Mayoritas Bunda pasti setuju, kalau menyapih buah hati bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Ada begitu banyak drama yang akan dialami saat hendak melakukannya. Beragam cerita menyapih pun menjadi pengalaman berharga dalam hidup seorang ibu.
Begitu pula yang saya alami saat menyapih buah hati tercinta, Ayana. Tepat di usianya yang ke 14 bulan, Ayana harus saya sapih. Sebenarnya bukan karena tidak mau menyusui full sampai 2 tahun. Namun, karena satu dan lain hal, Ayana harus saya sapih lebih awal. Salah satu alasannya yatu karena Ayana akan punya adik, jadi dokter menyarankan dipercepat waktu menyapihnya.
Awal Cerita Menyapih Ayana, Saya Sempat Ragu…
Hari itu setelah pulang dari dokter, saya sempat ragu untuk menyapih Ayana. Sebab, dikit-dikit Ayana mau nen. Namun, akhirnya nekat, kita coba step by step mengurangi intesitas nen-nya.
Hasilnya? Tentu saja sehari dua hari ada masa peralihan. Seperti rewel tengah malem, jam tidur terganggu, sampai akhirnya saya harus putar otak mencari aktivitas yang bikin dia nyaman dan enggak keingat nen.
Prosesnya memang tidak gampang, tetapi kuncinya adalah niat dan harus benar-benar tega sama anak. Selebihnya, pintar-pintar orangtua bagaimana mencari proses ternyamannya anak agar ia terbiasa dan lupa.
Saya juga sempat mencoba cara nen dikasih betadine, but it’s no work. Lalu, pernah juga disarankan mamah dikasih daunan pahit, dan minuman yang sudah kita bacakan doa. Namun, ya semuanya tidak semudah itu.
Sebenarnya, yang paling berperan dari semuanya adalah kedua orangtua dan cara komunikasi. Anak akan mengerti jika kita terus kasih pengertian dan alasannya kenapa kita melakukan itu. Sampai akhirnya hari ke 5, mulai terbiasalah Ayana tanpa nen hingga sekarang.
Menyapih Termasuk Masa Sulit Mengurus Anak
Kalau diingat lagi, sekitar 3 bulan lalu itu bisa dibilang masa-masa sulit mengurus anak, selain masa awal melahirkan dan mengurus newborn. Ya kalau tidak ditanggapi positif, kita yang bisa stres sendiri.
Papsdud dan mamaibuk juga sempat mengalami hari di mana malam itu kita sama-sama capek, putus asa, sampai akhirnya papsdud kurang kontrol emosi. Dari situ kita sadar bahwa anak tidak bisa diperlakukan seperti itu. Bentakan dan suara keras tidak akan membuat anak paham apa maksud dan tujuan kita.
Parents, itulah perjuanganku dan cerita menyapih Ayana. Memang tidak mudah, tetapi dengan penuh kesabaran, cara komunikasi yang baik kepada anak, serta dukungan dari pasangan dan keluarga, proses itu pasti bisa dilalui. Semangat mengasihi untuk para Bunda! Yakinlah bahwa kita pasti bisa!
Ditulis oleh Yessi Muhaerani
Baca juga:
Cara sukses menyapih anak ala Ryana Dea, Bunda mau coba praktikan?
10 Cara menyapih anak yang wajib Bunda coba
10 Cara Menyapih Anak yang Efektif agar Tidak Rewel, Cek!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.