Data Pribadi Bocor, Ini yang Perlu Dilakukan dan Cara Mencegahnya

Data pribadi bocor menjadi bahan perbincangan hangat. Berikut ini cara mencegah dan apa yang perlu dilakukan ketika mengalaminya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Data pribadi bocor menjadi fenomena yang ramai diperbincangkan beberapa waktu terakhir. Fenomena ini bermula ketika sejumlah peretas memperjualbelikan berbagai data milik masyarakat Indonesia selama beberapa tahun terakhir. Terbaru, munculnya sosok peretas dengan username Bjorka yang membocorkan data pribadi banyak tokoh publik.

Kebocoran data pribadi memang menjadi sisi lain dari digitalisasi yang digencarkan oleh pemerintah beberapa tahun terakhir. Namun, Parents tidak perlu khawatir. Ada sejumlah langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah data pribadi bocor. Selain itu, ada beberapa hal yang bisa dilakukan ketika Parents menjadi korban kebocoran data. Simak penjelasannya di bawah ini!

Artikel terkait: Heboh Data Pelanggan Indihome Bocor, Simak 5 Cara Cek Kebocoran Data Pribadi di Internet

Penyebab Data Pribadi Bocor

Pada dasarnya kebocoran data adalah paparan data yang bersifat privat dan sensitif, biasanya berkenaan dengan data pribadi seseorang, seperti nomor telepon, alamat, riwayat pendidikan, nomor induk kependudukan (NIK), dan lain sebagainya. Kebocoran data ini bisa bersifat elektronik ataupun fisik.

Data-data tersebut biasanya dapat digunakan untuk berbagai kepentingan tertentu oleh para peretas yang bisa merugikan pemilik data. Misalnya, data tersebut bisa digunakan untuk mendaftarkan pinjaman online oleh para peretas. Selain itu, data tersebut juga dapat mengganggu privasi seseorang apabila disebarluaskan. 

Artikel terkait: Data Pelanggan Indihome Bocor, Simak Fakta-Fakta di Baliknya!

Sebelum membahas mengenai pencegahan data pribadi bocor, kita perlu mengetahui penyebab dari kebocoran data tersebut. Berikut ini beberapa penyebab kebocoran data pribadi seperti dilansir dari Vida.

1. Pengaturan Perangkat Lunak yang Salah Konfigurasi

Pengaturan perangkat lunak yang salah dikonfigurasi dapat mengekspos catatan pelanggan yang sensitif. Jika perangkat lunak yang bocor itu populer, jutaan pengguna kemudian dapat terkena potensi serangan siber.

2. Penipuan Melalui Rekayasa Sosial

Kebocoran data tidak selalu dilakukan oleh para peretas. Namun, bisa juga dilakukan dengan memanipulasi korban. Biasanya, pelaku melakukan manipulasi psikologis untuk mendapatkan data pribadi dari korban seperti phishing melalui telepon, email, atau media sosial.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Contohnya, seseorang mengaku sebagai petugas bank tertentu dan berusaha memanipulasi korban untuk mendapatkan data yang dibutuhkan.

Artikel terkait: Fakta-Fakta Soal Data KPAI yang Bocor, Apa Saja Bahayanya?

3. Kata Sandi atau Kata Sandi Digunakan Berulang-ulang

Dalam banyak kasus, satu kata sandi yang disusupi dapat berdampak pada media sosial atau aplikasi digital karena pengguna cenderung menggunakan kata sandi yang sama di semua platform. Hal ini berpotensi terjadi kebocoran data dan disalahgunakan oleh pihak-pihak tertentu. Data pelanggan yang dicuri biasanya dijual melalui forum web gelap.

4. Pencurian Barang Yang Memiliki Data Sensitif

Perangkat seseorang, seperti telepon genggam atau laptop, biasanya berisi informasi sensitif. Ketika perangkat ini dicuri atau jatuh ke tangan yang salah, ada potensi pelanggaran keamanan atau pencurian identitas yang mengarah pada penyalahgunaan data.

5. Kerentanan Perangkat Lunak

Kebocoran data juga dapat dilakukan melalui peretasan pada pernagkat lunak. Setelah perangkat lunak berhasil diretas, peretas dapat melakukan sejumlah kejahatan dunia maya seperti login ilegal, serangan malware, peretasan akun media sosial, bahkan pencurian kartu kredit.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Artikel terkait: Bank Indonesia Diretas Sekelompok Hacker, Data Apa yang Dicuri?

Cara Mencegah Kebocoran Data Pribadi

Setelah mengetahui penyebabnya, Parents bisa memulai strategi untuk mencegah data pribadi bocor. Berikut ini beberapa cara untuk mencegah kebocoran data.

1. Hati-hati menggunakan wifi publik

Untuk mencegah kebocoran data, Parents harus berhati-hati ketika menggunakan wifi publik atau wifi umum. Dewasa ini, sudah sangat banyak tempat umum yang menyediakan wifi gratis, seperti sekolah, kafe, tempat makan, dan lain sebagainya. Untuk mengakses aplikasi yang menggunakan data pribadi, sebaiknya Parents tidak menggunakan wifi publik.

