Laura Mazza adalah seorang blogger yang sebelumnya tak pernah mencoba yoga sama sekali. Karena ia punya masalah otot, maka ia mencoba yoga untuk pertama kalinya.
Namun, karena itulah ia justru kapok yoga. Berikut kisah Laura dan alasannya mengapa ia jadi kapok yoga.
Baca juga: Cara Menurunkan Berat Badan Melalui 5 Pose Yoga
Aku ingin mengatakan bahwa aku mengarang cerita ini, tapi sayangnya tidak. Ini benar-benar terjadi malam ini. Cerita ini panjang, jadi bertahanlah denganku.
Aku mengalami salah otot. Punya anak membuat dinding perutku terpisah bagaikan Musa yang membelah Laut Merah.
Ya, itu tidak baik dan perutku agak buncit seperti cone es krim. Seperti yang Anda tahu, aku mencoba untuk menjadi lebih bugar dan memperbaikinya. Seperti yang disarankan fisioterapisku untuk mencoba yoga.
Hahahahahahahahahahahahahaha. Ya. Baiklah.
Aku memakai celana yoga, karena untuk orang yang belum pernah melakukan yoga, sungguh, aku seperti memiliki banyak celana yoga.
Aku memilih celana yoga yang terlihat tidak terlalu ‘kendor’ untuk dipakai dari posisi tiduran tanpa harus ditarik-tarik, dipadukan dengan atasan bersih. Aku memakai celana dalam nenek-nenek. Tidak mungkin memakai g-string saat ini.
Kami masuk ke ruang kelas yang gelap dan ada lilin di mana-mana. (hanya akan menimbulkan sedikit risiko kebakaran, kan?). Aku pikir, serius deh… ini adalah yoga sesungguhnya. Bukan sekedar menghitung 5, 6, 7, 8 dan stretching… Saat ini aku akan menuju tingkat pencerahan yang lebih tinggi.
Semua orang berbicara satu sama lain dan pelatih, master yoga, Yogini, apa pun istilahnya… sedang berbicara dengan semua orang dan senang berbicara dengan mereka semua. Ia berkata, “Apa kabar Daryl dan kakinya…?”
Dan aku di sana bersembunyi di sudut sambil berpikir, “Tolong, demi Tuhan, jangan pedulikan aku.”
Semua orang melepas kaus kaki mereka dan aku mulai berpikir, “Oh, astaga… Bahkan jari-jari kakiku pun berbulu dan aku lupa tidak mencukurnya. Aku hanya mencabut bulu-bulu di pergelangan kakiku, kalau-kalau celanaku tersingkap.”
Jadi, aku melihat semua wanita ramping ini dengan celana yoga ketat yang bagus. Sedangkan aku memiliki celana cutbray ala 80’an yang melebar di bawah.
Mereka semua melepas kaus kaki mereka yang memamerkan betapa terawatnya jari kaki mereka. Sedangkan aku dan kaki bagaikan Frodo (tokoh dalam Lord of The Rings), mencoba bersembunyi di sudut sehingga aku tak perlu membicarakan kehidupan pribadiku.
Kemudian guru yoga ashram berkata dengan nyaring “Oh, kita punya anggota baru malam ini. Kita beruntung dengan kehadiran dari…”
Dan kemudian aku menjawab “Oh, iya. Dan saya juga beruntung dengan kehadiran Anda.”
Aku tidak tahu mengapa aku mengatakan itu. Mungkin karena aku adalah seorang idiot yang tak bisa bersosialisasi.
Dan dia berkata “Oh maaf, maksud saya, siapa nama Anda?”
“Ah.. Laura”
“Oke.” Dia mengajukan beberapa pertanyaan lagi dan aku terbata-bata menjawab. Kemudian aku mulai membicarakan kondisi salah ototku dan matanya berbinar sehingga kemudian aku terdiam.
“Selamat datang,” dia tersenyum sementara tubuhnya yang kurus bergerak turun seperti slinky (pegas warna-warni, mainan anak-anak).
