Polusi menjadi suatu permasalahan umum di kota-kota besar. Naasnya, ibu kota negara kita, Jakarta, menjadi kota dengan polusi udara tertinggi di dunia. Kondisi polusi Jakarta yang tinggi ini diketahui berdasarkan pemantauan AirVisual pada Selasa (25/6/2019) pagi.
Selasa pagi, polusi Jakarta tertinggi di dunia
Dilansir dari Kompas, pada Selasa (25/6/2019) pagi, polusi udara Jakarta tergolong yang terburuk di dunia. Udara Jakarta masuk kategori unhealthy atau tidak sehat.
Menanggapi hal itu, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Andono Warih mengaku belum melihat secara langsung data dari AirVisual. Ia merasa udara di Jakarta sebenarnya baik-baik saja.
“Intinya kami sendiri tidak ada permasalahan dicek di lab LH. Kami tidak terlalu merespon data realtime,” kata Andono.
Andono menghimbau masyarakat agar tidak langsung mengambil kesimpulan dari data tersebut, karena masalah kualitas udara bisa berubah-ubah.
“Info itu harus dilihat hal yang berimbang. karena masalah udara sangat dinamis. Itu bisa berubah dalam hitungan jam atau menit,” ujar Andono.
Lebih lanjut, Andono menganggap data yang dipaparkan AirVisual sebagai pengingat untuk masyarakat.
“Kita ambil positif bahwa itu sebagai pengingat bagi warga untuk di waktu tertentu lebih waspada,” kata dia.
AirVisual merupakan situs penyedia peta polusi udara online. Pada selasa pagi (25/6/2019) pukul 08.00 WIB, Jakarta berada di urutan pertama kota dengan dengan tingkat polusi tertinggi.
Setelah Jakarta, ada kota Lahore di Pakistan, Hanoi di Vietnam, Dubai di Uni Emirat Arab, serta Wuhan di China yang masuk lima besar kota dengan tingkat polusi udara tertinggi dunia.
Bahaya polusi udara bagi anak dan Bumil
Dilansir dari American Lung Association, beberapa penelitian telah menemukan bahwa polusi udara sangat buruk bagi anak-anak, bahkan saat mereka masih di dalam kandungan. Sebuah penelitian besar di California menemukan bahwa tingkat polusi yang tinggi meningkatkan risiko kelahiran prematur.
Penelitian Southern California Children’s Health melihat efek jangka panjang dari polusi udara pada anak-anak dan remaja. Sampel penelitian terdiri dari 1.759 anak-anak yang berusia antara 10 dan 18 tahun, dari 1993 hingga 2001. Hasilnya, anak-anak yang sering tercemar polusi akan berisiko mengalami penurunan fungsi paru-paru, yang mungkin tidak akan pernah pulih.
Berikut cara mengurangi risiko tercemar, sekaligus mengurangi polusi udara di kota Anda:
- Sebisa mungkin gunakan transportasi umum.
- Gunakan masker penyaring udara saat beraktivitas di luar ruangan.
- Saat berjalan, bersepeda, atau jogging, hindari jalan yang sibuk.
- Matikan mesin mobil, ketika menunggu.
- Habiskan sebanyak mungkin waktu di ruang terbuka hijau di kota Anda.
- Batasi waktu di luar ruangan saat polusi tinggi.
- Hindari berkendara pada jam sibuk jika memungkinkan.
Semoga keluarga kita terhindar dari dampak buruk polusi udara di sekitar lingkungan tempat tinggal. Jaga selalu keluarga kita ya, Parents.
Baca juga:
Penelitian: Polusi udara berdampak buruk bagi ibu hamil dan janin
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.