Beberapa hari terakhir kualitas udara di Jakarta menjadi salah satu yang terburuk di dunia. Bahkan, pada 15 Juni 2022 lalu Jakarta menempati posisi pertama sebagai kota dengan kualitas udara terburuk di dunia.
Kondisi kualitas udara yang buruk sangat perlu diwaspadai karena memiliki dampak buruk bagi kesehatan.
Salah satu penyebab memburuknya kualitas udara di Jakarta adalah tingginya tingkat polutan. Bahkan, kualitas udara di ibukota sudah termasuk dalam kategori tidak sehat.
Polutan yang ada di sekitar Jakarta bahkan bisa terlihat secara kasat mata ditandai dengan cukup gelapnya langit di wilayah tersebut.
Artikel terkait: Polusi Jakarta tertinggi di dunia, ini bahayanya untuk anak dan Bumil!
Penyebab Memburuknya Kualitas Udara di Jakarta Selama Beberapa Hari Terakhir
Melansir Kompas, Humas Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Yogi Ikhwan, menyebutkan ada beberapa penyebab buruknya kualitas udara di Jakarta. Pertama, karena kelembapan tinggi dan suhu yang rendah. Lalu, karena polusi udara dari kendaraan bermotor yang ada di jalanan ibukota.
Selain itu, menurut Plt. Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Urip Haryoko, mengatakan jika beberapa hari terakhir tingkat polutan di Jakarta mengalami lonjakan tajam. Data BMKG menyebutkan kadar polutan berada di level 148 µg/m3.
Kondisi kualitas udara yang buruk seperti ini bisa berdampak buruk bagi warga yang memiliki gangguan pernapasan dan kardiovaskuler. Karena itu, dihimbau agar warga mengurangi aktivitas di luar ruangan.
“Masyarakat dihimbau untuk dapat mengurangi aktivitas di luar ruangan dan menggunakan pelindung diri seperti masker untuk mengurangi tingkat paparan polutan udara,” jelas Urip Haryoko dikutip dari Detik.
Artikel terkait: Bahaya polusi udara pada kesehatan reproduksi wanita, Bunda perlu waspada!
Dampak yang Bisa Dirasakan Akibat Kualitas Udara Buruk
Efek dari polusi dan kualitas udara yang buruk pada tubuh manusia cukup bervariasi. Tergantung pada jenis polutan, tingkat paparan, serta jangka waktu terpapar polusi. Selain itu, efeknya juga dipengaruhi oleh faktor lain seperti riwayat kesehatan setiap individu.
Berikut ini beberapa dampak umum dari kualitas udara yang buruk:
1. Menimbulkan Penyakit Pernafasan
Hal utama yang bisa terjadi karena dampak dari kualitas udara yang buruk tentunya adalah timbulnya penyakit pernafasan. Bagi Parents yang memiliki riwayat mengalami gangguan pernafasan harus lebih hati-hati.
Saat kualitas udara memburuk biasanya kabut asap dan jelaga akan terbentuk. Umumnya jelaga terdiri dari partikel kecil bahan kimia, asap, debu, dan alergen. Apabila terlalu banyak menghirup jelaga tentunya akan meningkatkan risiko timbulnya gangguan pernafasan.
Jadi, sebaiknya kurangi aktivitas di luar ruangan dahulu dan selalu gunakan masker jika terpaksa meninggalkan rumah.
2. Membuat Mata dan Tenggorokan Iritasi
Melansir NRDC, buruknya polusi udara juga dapat mengiritasi mata dan tenggorokan. Hal itu disebabkan banyak partikel berbahaya dalam polutan yang masuk ke mata dan tenggorokan dan membuatnya iritasi.
Kondisi yang satu ini biasanya ditandai dengan memerahnya bagian mata. Lalu, rasa perih juga bisa dirasakan sehingga sangat mengganggu. Sementara itu, iritasi pada tenggorokan umumnya akan membuat Parents ingin terus-menerus batuk dan tidak nyaman.
3. Meningkatkan Risiko Mengalami Penyakit yang Berbahaya
Saat terus-menerus terpapar polusi udara, maka bisa meningkatkan risiko terkena penyakit yang lebih berbahaya bagi tubuh. Bahkan, akibatnya bisa sampai fatal karena mengancam nyawa.
Polutan yang berasal dari pembakaran gas atau batu bara bisa menimbulkan zat berbahaya seperti merkuri, timbal, dioksin, dan benzena.
Dalam jangka panjang partikel tersebut dapat menyebabkan gangguan darah hingga mempengaruhi kesehatan hati, otak, hingga kanker.
4. Membahayakan Penderita Sakit Jantung
Sebelumnya disebutkan jika seseorang memiliki riwayat kardiovaskuler maka bisa berbahaya jika terkena paparan polusi udara. Rupanya hal itu disebabkan karena adanya karbon monoksida dalam polutan.
Gas ini dapat mencegah pengambilan oksigen oleh darah. Jadi, hal tersebut bisa menyebabkan penurunan suplai oksigen ke jantung yang signifikan. Apalagi seseorang yang menderita penyakit jantung, tentu kondisi ini bisa membahayakan baginya.
5. Menghambat Perkembangan Anak
Dampak kualitas udara yang buruk juga bisa menghambat perkembangan anak. Hal itu disebabkan karena tingginya senyawa beracun hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH) yang dihasilkan dari knalpot kendaraan dan asap kebakaran.
Terdapat penelitian yang menyebutkan jika seorang ibu hamil terlalu lama terpapar PAH selama masa kehamilan, maka bisa berdampak pada perkembangan anak. Kecepatan pemrosesan otak akan terpengaruh dan menjadi lebih lambat. Selain itu, juga bisa meningkatkan gejala ADHD pada anak.
Demikianlah informasi mengenai dampak kualitas udara buruk pada kesehatan kita. Sebaiknya, saat ini selalu sedia masker saat akan pergi meninggalkan rumah dan kurangi aktivitas di luar ruangan ya Parents!
***
Baca juga:
Miris! Warga Jakarta Siap-siap Kehilangan Harapan Hidup Gara-gara Hal Ini!
Bahaya Polusi Udara Bagi Bumil, Menembus Plasenta hingga Sebabkan Anak Lahir Autis