Pandemi COVID-19 yang berlangsung selama 2 tahun lebih di Indonesia ini sedikit banyak telah menyebabkan perubahan pada cara menjalani hidup, berkegiatan, rutinitas harian yang berubah, tekanan keuangan, dan isolasi sosial. Khususnya para pekerja, tak heran banyak yang mengalami stress hingga depresi karena kehilangan pekerjaan.
Kehilangan pekerjaan bisa memengaruhi banyak aspek kehidupan seseorang. Mulai dari masalah ekonomi keluarga, kesehatan, hingga kehidupan sosial. Ini berarti pendapatan Anda akan hilang dan status Anda sebagai karyawan, atasan, atau jabatan lainnya juga tidak berlaku.
Sangat mudah untuk jatuh ke dalam depresi ketika kehilangan pekerjaan. Apakah Anda atau anggota keluarga mengalami ini, atau apakah Anda melihat tanda-tanda pada teman atau pasangan bahwa ada sesuatu yang tidak beres, penting untuk mengatasi depresi sebelum menjadi serius dan menetap.
Untuk itu, berikut ulasan mengenai penyebab, ciri dan tips menghadapi stres hingga berujung depresi ketika mengalami kehilangan pekerjaan dilansir dari berbagai sumber berikut ini.
Penyebab Depresi Bisa Terjadi Setelah Kehilangan Pekerjaan
Kehilangan pekerjaan bisa menjadi pukulan bagi harga diri dan ego Anda, tetapi juga dapat merusak suasana hati Anda secara signifikan. Laman forhers.com menulis, pertama, sangat membantu untuk memahami bahwa depresi lebih dari sekadar perasaan “sedih.”
Depresi adalah gangguan mood yang ditandai dengan pola pikir yang negatif. Ini dapat mengambil banyak bentuk, termasuk gangguan afektif musiman dan juga dapat membentuk pola yang berbeda, terkadang singkat dan intens, terkadang bertahan lama dan kronis.
Penyebab depresi tidak sepenuhnya dipahami, tetapi diketahui bahwa itu dapat dipicu oleh banyak hal, termasuk kecenderungan internal (genetik), dan pemicu eksternal mulai dari cuaca buruk hingga kehilangan pekerjaan. Depresi atau bahkan depresi berat dapat menjadi risiko bagi pekerja yang dipindahkan dan kehilangan pekerjaan.
American Psychological Association (APA) menunjukkan beberapa alasan mengapa ini terjadi. Pekerjaan, bagaimanapun, berupa suatu jalan untuk mencapai suatu tujuan. Pekerjaan juga dapat menawarkan interaksi sosial dan lingkaran sosial untuk menambah tingkat stabilitas.
Ketika Anda kehilangan semua hal ini secara bersamaan — struktur, identitas, interaksi sosial, dan rasa tujuan — itu dapat menyebabkan masalah besar.
APA mengatakan bahwa depresi akibat kehilangan pekerjaan paling umum terjadi pada orang-orang yang memiliki ancaman langsung terhadap kelangsungan hidup mereka. Dengan kata lain, mereka yang mungkin tidak mampu membeli makanan, tempat tinggal, dan kebutuhan lainnya adalah yang paling berisiko mengalami masalah kesehatan mental setelah kehilangan pekerjaan.
Menurut penelitian, orang yang menganggur biasanya lebih tertekan, kurang puas, dan lebih mungkin melaporkan masalah psikologis daripada mereka yang bekerja.
Artikel terkait: 6 Hal Ini Bisa Cegah Depresi Saat Bekerja dari Rumah, Sudah Dilakukan?
Ciri-ciri Depresi Akibat Kehilangan Pekerjaan
Melansir dari Healthline, jika Anda baru saja kehilangan pekerjaan, Anda mungkin berada pada risiko khusus untuk mengembangkan gangguan depresi mayor atau Major Depressive Disorder (MDD), suatu kondisi serius yang memerlukan perawatan.
Menurut Anxiety and Depression Association of America, setiap tahun sekitar 6,7 persen orang dewasa AS mengalami MDD, dengan usia rata-rata onset 32 tahun. Jika Anda mengalami MDD, mungkin sulit membayangkan cara positif untuk mengatasi kesengsaraan pekerjaan Anda. Gejala MDD meliputi:
- perasaan tidak berharga, membenci diri sendiri, atau bersalah
- perasaan tidak berdaya atau putus asa
- kelelahan atau kekurangan energi kronis
- sifat lekas marah
- kesulitan berkonsentrasi
- kehilangan minat pada aktivitas yang dulu menyenangkan, seperti hobi atau seks
- insomnia atau hipersomnia (tidur berlebihan)
- isolasi sosial
- perubahan nafsu makan dan kenaikan atau penurunan berat badan yang sesuai
- pikiran atau perilaku bunuh diri
- dalam kasus yang paling parah, orang mungkin mengalami gejala psikotik seperti delusi dan halusinasi
Artikel terkait: Waspada Skizoafektif, Gangguan Mental Gabungan Gejala Skizofrenia dan Depresi
Tips Mengatasi Dampak Mental Kehilangan Pekerjaan
Berikut sejumlah langkah yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi dampak mental dan emosional kehilangan pekerjaan.
