Setiap orang dikaruniai dengan golongan darah yang berbeda-beda. Tidak hanya golongan darah A, B, AB, dan O. Namun juga golongan darah rhesus positif dan golongan darah rhesus negatif.
Dampak ibu hamil yang memiliki golongan darah rhesus negatif
Dilansir dari laman Alo Dokter, seseorang yang memiliki golongan darah rhesus negatif tidak memiliki protein atau antigen faktor Rh pada permukaan sel darah merah. Hal ini bisa berdampak buruk bila seorang ibu hamil memiliki rhesus negatif dan suaminya memiliki rhesus positif.
Menurut dr Eni Yulvia Susilayanti, kondisi ini bisa menimbulkan ketidakcocokan antara rhesus ibu hamil dan janin yang akan dikandungnya. Ketidakcocokan ini bisa menyebabkan gangguan pada janin berupa keguguran berulang atau kematian.
Selain itu, perbedaan rhesus (Rh) antara ibu hamil dan janin dapat membuat tubuh ibu memproduksi anti-rhesus atau antibodi yang bermanfaat melindungi tubuhnya tetapi berbahaya untuk tubuh janin.
Bila ibu hamil memiliki rhesus negatif sedangkan janinnya memiliki rhesus positif, maka Rh darah janin yang masuk ke plasenta dan menuju aliran darah ibu dapat diserang oleh anti-rhesus yang dibentuk sang ibu. Anti-rhesus inilah yang kemudian menghancurkan sel-sel darah merah janin.
Kerusakan sel darah merah pada janin bisa mengakibatkan hiperbilirubin (kuning) yang tinggi. Hal ini bisa mengakibatkan kerusakan otak, gagal jantung, dan anemia dalam kandungan maupun setelah lahir.
Pada kehamilan pertama, anti-rhesus mungkin hanya akan menyebabkan bayi terlahir kuning. Namun pada kehamilan selanjutnya, gangguan yang terjadi bisa lebih berat. Hal ini dikarenakan anti-rhesus ibu hamil yang semakin tinggi.
Suntik RhoGam untuk ibu hamil dengan golongan darah rhesus negatif
Di awal kehamilan, penting untuk mengambil beberapa jenis tes. Salah satunya ialah tes darah, tes ini dilakukan untuk mengetahui golongan darah di tubuh ibu hamil, apakah dia memiliki rhesus positif atau malah golongan darah rhesus negatif.
Eni mengatakan bahwa ibu hamil dengan golongan darah rhesus negatif akan mendapatkan pantauan. Guna mengetahui apakah tubuhnya telah menciptakan anti-rhesus atau tidak.
Bila anti-rhesus belum tercipta, maka pada usia 28 minggu kehamilan dan dalam 72 jam setelah persalinan akan diberikan injeksi anti-D (Rho) immunoglobulin atau biasa juga disebut RhoGam.
Ia menegaskan bahwa kehamilan tanpa injeksi memilik peluang untuk selamat sebesar 5%. Injeksi ini dapat mengurangi risiko hingga 1% hingga 0,07% yang berarti peluang untuk selamatnya meningkat hingga 99,93%.
Eni menjelaskan bahwa RhoGam menghancurkan sel darah merah janin yang beredar di dalam darah ibu. Sebelum sel darah merah itu memicu pembentukan anti-rhesus yang dapat menyerang ke dalam sirkulasi darahnya. Dengan begitu, janin pun akan terlindungi dari anti-rhesus.
Perlu diketahui bahwa efek RhoGam akan habis dalam beberapa minggu. Oleh karena itu, RhoGam cukup aman untuk janin.
Pada kehamilan-kehamilan berikutnya, umumnya dokter akan terus memantau apakan telah terjadi kebocoran darah janin ke dalam sirkulasi darah ibu. Hal ini dilakukan untuk menghindari telah terbentuknya anti-rhesus atau antibodi.
Untuk itu, injeksi RhoGam umumnya terus diulang pada setiap kehamilan.
Mengingat kondisi setiap orang berbeda-beda, sebaiknya konsultasikan pemberian injeksi ini pada dokter kandungan terlebih dahulu.
Efek samping RhoGam
Meskipun terbilang aman tetapi dalam beberapa kasus RhoGam dapat menyebabkan efek samping. Seperti pembengkakan atau kemerahan di tempat suntikan, gatal di tempat suntikan, dan demam ringan.
Efek samping yang kurang umum dapat mencakup reaksi alergi, sakit kepala, nyeri sendi atau otot, dan kelelahan. Segera konsultasikan pada dokter bila mengalami salah satu atau beberapa gejala tersebut.
Baca juga
Waspada! Inilah risiko penyakit yang bisa menyerang berdasarkan golongan darah
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.