Teknologi memudahkan orang untuk mengakses apapun di dunia maya, terutama konten-konten yang bermuatan seks dan pornografi. Konten ini tak hanya dinikmati oleh orang dewasa, tapi juga anak-anak dan remaja. Dari yang awalnya iseng membuka situs porno, pelaku jadi kecanduan nonton film porno. Dan dampak nonton film porno yang negatif ini tidak hanya bahaya bagi anak-anak dana remaja, tapi juga orang dewasa yang melakukannya, tak luput dari berbagai efek negatif yang dihasilkan dari menonton tayangan berbau pornografi.
Kecanduan bukan satu-satunya dampak dari nonton adegan vulgar, tapi masih banyak dampak nonton film porno lainnya. Berikut ini penjelasannya.
7 Dampak Nonton Film Porno yang Negatif
1. Melanggar Normal Kesusilaan dan Diatur dalam UU
Melansir dari laman RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta, Kementerian Kesehatan RI pernah melakukan survey pada tahun 2017 mengenai sumber aktivitas ‘seks’ remaja. Hasilnya, 94% siswa pernah mengakses konten porno. Konten porno tersebut didapatkan dari internet (57%), komik (43%), media sosial (34%), buku (26%), majalah (19%), film/TV (17%), game (4%), dan lain-lain (4%).
Dari hasil tersebut, internet menempati posisi pertama sebagai sumber konten seks yang bisa dinikmati para remaja. Konten yang dimaksud bisa berupa foto, video, ilustrasi, percakapan, atau bentuk pesan lainnya. Para remaja ini belum mengerti bahwa setiap hal yang memuat kecabulan atau eksploitas seksual melanggar norma kesusilaan dan diatur dalam UU No. 44 Tahun 2008 tentang Pornografi.
2. Kecanduan, Salah Satu Dampak Nonton Film Porno
Mungkinkah pornografi menyebabkan kecanduan? Mungkin sekali. Ini terbukti dari mayoritas pelaku pelecehan seksual yang melakukan kejahatan karena dipicu oleh kecanduan akan pornografi. Masalah kecanduan pornografi ini tak hanya terjadi di Tanah Air tapi juga menjadi isu serius di berbagai negara.
Kebiasaan atau kecanduan menonton film porno sudah pasti diawali dengan keisengan membuka situs-situs porno.
“Ketika seseorang anak-anak, remaja, atau dewasa, pada awalnya iseng membuka situs porno sebanyak satu dua kali, lama-lama akan ketagihan,” ujar Hening Widyastuti, seorang pakar psikolog sosial dari Universitas Negeri Sebelas Maret seperti dikutip dari Kompas.com, Minggu (29/9/2019).
Dr. Kevin Skinner, Ph.D di tahun 2005 membuat tingkatan kecanduan pornografi dalam 7 level. Yaitu:
- Melihat pornografi 1-2 kali dalam setahun, paparan pornografi sangat terbatas
- Beberapa kali dalam setahun tapi tidak lebih dari 6 kali, ada fantasi meski minimal
- Melakukan sebulan sekali, muncul tanda kecanduan, masih mencoba menahan diri
- Memengaruhi fokus mengerjakan aktivitas harian, melihan konten porno beberapa kali dalam sebulan
- Melakukan setiap minggu, berusaha keras untuk berhenti, tapi mulai mengalami gejala
- Memikirkan pornografi setiap hari, menyebabkan berbagai masalah dalam kehidupan
- Merasa tidak berdaya dan putus asa bila tidak melihat pornografi, menerima konsekuensi negatif
3. Merusak Sistem Saraf Otak, Dampak Nonton Film Porno
Hening melanjutkan bahwa kebiasaan nonton film porno akan berdampak pada kerusakan sistem saraf otak yang sangat serius –berlaku pada anak, remaja, dan dewasa. RSUP Dr. Sardjito menulis, kerusakan otak tersebut sama seperti pada orang yang mengalami kecelakaan mobil kecepatan tinggi.
Pornografi menyerang Pre-Frontal Korteks (PFC) yang merupakan bagian otak yang hanya dimiliki manusia. PFC berfungsi untuk menata emosi, berkonsentrasi, memahami dan membedakan benar dan salah, pengendalian diri, kritis, merencanakan masa depan, membentuk kepribadian, dan berinteraksi.