1. Terima perasaan kehilangan
Hal pertama yang perlu dilakukan adalah menerima bahwa perasaan kehilangan dan kecemasan ini normal. Dari sini, cobalah melangkah ke tahap selanjutnya untuk mengelola pikiran dan emosi Anda.
Ingatlah bahwa Anda manusia, yang terprogram untuk mencari jalan keluar ketika ada ancaman. Anda bisa memberikan jeda, tarik napas dan tarik mundur sejenak guna memberi waktu menyadari apa saja hal baik yang telah serta bisa Anda lakukan dalam situasi ini.
2. Akui kesedihan
Saat kehilangan pekerjaan–secara permanen ataupun sementara–kesedihan adalah salah satu emosi paling signifikan yang mungkin Anda rasakan. Barangkali sebagian sudah paham tahapan menerima kesedihan, biasanya saat momen duka akan kehilangan seseorang.
Artikel terkait: Bangkit dari Depresi, Aku Bersyukur Suami Memaksa untuk Resign!
3. Cari sumber daya
Saat Anda kesulitan memenuhi kebutuhan pokok harian akibat kehilangan pekerjaan, untuk sementara Anda bisa meminta bantuan ke komunitas setempat. Cari komunitas atau sumber daya di sekitar Anda yang bisa mencukupi kebutuhan dasar sembari mencari pemasukan baru.
Di tengah situasi sulit ini ada banyak jalan, seperti bantuan dari pemerintah setempat atau banyak pula inisiatif yang belakangan muncul dari masyarakat.
4. Fokus pada saat ini
Coba untuk membawa pikiran ke kondisi terkini, fokus pada apa yang bisa Anda kendalikan saat ini. Alihkan pikiran dari kekhawatiran masa depan ataupun kejengkelan masa lalu.
Saat mulai cemas, fokus pada pernapasan Anda, atau apa yang Anda dengar, atau yang Anda lihat. Lantas cobalah untuk membimbing pikiran Anda merencanakan langkah apa saja yang bisa dilakukan. Bisa memulai usaha baru, patungan membuka bisnis kecil-kecilan atau mengembangkan kemampuan juga hobi yang lama tak Anda tekuni untuk menghasilkan uang.
5. Temukan nilai diri
Cari jalan atau cara baru untuk menyadari kontribusi yang bisa Anda kerjakan untuk lingkungan terkecil. Anda bisa mulai dengan membuat daftar tentang diri Anda seperti apa yang Anda kuasai, apa saja yang Anda pedulikan, apa yang Anda tahu, atau juga, apa yang bisa diandalkan dari diri Anda.
Beberapa pertanyaan di atas bisa membantu Anda mengingat bahwa Anda selalu memiliki kualitas tertentu. Baik saat Anda memiliki pekerjaan ataupun tidak.
6. Konsultasi ke dokter
Stres atau depresi akibat kehilangan pekerjaan tidak selalu bisa Anda hadapi sendiri. Meski pada akhirnya Anda sendiri yang harus mampu menghilangkan stres tersebut, Anda tetap butuh bimbingan dokter. Bukan hanya pengobatan, dokter akan memberitahu cara lainnya untuk meredakan stres yang Anda hadapi.
Selama masa perawatan, Anda harus memperhatikan kesehatan tubuh dan pola hidup supaya Anda lebih cepat pulih. Setelah keadaan mulai membaik, Anda dapat kembali aktif untuk mencari pekerjaan atau memanfaatkan jaringan komunitas untuk mendapatkan pekerjaan.
***
Demikian ulasan mengenai penyebab, ciri dan tips menghadapi stres hingga berujung depresi ketika mengalami kehilangan pekerjaan. Semoga artikel di atas bermanfaat.
Job Loss Depression: 5 Signs to Watch For
www.forhers.com/blog/job-loss-depression
Depression After a Job Loss: Statistics and How to Cope
www.healthline.com/health/depression/job-loss
Tips Menghadapi Dampak Mental Kehilangan Pekerjaan
www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20200625112332-284-517327/tips-menghadapi-dampak-mental-kehilangan-pekerjaan
Kehilangan Pekerjaan Bikin Stres? Lakukan 4 Hal Ini untuk Mengatasinya
hellosehat.com/mental/stres/menghilangkan-stres-kehilangan-pekerjaan/
Baca juga:
https://id.theasianparent.com/jika-suami-menganggur
https://id.theasianparent.com/keuangan-keluarga-yang-sehat
https://id.theasianparent.com/perbedaan-stres-dan-burnout