Duka akibat kejadian di stadion Kanjuruhan dirasakan tak hanya oleh keluarga korban, tapi juga segenap masyarakat Indonesia. Korban jiwa akibat dampak dari ditembakkannya gas air mata oleh pihak kepolisian mencapai lebih dari 170 orang.
Publik menyoroti petugas berwajib yang menembakkan gas air mata pada massa di stadion. Tindakan tersebut dinilai kurang tepat karena FIFA melarang penggunaan gas air mata karena bisa menyebabkan gangguan pernapasan.
Lantas apa sebenarnya gas air mata itu dan apa dampaknya bagi tubuh? Yuk, ketahui penjelasannya di bawah ini.
Artikel terkait: 6 Fakta Tragedi Kanjuruhan Malang
Apa Itu Gas Air Mata?
Sumber: BBC
Gas air mata merupakan kumpulan bahan kimia yang dapat menyebabkan iritasi kulit, gangguan pernapasan, dan iritasi pada mata.
Meskipun namanya adalah gas, tapi sebenarnya gas air mata berbentuk cairan yang dimasukkan ke dalam tabung, granat, atau penyemprot bertekanan.
Cairan dalam suhu ruangan tersebut dicampur dengan bahan kimia lain sehingga berbentuk aerosol. Saat peluru berisi gas air mata ditembakkan, partikel-partikel solid akan tersebar ke udara dan membentuk kepulan asap.
Beberapa bahan kimia yang paling umum digunakan dalam gas air mata di antaranya:
- Chloroacetophenone (CN) merupakan polutan udara beracun
- Chlorobenzylidenemalonitrile (CS)
- Chloropicrin (PS)
- Bromobenzylcyanide (CA)
- Dibenzoxazepine (CR)
Gas air mata memiliki cara kerja dengan mengiritasi selaput lendir mata, hidung, mulut, dan paru-paru. Tentunya bagi pemilik asma sangat berbahaya jika terkena gas air mata.
Gas air mata sendiri merupakan senjata kimia dalam Perang Dunia I. Akan tetapi, saat ini penggunaannya ilegal jika digunakan dalam situasi perang menurut kesepakatan yang dibuat di Jenewa pada tahun 1993 lalu.
Dampak Gas Air Mata
Sumber: Kompas
Kontak dengan gas air mata menyebabkan iritasi pada sistem pernapasan, mata, dan kulit. Rasa sakit terjadi karena bahan kimia dalam gas air mata mengikat salah satu dari dua reseptor rasa sakit yang disebut TRPA1 dan TRPV1.
Menurut Healthline reseptor rasa sakit tersebut efeknya sama seperti saat menyantap mustard, wasabi, dan lobak yang memiliki rasa yang kuat.
Namun, gas CS dan CR memiliki rasa sakit lebih kuat hingga 10.000 kali daripada bahan-bahan tersebut.
Beberapa dampak potensial dari paparan gas air mata meliputi:
Gangguan Mata
Setelah terpapar gas air mata, dampak yang bisa langsung dirasakan terjadi pada mata. Gas kimia tersebut membuat mata jadi berair, gatal, dan terasa sensasi panas seperti terbakar.
Kemudian, mata juga akan sulit untuk melihat sehingga pandangan menjadi kabur. Mengucek mata sangat dilarang karena bisa membuat mata semakin parah.
Saat terkena gas air mata dengan jarak dekat, maka bisa menyebabkan efek jangka panjang. Misalnya, pendarahan di mata, katarak, erosi kornea, hingga kebutaan.
Artikel terkait: 5 Kisah Tragis Paling Mengerikan di Dunia Sepak Bola, Kanjuruhan Jadi Salah Satunya!
Gangguan Pernapasan
Selain mata, sistem pernapasan juga terkena dampak besar dari gas air mata. Setelah terpapar gas kimia ini, bisa menyebabkan iritasi pada hidung, tenggorokan, dan paru-paru.
Menghirup gas ini juga dapat menyebabkan tersedak sehingga bagian hidung dan tenggorokan terasa gatal dan panas. Kemudian, terjadi sesak napas, batuk, hingga muntah.
Seseorang yang memiliki riwayat gangguan pernapasan lebih berisiko mengalami gagal napas saat terpapar gas air mata.
Apalagi saat terpapar gas air mata konsentrasi tinggi di dalam ruang tertutup dengan jangka waktu yang lama, tentunya bisa menyebabkan kematian.
Gangguan Kulit
Tak hanya terjadi dampak pada mata dan sistem pernapasan, gas air mata juga memberikan efek buruk pada kulit. Paparan gas kimia tersebut dapat menyebabkan iritasi dan rasa sakit pada kulit.
Ada beberapa kasus yang parah karena iritasi dapat berlangsung hingga berhari-hari. Beberapa gejalanya adalah muncul ruam kemerahan, kulit melepuh, hingga kulit yang terbakar.
Demikianlah beberapa dampak gas air mata yang dapat terjadi pada tubuh. Namun, perlu dipahami jika dampak yang disebutkan di atas juga tergantung dengan konsentrasi zat yang digunakan, tempat terjadinya paparan, hingga jarak dengan gas dilepaskan.
Tak hanya itu, riwayat kesehatan seseorang juga mempengaruhi dampaknya pada tubuh. Jadi saat memiliki riwayat kesehatan seperti gangguan pernapasan, tentu dampak gas air mata akan jadi lebih berisiko pada tubuh.
***
Baca juga:
10 Artis Menikah dengan Pemain Bola, Ada yang Langgeng hingga Puluhan Tahun!
10 Pemilik Klub Sepak Bola Terkaya, Harta Tembus Ratusan Triliun!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.