Mungkin awalnya ketika seseorang melihat konten vulgar ia akan merespon jijik. Situasi ini terjadi karena manusia memiliki sistem limbik, yaitu sistem yang memproduksi hormon dopamin untuk menenangkan otak –juga memberi perasaan senang, bahagia, dan ketagihan.
Saat dopamin mengalir ke arah PFC, PFC tidak aktif karena terendam dopamin. Dengan semakin banyaknya dopamin maka rasa penasaran seseorang pun semakin meningkat dan membuatnya menjadi kecanduan.
Kecanduan akan semakin menjadi-jadi jika tidak segera diatasi karena muatan dopamin tadi terus mengalir. Ini menyebabkan PFC mengecil dan pasif sehingga PFC tidak lagi berfungsi.
4. Meningkatkan Aksi Pelecehan Seksual, Dampak Paling Buruk Nonton Film Porno
Risiko lain yang paling mungkin dikembangkan pada orang yang terbiasa menonton tayangan vulgar adalah pelecehan seksual. Setelah melihat, pelaku pasti terpicu untuk bisa menirukannya. Bagi yang sudah punya pasangan, keinginan tersebut bisa dilampiaskan kepada pasangannya.
“Bila terjadi pada anak-anak dan remaja, akan meningkatkan pelecehan seksual pada anak usia dini,” katanya lagi.
Sedangkan bagi anak atau remaja yang sudah terlanjur kecanduan, besar cenderung melakukan pelecehan seksual terhadap orang di sekitarnya. Bisa saja targetnya adalah teman sepermainan (adik, tetangga, teman sekolah) atau anak lain yang tidak dikenalnya (random).
“Selain itu, mereka bisa melakukan perbuatan tidak terpuji kepada teman sepermainannya atau malah menimbulkan pemerkosaan di kalangan pelajar atau malah melakukan hubungan seks pranikah. Ini sangat merugikan sekali,” terang Hening.
5. Sudut Pandang tentang Perempuan Berubah
Orang yang kecanduan pornografi akan mengubah sikap dan persepsinya tentang seksualitas. Cara ia melihat perempuan bukan lagi sebagai sosok yang sama halnya seperti laki-laki dalam kehidupan bermasyarakat, tapi lebih sebagai obyek seks saja.
6. Menjadi Tidak Puas dengan Kehidupan Seksualnya
Cambridge University melakukan riset mengenai hal ini dan hasilnya menunjukkan, pusat reward pada otak yang berfugsi untuk mencapai tujuan tertentu juga berubah. Ini merupakan efek dari pengalaman mental selama menonton film porno. Orang yang kecanduan pornografi membutuhkan pornografi untuk kepuasan seks.
Ia menjadikan model dalam film porno sebagai panduan, dan jika pasangan tidak mampu melakukan seperti pada film ia akan merasa kurang puas. Ekspektasinya pada perilaku seks menjadi tidak realistis.
7. Stres dan Depresi
Sebuah studi yang dilakukan tahun 2015 menemukan bahwa penyebab orang yang kecanduan pornografi adalah karena dirinya sendiri bukan karena kontennya yang bagus. Hal ini semakin signifikan jika orang tersebut mengalami kecemasan atau stres dalam dirinya.
Kecanduan pornografi membuat pecandunya seakan-akan tak bisa hidup tanpa melihat konten porno. Jadi di mana ia tak memiliki kesempatan menonton tayangan itu, ia akan merasa stres. Ia juga menjadi kesulitan mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya yang lain, karena pikirannya hanya terfokus pada pornografi.
Hubungannya dengan pasangan pun menjadi rusak karena ekspektasinya yang tidak realistis tadi. Pecandu film porno juga selalu melampiaskan kesedihan, kecemasan, insomnia, dan masalah mental lainnya dengan pornografi.
Sekarang Parents sudah lebih paham mengenai dampak nonton film porno bagi kesehatan otak, mental, dan interaksi sosial. Jadi ada baiknya menghindari hal-hal yang berbau pornografi dari diri sendiri, pasangan, dan anak-anak.
Baca juga:
Suami Hobi Nonton Pornografi? Hati-hati, Ini Dampak Buruknya Bagi Pernikahan
19 Rekomendasi Film Bertema Islam, Tontonan Seru dengan Kisah Menarik
10 Film Dewasa Indonesia yang Hot, Bisa Ditonton Bareng Pasangan!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.