Cinta tanpa syarat, itulah yang aku rasakan. Kisah ini berawal saat aku menikah di bulan November 2017, tetapi aku belum juga hamil, hingga berbagai cara aku lakukan untuk bisa hamil secara alami.
Mulai dari searching ilmu promil dari internet hingga tips-tips dari pasangan lain, misalnya mengonsumsi madu penyubur kandungan, beragam vitamin, dan lainnya. Lalu pada akhirnya, Maret tahun 2019 aku dan suamiku memutuskan untuk cek ke dokter agar kami bisa mengetahui sebenarnya ada apa dalam diri kami.
Aku pernah putus asa jika aku tidak bisa memberikan keturunan untuk suamiku. Namun, suamiku selalu membuatku untuk lebih kuat dan sabar, dia tetap mencintai dan menyayangi aku tanpa syarat apa pun.
Artikel terkait: Harus Tinggal Terpisah dengan Anak, Inilah Kisahku Sebagai Seorang Ibu
Bahkan pada saat itu aku pernah bilang jika dia ingin menikah lagi untuk mendapatkan keturunan, aku sudah rela. Namun, lagi dan lagi dia tidak mau membahas tentang seperti itu.
Setelah melakukan pemeriksaan ke dokter, ternyata ada sesuatu yang sekiranya perlu diperbaiki, terutama untuk suamiku. Berbagai informasi yang aku dapatkan supaya membuat suamiku bersemangat dan bisa bersama-sama saling memperbaiki satu sama lain.
Ya, semua itu karena cinta tanpa syarat. Hingga cukup 2 kali kami konsul ke dokter, setelah itu kami jalani pasrah seperti biasa. Melakukan olahraga, makan minum yang bergizi, supply vitamin, dan lainnya.
Aku Hamil Tepat di Tahun Kedua Pernikahan
Singkat cerita, tibalah hari anniversary pernikahan kami yang ke-2 tahun. Dan tidak seperti biasanya aku terlambat haid. Masih saja tidak aku lakukan cek karena takut aku bisa kecewa dan mendadak putus asa seperti sebelum sebelumnya.
Sebab, di saat pasrah yang benar-benar pasrah seperti ini, aku yakin bahwa Allah akan adil pada setiap hamba-Nya. Alhamdulillah di bulan November, tepat di bulan ulang tahun kami berdua, dan ulang tahun pernikahan, aku positif hamil.
Ya, ulang tahun kami berjarak 11 hari sebelum dan sesudah tanggal pernikahan. Aku ulang tahun pada 8 November, pernikahan 19 november, dan suamiku 30 November.
Sungguh takjub dan luar biasa hati ini melihat tespek bergaris 2. Alhamdulillah Ya Allah.
Artikel terkait: Meski Asa Tak Sampai, Perjuanganku Jadi Ibu Kini Berbuah Manis
Hari demi hari kehamilan kami jalani dengan sangat bahagia. Suamiku dan aku tetap saling mendukung satu sama lain. Dia adalah suamiable yang tidak romantis, tetapi full action.
Selalu membantu pekerjaan rumah tangga, baik aku hamil maupun belum hamil, dia tetap seperti itu. Terlebih ketika pemeriksaan USG di rumah sakit. Meskipun pandemi, dia tetap menjagaku sebagaimana mestinya.
Tak terasa usia kandungan sudah memasuki 6 bulan. Hari demi hari masa kehamilan aku lalui dengan rasa tenang, nyaman dan bahagia karena aku selalu berusaha untuk belajar dan belajar agar kelak proses persalinannya dipermudah, lancar, dan minim trauma.
Alhamdulillah sekali lagi dan bahkan terus Alhamdulillah. Suamiku selalu meluangkan waktunya untuk menemaniku jalan jalan di pagi hari sebelum dia pergi bekerja. Tak lupa, aku tetap melakukan senam hamil dan relaksasi hypnobirthing di rumah secara mandiri.
Aku manfaatkan dengan sebaik-baiknya, meski pandemi aku tetap harus memberdayakan diri. Bagiku hamil dan melahirkan adalah pengalaman yang tak terlupakan, jadi aku tidak mau jika hamil hanya sekadar hamil. Jadi, sesuai apa yang pernah aku niatkan sebelum hamil bahwa aku bisa lahiran dengan normal.
Cinta Tanpa Syarat Membuat Aku dan Suami Mendapatkan Buah Hati
Memasuki usia kandungan 8 bulan, janin belum juga muter ke bawah kepalanya, dan PR lagi buat aku untuk harus rajin mengupayakan agar kepala janin muter ke bawah. Masyaallah, lagi-lagi cinta tanpa syarat seorang ibu dengan janin yang masih di kandungan. Alhamdulillah, akhirnya kepala debay muter ke bawah ketika sudah usia 9 bulan. Padahal vonisnya akan lahiran caesar bila masih sungsang.
Alhamdulillah, 38 minggu 4 hari lahirlah putra pertama kami dengan sehat, selamat, normal, dan yang membuat saya bahagia adalah cinta tanpa syarat itu benar benar ada dan nyata. Bayiku lahir dengan proses persalinan normal yang tergolong cepat, bahkan teori yang mengatakan bahwa melahirkan anak pertama cenderung lama prosesnya tidak berlaku padaku. Alhamdulillah, Alhamdulillah.
Artikel terkait: Sering Dapat Komentar Nyinyir Saat Hamil, Ini Pesanku untuk Para Bunda
Aku semakin yakin bahwa ketika kita melakukan sesuatu dengan ikhlas, pasrah, dan tanpa syarat apa pun, kita akan menuai dengan cara yang sebaik-baiknya juga. Suamiku menjaga dan menemaniku selama persalinan berlangsung, yakni pukul 04.00 masuk RS, lalu pukul 06.40 lahirlah putra kami.
Alhamdulillah, akhirnya aku bisa memberimu keturunan. Cinta tanpa syarat dari kami berdua untukmu putraku sayang.
Ditulis oleh Nofiyanti