Parents lebih baik menggunakan jaringan yang disediakan oleh provider penyedia layanan data ketika mengakses mobile banking atau berbagai aktivitas internet yang menggunakan data pribadi. Apabila Parents terpaksa menggunakan wifi publik, lebih baik gunakan VPN ketika mengaksesnya. Selain itu, ketika memerlukan log in, sebaiknya Parents tidak mengizinkan perangkat untuk mengingat detail log in. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

2. Pasang Software Asli

Demi keamanan perangkat, lebih baik Parents menghindari untuk memasang aplikasi atau software bajakan karena biasanya sangat rentan terhadap malware. Usahakan untuk menggunakan software legal. Parents bisa mengunduhnya di laman resmi penyedia atau membeli software yang dibutuhkan.

3. Jangan Akses Laman Phising

Di samping itu, Parents juga harus menghindari untuk mengakses laman yang berbahaya, seperti laman porno, judi, atau laman lainnya. Laman tersebut sangat rentan terhadap phising. Untuk menghindarinya, Parents bisa mengaktifkan antivirus untuk mencegah phising atau scam.

Artikel terkait: 5 Tips Membuat Kata Sandi yang Tepat dan Aman

4. Mengganti Kata Sandi secara Berkelanjutan

Untuk memaksimalkan keamanan, sebaiknya Parents mengganti kata sandi yang dimiliki secara bekala, baik kata sandi media sosial, kata sandi mobile banking, kata sandi akun belanja, maupun kata sandi lainnya. Selain itu, usahakan untuk menerapkan kata sandi dengan perpaduan huruf kapital, huruf kecil, angka, dan tanda baca. Dengan demikian, keamanannya pun akan lebih meningkat.

5. Gunakan Aplikasi Crowdsourcing

Untuk mencegah kebocoran data, Parents juga bisa menggunakan aplikasi dari crowdsourcing yang bisa digunakan pada telepon pintar. Aplikasi ketiga ini akan berguna untuk menyaring berbagai pesan singkat dan telepon dari nomor yang sering kali melakukan spam. Salah satu aplikasi yang bisa digunakan adalah Trucaller. 

Aplikasi ini melakukan penandaan suatu nomor yang melakukan spam sebagai spammer dan menyimpan di database mereka. Dengan demikian, secara otomatis, nomor spammer tersebut akan masuk di server Truecaller dan melakukan perbaruan informasi. Spammer itu pun akan diblokir secara otomatis.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

6. Gunakan Password Manager

Sering kali, kita menyimpan kresidensial pengguna melalui catatan konvensional, seperti Ms. Word atau Notes. Namun, perlu dingat bahwa penyimpanan kresidensial ini kurang efektif. Oleh karena itu, Alfons pun menyarankan untuk mengunduh Password Manager.

Aplikasi ini akan mengelola dan menyimpan segala data kresidensial pengguna secara baik dan terstruktur. Data tersebut biasanya disimpan dalam cloud yang terenkripsi sehingga aman.

Artikel terkait: Google: Ini 3 Langkah Bantu Kami Ciptakan Internet Aman untuk Anak di YouTube

7. Aktifkan OTP/TFA

Selanjutnya, Parents juga harus mengaktifkan fitur One Time Password-Two Factor Authentication (OTP-TFA) di semua layanan digital, khususnya layanan digital yang penting. Dengan mengaktifkan fitur ini, semua data yang dimiliki Parents akan aman dari berbagai eksploitasi yang disebabkan kebocoran kresdensial.

Apa yang Harus Dilakukan ketika Data Bocor?

Jika Parents sudah menjadi korban kebocoran data pribadi, Parents tidak perlu khawatir. Dilansir dari CNN Indonesia, untuk memeriksa apakah Parents pernah menjadi korban kebocoran data atau tidak, Parents bisa membuka laman periksadata.com. Di laman tersebut, Parents bisa memasukkan alamat surel dan secara otomatis akan diberi data mengenai kebocoran yang terjadi. 

Meski demikian, data tersebut masih perlu diperbarui sehingga belum memuat data secara keseluruhan. Selain itu, Parents juga bisa menggunakan laman yang dimiliki oleh aplikasi peramban Mozilla Firefox dengan mengakses laman monitor.firefox.com/.

Apabila Parents pernah menjadi korban kebocoran data, segera ganti kata sandi dan aktifkan fitur autentikasi ganda sehingga keamanan akun Parents meningkat. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Demikian penjelasan mengenai cara mengantisipasi data pribadi bocor. Semoga bermanfaat, Parents!

Baca juga: 

id.theasianparent.com/anak-aman-berinternet

id.theasianparent.com/penggunaan-internet

id.theasianparent.com/kiddle-internet-aman-untuk-anak-dari-google