Prestige, gagah, jaminan fasilitas menjanjikan bisa jadi menjadi hal yang terbersit dalam benak masyarakat awam ketika melihat sosok menteri. Padahal, bukan hal yang mudah untuk memimpin negara sebesar Indonesia. Setidaknya, itulah yang tercermin dalam curhat Nadiem Makarim beberapa waktu lalu.
Curhat Nadiem Makarim
Adalah hal mutlak untuk menciptakan sumber daya manusia berkualitas agar bisa membangun negara berkualitas. Jika ingin negara maju, maka SDM-nya pun harus maju. Utamanya dalam hal pendidikan juga harus dicermati, tujuannya supaya warganya bisa memiliki daya saing mumpuni.
Namun, hal itu tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Terlebih, saat ini seluruh negara sedang dibuat tak berdaya oleh pandemi COVID-19 yang invisible alias tidak terlihat. Sebagai Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek), Nadiem Makarim berbagi cerita.
Sumber: Pikiran Rakyat
“Menjadi menteri di masa pandemi ini (COVID-19), pastinya menjadi tantangan terbesar dalam hidup saya. Itu sudah jelas,” ungkap Nadiem dalam sesi Konferensi Pendidikan dan Pembukaan Akademi Edukreator 2021 di Youtube Kemendikbud RI, Rabu (14/7/2021) lalu.
Pada sesi awal, Nadiem mengakui bahwa menjadi menteri yang menangani isu pendidikan tidak mudah di era normal. Apalagi saat ini Indonesia dilanda pandemi.
“Pendidikan sendiri adalah tantangan yang luar biasa berat, ditambah pandemi membuat ada elemen krisis, sehingga bisa dibilang war time,” lanjut Nadiem. Lebih lanjut, Nadiem merasakan beratnya menjadi menteri dibandingkan kala ia menjadi CEO perusahaan ternama GoJek.
Beruntung di masa krisis seperti sekarang, Nadiem memiliki tim yang solid juga keluarga yang menjadi support system terbesar. Pihaknya berkomitmen untuk terus melakukan gebrakan di dunia pendidikan.
“Alhamdulillah saya punya tim yang luar biasa, saya punya keluarga yang luar biasa mendukung sehingga saya bisa kokoh pada saat badai ini bertiup ya, badainya juga cukup lama ini,” lanjut Nadiem.
Kendati demikian, prinsip teguh terus dipegang oleh pria berusia 37 tahun tersebut. Dirinya enggan melihat ke belakang dan harus terus maju saat bekerja untuk melakukan hal terbaik.
“Buat saya, kemampuan dan keberanian tim saya untuk melakukan apa yang terbaik untuk masa depan generasi kita. Itu harga mati buat saya. Mau pandemi atau tidak, perubahan harus terjadi. Kesehatan dan masa depan generasi bangsa harus berjalan seimbang,” pungkas Nadiem.
Titik Balik Pendidikan di Indonesia
Sumber: Laman Resmi Ditjen GTK – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Dalam kesempatan yang sama, Nadiem memaparkan bahwa pandemi memang menjadi suntikan kekuatan terbaru untuk terus memperbaiki pendidikan di Indonesia. Salah satunya pengadaan Program Guru Penggerak yang dirasanya sangat spesial.
“Saya sangat ingin mendorong guru menjadi influencer di dunia pendidikan. Guru itu harus berpihak kepada murid, sesuai dengan prinsip Ki Hajar Dewantara ya. Gak hanya sebatas mengelola kurikulum saja, tetapi guru harus mampu berpikir kritis,” ujar Nadiem.
Kemampuan berpikir kritis memang menjadi satu hal yang sangat ingin diubah oleh Nadiem. Hal ini sesuai dengan keteladanan Ki Hajar Dewantara yakni Ing Ngarso Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani. Keseluruhannya adalah modal untuk menjadi pemimpin, dalam hal ini tenaga pengajar yang baik.
“Guru yang baik adalah guru yang tidak berhenti belajar, dan tentunya memiliki semangat mengajar,” tegasnya. Nadiem menyadari bahwa kreativitas guru dibutuhkan, salah satunya memanfaatkan teknologi. Jika dimanfaatkan, teknologi bisa menjadi keseimbangan dalam dunia pendidikan.
Sumber: Tek Indonesia
Bekerjasama dengan YouTube Learning, LIPI, dan channel YouTube Kok-Bisa?, Kemendikbud Ristek menggelar Akademi Edukreator pada 24 Juli -14 November 2021. Tahun ini, Akademi Edukreator fokus pada tiga kategori kelas antara lain Kelas Akademisi, Vokasi, dan Edutainment yang bisa diikuti oleh publik.
Tujuan penghelatan akademi ini untuk menaikkan kapasitas pendidik. Dengan demikian, guru tidak hanya mengajar atau semata memberikan tugas. Mengingat YouTube menjadi sumber pencarian konten terbesar, guru ditantang untuk membuat konten edukatif dan menarik.
Nantinya akan tersedia tujuh kelas publik dan tiga kelas master. Kelas Akademis bagi publik akan digelar pada 24 Juli dan 4 September 2021. Kelas Vokasi publik akan digelar pada 7 Agustus dan 18 September 2021. Sedangkan, Edutainment publik akan dilaksanakan pada 21 Agustus dan 2 Oktober 2021.
Kelas Akademis kategori master akan dilaksanakan pada 8-10 Oktober 2021, kelas Vokasi master pada 22-24 Oktober, dan Edutainment master pada 5-7 November 2021. Turut hadir pula kelas ekstra yang diadakan jelang penutupan rangkaian acara pada 12-14 November 2021. Perlu diketahui bahwa setiap kelas publik dibatasi 250 partisipan dan kelas master dibatasi 25 partisipan.
Tak ketinggalan, Nadiem mengingatkan bahwa kemajuan pendidikan bisa berjalan jika ada kerjasama antara guru dan orangtua. Salah satu budaya yang bisa dilakukan oleh orangtua sejak dini adalah.. Ya, membaca.
“Bagi orangtua, biasakan waktu anak masih kecil bacakan buku buat mereka. Ini jadi kebiasaan yang penting untuk menanamkan kecintaan terhadap buku, plus bagus untuk meningkatkan kadar literasi.
Selain itu, tanamkan dalam pikiran bahwa anak memiliki opini. Cobalah jadikan diskusi sebagai ritual setiap harinya. Jangan membuat sekat, diskusikan hal apapun dengan anak. Tak hanya mendekatkan batin, ini akan mendorong kemampuan anak menganalisa dan berkomunikasi dengan baik. Kemampuan ini nantinya membantu guru mengakselerasi anak sewaktu masuk sekolah”, tegas Nadiem.
Baca juga:
Salut, 11 Artis Tanah Air Ini Rela Rehat dari Dunia Hiburan Demi Kejar Pendidikan
Mengenal Sejarah Hari Pendidikan Nasional dan Upacara Perayaan Daring 2021
5 Hal Penting Sebelum Beli Emas untuk Dana Pendidikan Anak
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.