognitive behavior Therapy).
Proses ini dimulai dengan memperkenalkan konsep dan pemahaman terkait keyakinan dan pola perilaku individu yang seringkali cemas, kemudian merekonstruksi konsep yang mengarah pada perubahan perilaku yang lebih baik.
Serta menumbuhkan keyakinan dan emosi yang lebih terkontrol. Sehingga pada akhirnya akan mengubah fungsi berpikir, analisis, perilaku dan pengambilan keputusan yang semula negatif menjadi ke arah positif.
Adapun implementasi teknik yang dilakukan dalam terapi CBT yakni Self Control. Point ini menjadi strategi yang dapat meningkatkan regulasi diri dalam melakukan tindakan.
Artikel terkait: Depresi Kronis atau Distimia, Kenali Gejalanya Sebelum Terlambat
Implementasi self control yang dilakukan, yaitu:
Melatih Rasa Percaya Diri
Dengan menumbuhkan rasa percaya diri dengan baik akan berdampak pada psikologi pasien yang akan mempermudah melakukan sesuatu tanpa paksaan dari pihak manapun.
Memberikan Hadiah Kepada Diri Sendiri
Ini adalah salah satu bentuk self love yang akan membuat dan memperkuat rasa kepercayaan diri dan akan merasa menghargai hasil usaha yang telah dilakukan.
Memberikan Arah tujuan yang Lebih Konkrit
Melalui self control sendiri maka memiliki tujuan untuk lebih memahami perubahan sikap dan perilaku ke arah perilaku asertif.
Mengajari Cara Mengatasi frustasi dan Kontrol Emosi
Tindakan ini dilakukan sebagai penguat agar dia akan mudah mengontrol dalam berbagai situasi kondisi yang terjadi pada dirinya termasuk ketika terjadi ledakan emosi.
Itulah pembahasan mengenai depresi kognitif. Semoga informasinya bermanfaat untuk Parents.
Baca juga:
Sering Salah Kaprah, Pahami Perbedaan Sedih dan Gangguan Mental Depresi