Bukan hanya kesehatan dan ekonomi, virus corona (COVID-19) juga membawa dampak pada sektor sosial budaya. Virus yang telah menyerang kurang lebih 90 ribu pasien di 72 negara di seluruh dunia ini ‘memaksa’ orang-orang untuk mengubah kebiasaan mereka dalam bersosialisasi. Seperti apa dampak sosial corona di berbagai belahan dunia?
Sehubungan penyebaran virus corona baru yang menular melalui kontak fisik dan droplet (percikan air dari pasien yang batuk atau bersin), para dokter menyarankan untuk mencuci tangan dan mengurangi kontak fisik.
Masyarakat pun terpaksa mengubah kebiasaan sosial mereka. Semata-mata untuk mencegah terjadinya penularan virus tersebut. Kebiasaan seperti bersalaman dan berpelukan pun dihindari demi kesehatan.
Dampak sosial virus corona yang membuat kebiasaan di 13 negara ini berubah
1. China
Sebagai negara asal virus COVID-19, China memiliki jumlah pasien corona terbanyak yakni 80.304 orang (data WHO per 3/3/2020). Untuk itu, pemerintah mereka mengambil langkah membatasi penyebaran dengan mengimbau penduduknya agar tidak berjabat tangan.
Sebagai gantinya, mereka bisa melakukan gestur gong shou. Untuk pria, tangan kanan setengah mengepal, dan kemudian tangan kiri memegang tangan kanan di depan dada, dan sisi sebaliknya untuk wanita.
2. Brasil
Warga Brasil memiliki kebiasaan menikmati sejenis minuman teh tradisional Chimarrao dengan cara membagi satu sedotan metal untuk beberapa orang.
Sejak meluasnya wabah corona, Menteri kesehatan Brasil, Luiz Henrique Mandetta, merekomendasikan agar warganya berhenti melakukan kebiasaan itu. Dia juga menyarankan agar tidak mencium setelah saling menyapa seperti yang lazimnya mereka lakukan.
3. Dampak sosial corona di Iran
Ilustrasi jabat kaki. (Foto: lifestyle.sapo.ao)
Iran menduduki posisi keempat pasien corona terbanyak dengan jumlah pasien 1501 orang (data WHO per 3/3/2020).
‘Jabat kaki’ menjadi kebiasaan baru di Iran untuk menggantikan jabat tangan. Caranya dengan mempertemukan kaki kedua orang dengan posisi seperti menendang bola.
4. Jerman
Warga Jerman menghindari berjabat tangan. Hal ini dicontohkan oleh Kanselir Angela Merkel. Merkel mengumumkan pada sebuah acara di Stralsund pada hari Sabtu. “Saya tidak berjabatan tangan dengan siapa pun malam ini.”
Di hari Senin, saat Angela Merkel akan memimpin rapat dan mendekati Menteri Dalam Negeri Host Seehofer, ia menjulurkan tangan untuk berjabat tangan. Sang Menteri hanya mengangkat tangan kanannya. Keduanya lantas tertawa.
“Tidak ada jabat tangan. Anda benar,” ujar Merkel seperti dilansir Der Spiegel.
5. Australia
Seperti di Jerman, pemerintah Australia melalui Menteri Kesehatan New South Wales Brad Hazzard juga menghimbau warganya untuk tidak berjabat tangan, dan melakukan ciuman dengan hati-hati.
“Mengulurkan tangan untuk berjabat tangan adalah budaya Australia. Saya ingin menghimbau kepada masyarakat, saat ini para warga Australia agar saling menepuk punggung. Jangan berjabat tangan dulu untuk sementara”, ujar Menteri Kesehatan New South Wales, Brad Hazzard.
“Beberapa hal lain yang bisa dilakukan, saya tidak akan melarang anda berciuman, tetapi tentu saja Anda bisa berhati-hati dengan memilah-milah siapa saja yang hendak Anda cium,” tambahnya.
6. Dampak sosial corona di Perancis
Cipika-cipiki lazim dilakukan warga Prancis ketika saling bertegur sapa. Namun, kebiasaan ini berubah akibat wabah corona.
Menurut ahli etiket Philippe Lichfus, berjabat merupakan budaya yang relatif baru bagi warga Prancis, yang dimulai sejak abad pertengahan. Kini, menurutnya, menatap mata seseorang ketika baru berjumpa sucah cukup.
7. Amerika Serikat
ESPN melaporkan bahwa liga bola basket NBA telah mengeluarkan rekomendasi kepada para pemain yang berinteraksi dengan para penggemar untuk tidak menerima bola atau kaos untuk ditandatangani. Selain itu, alih-alih high-five, mereka sebaiknya melakukan fist bump, atau saling menempelkan kepalan tangan.
C.J. McCollum, yang merupakan bintang NBA dari Portland, juga tidak lagi memberikan tanda tangan.
“Pastikan kalian semua mencuci tangan kalian selama 20 detik atau lebih dan menutupi mulut kalian saat batuk”, tambahnya melalui cuitan Twitter.
8. Uni Emirat Arab
Tradisi orang Arab ketika saling bertemu adalah berjabat tangan kemudian saling menempelkan hidung. Kini mereka disarankan untuk melambaikan tangan saja sebagai gantinya demi kesehatan.
9. Polandia
Foto: theeast.co.id
Sebagai salah satu negara Katolik terbesar di Eropa, lazim bagi para jemaat di Polandia untuk menerima roti langsung dengan mulut dalam acara komuni gereja.
Kini, kebiasaan ini diganti dengan menerima roti komuni dengan tangan, atau melakukan komuni simbolis, yang tidak melibatkan roti sama sekali. Mencelupkan tangan ke air suci ketika masuk atau keluar gereja juga tidak disarankan.
10. Rumania
Di Rumania ada sebuah festival yang menandai musim semi, yakni festival Martisor. Festival ini dirayakan dengan pemberian seikat bunga dan disertai ciuman. Deputi Menteri Kesehatan Nelu Tataru menghimbau para warganya untuk tetap memberikan bunga, namun tanpa ciuman.
11. Dampak sosial corona di Spanyol
Besamanos adalah sebuah tradisi penting seminggu jelang Paskah di Spanyol, yakni mencium patung Virgin Mary. Biasanya, dalam waktu satu minggu itu para pengunjung biasanya mencium tangan atau kaki patung Mary dan beberapa santo yang dipercaya akan memberi perlindungan. Ritual ini akan jatuh pada tanggal 12 April 2020 dan sepertinya akan dilarang, menurut pejabat departemen kesehatan Fernando Simon.
12. Selandia Baru
Suku Maori di Selandia Baru memiliki tradisi penyambutan dimana dua orang yang bertemu saling menempelkan hidung mereka. Beberapa institusi pendidikan tak lagi melakukan tradisi ini untuk menyambut murid-murid baru. Sebagai ganti, mereka mendendangkan waiata, lagu selamat datang suku Maori, seperti yang dilakukan oleh Politeknik WelTec di Wellington.
13. Dampak sosial corona di Indonesia
Di negara kita sendiri juga ada sedikit perubahan tradisi. Jika biasanya anak-anak mencium tangan orang yang lebih tua, kini sekolah-sekolah dan para orang tua melarangnya.
Selain itu, tradisi mayoran atau makan bersama dalam satu wadah besar beralas daun pisang juga tidak disarankan.
***
Itulah beberapa dampak sosial Corona yang terjadi di berbagai negara.
Baca juga:
Sigap wabah, Pemerintah gratiskan biaya pengobatan pasien corona
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.