Waspada Covid Varian R.1, Apakah Mutasi Ini Lebih Berbahaya dari Delta?

Covid varian R.1 memiliki karakteristik yang harus diwaspadai seperti mutasi dan peningkatan penularan virus.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Kabar merebaknya Covid varian R.1 sedang menjadi sorotan. Di tengah pandemi yang belum juga berakhir setelah lebih dari dua tahun berlalu, kemunculan mutasi virus ini membuat banyak orang menjadi gelisah. 

Tidak dipungkiri, kekhawatiran ini muncul karena sebelumnya kasus penularan Corona varian Delta telah membuat banyak negara kerepotan menangani lonjakan kasusnya. Selain menyebar dengan cepat, mutasi virus dengan varian Delta juga diklaim lebih menular serta lebih berbahaya dari sebelumnya.

Di Indonesia sendiri, varian Delta menyebabkan hampir seluruh wilayah di Indonesia mengalami peningkatan kasus secara signifikan. Meski varian R.1 diklaim belum ditemukan di Indonesia, tetapi hal ini turut menjadi perhatian banyak pihak.

Menjadi pertanyaan, apakah varian R.1 ini lebih berbahaya dari varian Delta? Lalu bagaimana dengan vaksin yang sudah didapat? Apakah bisa melindungi diri dari varian baru ini? Nah, untuk lebih jelasnya Parents bisa simak penjelasannya sebagai berikut!

Mengenal Covid Varian R.1

Mutasi covid varian R.1 membuat banyak orang khawatir.

Dikutip dari laman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), disebut bahwa mereka tengah memantau berbagai mutasi baru virus Corona yang salah satunya varian R.1. Varian ini ditemukan di berbagai negara pada Januari 2021.

Sementara dilansir dari laman Health, varian R.1 justru pertama kali ditemukan pada tahun 2020 di Jepang sebelum akhirnya menyebar ke berbagai negara termasuk Amerika Serikat.

Di Amerika serikat sendiri, pada awal April 2021 penyebaran varian R.1 diketahui telah menginfeksi penghuni dan staf di panti jompo Kentucky termasuk mereka yang telah menerima vaksinasi lengkap.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

DNA India juga menyebut infeksi varian R.1 ditemukan di pasien pada 35 negara dan setidaknya lebih dari 10.000 pasien di seluruh dunia telah terinfeksi varian baru ini. Namun, National Institutes of Health (NIH) melaporkan bahwa Jepang dan Amerika Serikat adalah negara kasus varian R.1 terbanyak di dunia.

Artikel terkait: Berjemur untuk Mencegah Corona, Sudah Tepatkah Cara Anda?

Peneliti Ungkap Hasil Investigasi Varian R.1

Peneliti senior di Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health's Center for Health Security, Amesh A. Adalja, MD, mengungkap bahwa varian R.1 ini adalah mutasi dari virus SARS-Cov-2. Atau, dikenal sebagai Covid-19 yang mengalami perubahan fungsi dari virus. Seperti strain baru sebelumnya, varian R.1 dapat menginfeksi seseorang dengan cara berbeda dari virus Covid-19 versi asli.

Dalam hal ini sebagai catatan, Covid varian R.1 memiliki karakteristik yang harus diwaspadai seperti mutasi lainnya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Hal yang harus diwaspadai antara lain, seberapa banyak peningkatan penularan virus, bagaimana pengaruhnya pada berkurangnya efektivitas terapi konvalesen dan pasca-vaksinasi Corona, serta seberapa besar potensi mutasi ini untuk mengurangi efektivitas antibodi penawar.

Artikel terkait: Varian Corona C.1.2 Terdeteksi, Benarkah Lebih Menular dari Varian Terkini?

Varian R.1 Mungkin Tidak Lebih Berbahaya dari Delta

Dilaporkan bahwa gejala Covid varian R.1 disebut mirip dengan gejala varian baru Covid-19 lainnya. Namun, ada fakta menarik soal varian baru yang disebut sebagai 'Varian asal Jepang' ini.

Dibanding dengan varian delta, Adalja kembali mengungkap bahwa kemungkinannya kecil varian R.1 bisa menyalip Delta.

"Saya tidak menduga itu akan menjadi masalah besar karena tidak memiliki kemampuan untuk menggantikan Delta. Sangat sulit bagi jenis mutasi ini untuk mendapatkan pijakan di negara yang memiliki varian Delta," katanya. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Adalja mengatakan bahwa suatu strain bisa mewabah harus dilihat dari transmisibilitasnya. Di sini ia menekankan sekali lagi bahwa sangat tidak mungkin varian R.1 akan bisa menyaingi sisi transmisibilitasnya varian Delta.

Artikel terkait: 4 Fakta Varian Lambda, Disebut Lebih 'Kebal' Vaksin COVID-19!

Meredakan Kekhawatiran dan Meningkatkan Kewaspadaan

Memang sampai saat ini Covid varian R.1 belum termasuk kategori mutasi virus dalam Variant of Concern (VoC) dan Variant of Interest (VoI). Adapun varian R.1 ada pada kategori Variants Under Monitoring atau disebut Alerts for Further Monitoring yang berarti perlu dimonitoring lebih lanjut tingkat penularannya.

Meredakan kekhawatiran, Ramon Lorenzo Redondo, asisten profesor peneliti penyakit menular di Fakultas Kedokteran Universitas Feinberg Northwestern menyebut bahwa ada cara terbaik untuk menjaga diri. Cara ini bisa diterapkan untuk varian Delta, R.1, atau jenis varian Covid-19 apa pun.

Rondo menyarankan agar masyarakat segera mendapatkan vaksinasi lengkap. Selanjutnya ia juga menekankan perlunya melakukan tindakan pencegahan yang direkomendasikan, termasuk penggunaan masker.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Selain itu, melindungi diri dari infeksi juga efektif agar menghentikan virus agar tidak terus bermutasi. 

Hal yang sama diungkap Juru bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Wiku Bakti Bawono Adisasmito.

"Jadi ini pengingat bagi kita bersama bahwa Covid-19 belum sepenuhnya hilang," kata Wiku dalam konferensi pers secara virtual melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (28/9/2021).

Lebih lanjut, ia menyarankan agar masyarakat tetap konsisten menerapkan protokol kesehatan dengan menggunakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan untuk melindungi diri dan mencegah penularan.

***

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Itulah ulasan seputar Covid-19 varian R.1 yang perlu Parents ketahui. Meski kondisi pandemi disebut sudah lebih mereda dan aktivitas harian sudah kembali seperti biasa, tetapi menjaga kesehatan tetap perlu dilakukan. Selalu terapkan protokol kesehatan seperti menggunakan masker, jaga jarak, dan mengonsumsi makanan bergizi sebagai upaya pencegahan penularan.

Semoga bermanfaat!

Baca juga:

Penulis

Puspa Sari