Muncul lagi satu gejala baru penderita COVID-19, yaitu delirium. Mengutip dari situs Klikdokter, delirium adalah kondisi penurunan kesadaran dengan gejala yang tidak khas. Gangguan ini bersifat akut dan fluktuatif.
Delirium menjadi gejala awal pasien COVID-19 ini diketahui melalui sebuah studi terbaru pada November lalu. Mengutip dari DetikHealth yang melansir dari EurekAlert, gejala tersebut umumnya dialami oleh kelompok lanjut usia (lansia).
“Delirium adalah keadaan kebingungan di mana seseorang merasa tidak terhubung dengan kenyataan, seolah sedang bermimpi,” jelas Javier Correa, peneliti dari University of Catalonia.
“Kita perlu waspada, karena orang yang menunjukkan tanda kebingungan, bisa saja terindikasi adanya infeksi (COVID-19),” imbuh Correa.
Lantas, seperti apa informasi lebih lengkap mengenai delirium sebagai gejala awal COVID-19? Mari disimak, Parents.
Delirium Adalah Gejala Baru COVID-19
Delirium adalah keadaan kebingungan ketika seseorang merasa tidak berhubungan dengan kenyataan karena merasa berada di dalam mimpi. Kondisi seperti ini merupakan gangguan mental yang cukup serius, karena adanya gangguan atau perubahan fungsi otak yang kadang terjadi bersamaan dengan penyakit fisik.
Menurut laman Halodoc, pengidap delirium biasanya akan mengalami kebingungan parah dan berkurangnya kesadaran dengan lingkungan yang ada di sekitarnya.
Nah, delirium kini menjadi salah satu ciri penderita COVID-19 yang umumnya terjadi pada orang yang lanjut usia. Lebih spesifik lagi, kondisi ini muncul pada lansia yang memiliki penyakit parah dan membutuhkan ventilator untuk bernapas.
Melansir dari WebMD, pasien COVID-19 dengan kondisi delirium cenderung akan mendapatkan perawatan lebih lama di rumah sakit dan memiliki risiko kematian lebih tinggi.
Artikel terkait: Tak hanya kesehatan fisik, sebelum hamil juga perlu kesiapan mental, ini alasannya!
Delirium sebagai Gejala Baru COVID-19
Meskipun delirium cukup jarang ditemukan pada penderita COVID-19 secara umum dan lebih banyak terjadi pada penderita lansia, menurut penjelasan dokter Wes Ely di laman WebMD, kondisi ini bisa menjadi barometer yang cukup jelas untuk mengindikasikan COVID-19 di masa pandemi seperti ini.
Jadi jika Parents menemukan saudara lansia dengan ciri delirium, seperti kebingungan dan kehilangan arah secara tiba-tiba, Parents mesti waspada dan segera mengajaknya untuk melakukan tes COVID-19.
Artikel terkait: Seberapa Penting Tes Swab untuk Ibu Hamil dan Kapan Harus Melakukannya?
Dalam studi di Amerika serikat, para peneliti menganalisis 817 pasien COVID-19 dalam lima negara bagian pada bulan Maret. Kondisi pasien yang diteliti merupakan lansia dengan umur di atas 65 tahun dengan rerata usia 77 tahun. Hasil penelitiannya adalah sebagai berikut:
- Lebih dari 28% pasien lansia tersebut mengalami gejala mengigau. Ini merupakan gejala paling umum keenam setelah demam, sesak napas, oksigen rendah, batuk dan lemas.
- Sekitar lebih dari 37% pasien dengan gejala delirium tidak menunjukkan gejala umum penyakit COVID-19.
- Ada 16% pasien yang memiliki kondisi delirium sebagai gejala utama.
- Pasien yang mengigau lebih banyak berusia 75 tahun dengan riwayat hidup pernah tinggal di fasilitas panti jompo, menderita penyakit parkinson, pernah meminum obat psikoaktif di masa lalu, dan memiliki masalah pada penglihatan serta pendengaran.
Peneliti tersebut berharap dengan adanya penemuan delirium sebagai salah satu gejala penyakit COVID-19, semua lapisan masyarakat dan pihak medis lain akan lebih aware untuk mengidentifikasi penderita COVID-19.
Gejala Delirium yang Umum
Melansir dari laman Halodoc, berikut ini adalah beberapa ciri dan gejala delirium secara umum.
- Mengalami gangguan kognitif, seperti mengalami penurunan daya ingat, kesulitan mengingat kata-kata, kesulitan berbicara, mengalami disorientasi, kesulitan memahami pembicaraan, membaca, dan menulis.
- Terjadi perubahan perilaku seperti gelisah, sering berhalusinasi, menjadi lebih agresif atau malah lebih pendiam, dan terganggunya pola tidur.
- Mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi.
- Mengalami penurunan kesadaran dan mudah teralihkan dengan topik yang tidak penting.
Untuk memastikan gejala delirium itu sendiri, biasanya dokter akan menganalisisnya dengan melakukan wawancara medis, memeriksa kondisi kejiwaan, memeriksa fisik dan neurologis, serta melakukan pemeriksaan penunjang seperti:
- Rontgen dada untuk pemeriksaan kesehatan organ paru-paru
- Ct scan, MRI, atau elektroensefalogram (EEG)
- Analisis cairan serebrospinal
- Pemeriksaan darah, urine, untuk menilai fungsi hati, kadar alkohol tiroid, paparan zat NAPZA, atau alkohol.
Artikel terkait: Fakta tentang Frekuansi Buang Air Kecil saat Hamil, Parents Wajib Tahu!
Demikianlah informasi delirium yang kini adalah salah satu ciri dari penderita COVID-19, khususnya pada lansia. Tetap jaga kesehatan dan waspada, ya, Parents.
Baca Juga:
5 Ciri dan Gejala Infeksi Virus Corona pada Anak, Parents Perlu Tahu!
Waspada! Infeksi Virus Corona pada anak berkaitan dengan gejala penyakit kawasaki
Tak perlu panik, ini cara tepat menjelaskan wabah corona terhadap anak!