Kami mulai melakukan posisi-posisi random ini, bergerak ke posisi upward facing dog dan aku mulai merasakan adanya bunyi ‘kreeekkk…’ yang indah di punggungku. Aku berpikir bahwa aku bisa melakukan ini.
Aku benar-benar menyukai yoga. Aku adalah seorang gadis yoga!! Lihatlah aku begitu bugar sekarang ini.
Kami lanjut ke posisi downward facing dog… dan saat itulah saya mulai merasa ketakutan.
Sekarang beberapa minggu terakhir aku mengalami gejala IBS (Irritable Bowel Syndrome, gangguan sistem pencernaan di usus besar) yang parah. Kentutku bau sekali seperti campuran telur busuk dan kompos.
Dan saat kami berada antara posisi lumba-lumba dan anjing berkaki tiga, bau telur busuk menguar karena aku kentut.
Aku ulangi sekali lagi, aku kentut. Aku kentut di tempat yoga. Panggulku telah mengecewakanku.
Mereka diam, jadi aku berpikir, syukurlah mereka tak mendengar atau membaui apa pun. Tapi kemudian kami pindah ke posisi di mana kepalaku berada di antara kakiku, dan baunya menghantamku seperti pukulan ke hidung.
Rasanya aku ingin mati dan sekarang aku benar-benar berbau seperti mayat.
Aku mulai berpikir, apakah aku harus pergi? Apakah aku harus pergi dari negara ini? Apakah ini benar-benar terjadi ?? APAKAH INI BENAR-BENAR TERJADI KEPADAKU? Aku tidak hanya terlihat seperti orang bodoh tapi sekarang aku juga sangat bau.
Baik. Aku mengumpulkan tekadku dan kalian tahu apa yang terjadi? Bodo amat dengan semua ini. Toh semua orang pernah kentut dan aku memang tidak bisa menahannya.
Aku terus mencoba posisi konyol dan berusaha menikmati gerakanku. Tubuh yang bugar, datanglah.
Kami kemudian sampai pada posisi ini, di mana kami meluruskan tubuh tetapi kaki kami seperti kodok di lantai.
Guru yoga kemudian datang dan menekan semua orang untuk mencapai posisi yang lebih rendah… Kupikir, oh bagus, akan ada suara retakan bagus di punggungku lagi.
Aku memegang bokongku kuat-kuat untuk memastikan bahwa tidak ada kentut yang kelepasan lagi.
Guru yoga menghampiriku… mendorong punggungku semakin ke bawah…
Dan akhirnya buuuuuuuuuurrppppfffffff
Suara terompet paling keras keluar dari pantatku.
Aku membeku dan berpikir oh Tuhanku. Oh Tuhanku.
OH TUHANKU. Yesusku yang baik. Apa yang baru saja terjadi. Aku pasti bermimpi. Pasti. Aku sedang mimpi buruk.
Wajahku merah padam dan aku menangis karena malu.
Aku bangkit, mencoba menggulung alas yogaku tapi aku tidak bisa melakukannya, jadi aku langsung melemparkannya ke samping dan meraih sepatu, kaus kaki, dan tasku, membawa semuanya dengan tanganku dan segera melesat keluar dari pintu.
Aku berbalik saat menutup pintu dan mendongak malu melihat semua orang berlutut sambil menatapku dengan kaget… (atau dalam keadaan setengah sadar karena terbangun dari baunya).
Dan guru yoga ashram menatapku, menundukkan kepala sambil mengatupkan kedua tangannya dan berkata “Namaste”.
Dan aku pikir, oke, aku akan pergi. Aku lari keluar pintu dan sekarang aku sedang duduk di McDonald’s, menikmati es krim sundae sambil menangis dan tertawa bersamaan.
Maaf fisioterapisku, aku TIDAK AKAN PERNAH melakukan yoga lagi. Persetan dengan salah otot yang aku alami.
Apakah Anda punya pengalaman kapok yoga atau olahraga yang lainnya di klub kebugaran? Atau adakah pengalaman pertama yang memalukan selama berolahraga?
Share cerita Anda di kolom komentar, ya.
Baca juga:
7 Jenis Olahraga Bersama Keluarga Yang Menyenangkan
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.