Beberapa orang mungkin khawatir ketika mengalami demam usai vaksin COVID-19. Terlebih, jika efek samping tersebut juga dialami oleh si buah hati. Meski memang menimbulkan rasa tidak nyaman, tetapi hal tersebut umumnya wajar terjadi dan tidak berbahaya, kok, Parents.
Lantas, sebenarnya apa yang menyebabkan timbulnya demam setelah vaksinasi? Bagaimana cara tepat untuk mengatasinya? Mengutip berbagai sumber, berikut ulasan selengkapnya.
Artikel terkait: 3 Cara Mendaftar Vaksinasi COVID-19 Secara Online, Jangan Sampai Salah
Beragam Penyebab Demam Usai Vaksin COVID-19
Mengutip laman Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, vaksin memang tidak menimbulkan reaksi pada tubuh secara umum. Namun, bagi beberapa orang, ada efek samping yang ditimbulkan sebagai salah satu bentuk reaksinya.
Efek samping yang ditimbulkan bisa saja berupa nyeri di bagian suntikan sebagai bentuk reaksi lokal. Serta, efek samping umum lainnya tak lain adalah demam sebagai bentuk reaksi sistemik dari sistem kekebalan tubuh yang berinteraksi dengan kandungan antigen pada vaksin.
Bahkan, reaksi demam setelah melakukan vaksinasi juga disebut sebagai pertanda baik, bahwa vaksin yang disuntikkan mulai bekerja. Hal ini pun disampaikan oleh Bimo A. Teju, Ph.D, Peneliti Bioteknologi, Associate Professor Universitas Putra Malaysia.
Ia menjelaskan, vaksin pada dasarnya memicu pembentukan antibodi dan mengaktifkan sel T yang memberi tubuh perlindungan terhadap infeksi. Dalam proses pembentukan kekebalan itu sendiri, IFN-I ikut membantu mencapai kekebalan optimal.
Artikel terkait: Fakta dan Jadwal Lengkap Vaksin Anak Menurut Ahli, Parents Perlu Tahu!
Adapun IFN-I sendiri merupakan sinyal yang memerintahkan sistem imun untuk bereaksi ketika dimasuki virus tidak aktif atau vaksin. Nah, tanda IFN-I sedang bekerja tersebut adalah dengan munculnya gejala mirip flu seperti demam, sakit kepala, dan ngilu di seluruh badan.
“Jadi, reaksi berupa demam itu merupakan hal wajar. Itu merupakan respons kekebalan tubuh kita dan juga menjadi pertanda baik bahwa vaksin sudah bekerja,” tulis Bimo melalui akun Instagram miliknya @ba.tejo, seperti yang dikutip dari laman Tribun News.
Vaksin Tetap Efektif meski Tidak Menimbulkan Demam
Di sisi lain, apabila setelah vaksin tidak mengalami demam, maka itu juga bukan berarti sistem kekebalan tubuhnya tidak merespons vaksin dengan baik. Atau, itu juga bukanlah pertanda bahwa vaksin tidak bekerja dengan baik.
Pasalnya, respons kekebalan tubuh seseorang pada vaksin itu beragam. Jadi, ada yang setelah divaksin menjadi demam, tetapi ada juga yang tidak mengalami efek samping apa pun.
Hal itu juga dijelaskan melalui artikel ilmiah yang diterbitkan Cleveland Clinic, bahwa pada dasarnya ternyata ada 50 persen orang yang sudah vaksinasi COVID-19, tetapi tidak mengalami efek samping sama sekali. Namun, vaksin tersebut tetap bisa 94 persen efektif bekerja di dalam tubuh mereka.
Bagaimana Perawatan Mengatasi Demam Usai Vaksin COVID-19?
Umumnya, gejala demam setelah vaksin COVID-19 merupakan hal wajar dan akan sembuh dengan sendirinya. Namun, jika demam yang dialami mengganggu aktivitas sehari-hari, maka Anda bisa mengonsumsi obat penurun demam seperti parasetamol.
Akan tetapi, perlu dicatatat, mengonsumsi parasetamol hanya jika Anda membutuhkannya. Jadi, tidak perlu diminum secara rutin. Serta, sebelum mengonsumsi obat ini, tidak ada salahnya juga berkonsultasi terlebih dahulu ke dokter terkait gejala atau efek samping apa saja yang dialami. Terlebih, jika Parents atau keluarga memiliki kondisi kesehatan tertentu.
Beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi demam setelah vaksinasi di antaranya adalah:
- Cukupi istirahat dan waktu tidur
- Rutin mengonsumsi air mineral untuk memenuhi kebutuhan cairan dan terhindar dari dehidrasi
- Mengonsumsi makanan bernutrisi dengan gizi seimbang
- Jika demam naik di atas 39 derajat celcius, barulah bisa mencoba menggunakan obat penurun demam
Penanganan Anak Demam Setelah Vaksin
Hal ini juga berlaku jika yang mengalami demam setelah vaksinasi COVID-19 adalah anak-anak. Jika memang demam yang dialaminya tidak mengganggu, orang tua cukup melakukan observasi. Penjelasan tersebut selaras dengan Dokter Spesialis Anak dari Rumah Sakit Pondok Indah Ellen Wijaya.
Ia menjelaskan, “Kalau anak mengalami demam, cukup observasi apabila kondisinya masih terlihat ‘happy’ dan bisa tetap aktif. Namun, jika suhu tubuh anak di atas 38 derajat Celcius dan ia tampak gelisah, rewel, dan tidak nyaman, bisa diberikan obat penurun panas seperti parasetamol. Dibantu juga dengan kompres dan istirahat
Kalau anak mengalami nyeri dan bengkak di area bekas suntikan, cukup berikan juga kompres hangat. Sama seperti orang dewasa, reaksi setiap anak terhadap vaksin COVID-19 juga beda-beda. Ada yang netral, ada juga yang demam, tapi antibodi tetap terbentuk dan memberikan perlindungan pada anak. Jadi, orang tua sebaiknya tak perlu khawatir,” ungkap Ellen, mengutip dari laman CNN Indonesia.
Kapan Harus Khawatir?
Efek samping berupa demam atau nyeri pada bekas suntikan memang hal normal dan bisa sembuh dengan sendirinya. Namun, jika ada efek samping lanjutan yang timbul, mungkin itu bisa pertanda bahwa kita perlu memeriksakan diri ke dokter.
Apabila mengalami gejala tambahan yang tidak terkait dengan efek samping umum vaksinasi, jangan ragu untuk segera memeriksakan diri ke dokter. Gejala tersebut biasanya berupa:
- Sakit leher
- Diare dalam jangka waktu panjang
- Mengalami sesak napas dan batuk bekepanjangan
- Kejang
Artikel terkait: Virus Corona Bermutasi, Perlukah Anak Mendapatkan Vaksin COVID-19?
Itulah ulasan terkait penyebab demam usai vaksin COVID-19 dan cara tepat mengatasinya. Semoga bermanfaat, ya, Parents!
***
Baca juga:
Resmi Diberikan, Ini 5 Hal Penting Tentang Vaksinasi COVID-19 untuk Lansia
Mungkinkah Terinfeksi COVID-19 Setelah Divaksin? 4 Penyebab Ini Perlu Dipahami