Bagi Parents yang beragama Islam, anak merengek saat Bunda atau Ayah salat tentunya bukan hal yang jarang terjadi. Kadang anak juga malah mengajak bermain.
Daripada ibadah harus terhenti, Parents bisa mencoba panduan ini untuk tetap bisa salat sambil menggendong anak.
Cara salat sambil menggendong anak. Sumber: Islampos.com
Semoga informasi ini berguna, Parents!
Abdullah bin Sayyad, dari ayahnya, pernah berkata bahwa suatu siang Rasullullah SAW keluar rumah untuk shalat Dzuhur atau Ashar. Beliau membawa Hasan dan Husein, lalu meletakkan kedua anak itu di depan muka saat akan shalat, kemudian beratakbir.
Setelah itu beliau melakukan gerakan sujud cukup lama, ternyata kedua cucu beliau sedang naik ke atas punggung. Berdasarkan keterangan ini para ulama membolehkan, salat sembari menggendong anak.
Hukum Salat yang Ditetapkan
Dahulu Rasulullah SAW kadang kala mengajak cucunya Hasan, Husain dan Umamah ketika sedang salat berjamaah, bahkan menggendong cucunya yang bernama Umamah bin Abil’Ash ketika salat. Sehingga ketika sedang berdiri beliau sembari menggendongnya, dan ketika ruku’ serta sujud beliau menurunkannya.
Kala itu Rasullullah SAW sedang mengimami salat para sahabat. Kisah ini diriwayatkan oleh Imam Al Bukhori dan Muslim, hadistnya pun juga terjamin kesahihannya.
Berangkat dari hadist yang dapat dipercaya, para ulama menegaskan bahwa boleh orang salat sambil menggendong anak. Sebab ada pemakluman terkadang anak sedang rewel, dan inginnya menempel pada orang tua.
Sehingga tidak menjadi alasan bagi seseorang meninggalkan satu kewajiban pada Allah. Asalkan anak dalam keadaan suci, tidak sedang mengompol atau bajunya terkena oleh najis.
Namun Mahzab Maliki berpendapat hal tersebut hanya dibolehkan pada salat sunah, bukan diterapkan pada salat fardu. Dijelaskan kembali oleh Imam Nawawi bahwa pendapat tersebut tidak bisa diterima, sebab riwayat hadist sangat jelas jika Rasulullah SAW sedang mengimami salat saat itu. Dan sebagian lain menganggap haidst ini sudah dihapus dan tidak berlaku lagi, dan dikhususkan untuk Rasulullah SAW saja.
Kemudian Sayyid Sabiq mengaskan bahwa membawa anak saat salat hukumnya mubah (boleh), sesuai dengan keterangan hadist yang disampaikan dan tidak menyalahi syariat. Asalkan tetap memerhatikan hal-hal pokok dalam menjaga kesucian tubuh dan tempat ibadah.
Jika salat di masjid usahakan anak Anda dalam kondisi bersih dan wangi, pasalnya bau menyengat diaper bisa mengganggu jamaah yang lainnya. Malah mengurangi kekhusyukan jamaah lain beribadah.
Namun ada manfaat lain yang dapat diambil, yaitu mengajarkan anak beribadah sejak dini. Meskipun merepotkan bagi orang tua tapi ada hikmah yang tersembunyi dibaliknya. Secara tidak langsung Anda memeberi pelajaran ibadah kepada si anak.
Sejak dini Ia akan belajar bagaimana adab beribadah yang baik, dan mengenal Allah lebih dulu. Setidaknya anak akan tahu bahwa salat adalah kewajiban yang harus dilaksanakan oleh seorang muslim.
Cara Salat Sambil Menggendong Anak
Orang tua yang memiliki anak kecil terkadang merasa kerepotan, terutama saat hendak melaksanakan kewajiban salat. Apalagi ketika si buah hati belum mengerti bahwa, salat merupakan ritual sakral yang tidak boleh ditunda.
Bahkan menjelang salat pun mau tidak mau harus menggendong sang anak, dan sebisa mungkin menghindari gerakan-gerakan yang berlebihan. Sebab diantara gerakan tersebut bisa jadi membatalkan salat, seperti tiga gerakan atau lebih dalam waktu yang beriringan.
Namun hal tersebut bukanlah masalah besar, bahkan hukum agama memakluminya. Ada panduan untuk tetap bisa salat sambil menggendong anak. Ketika gerakan takbir gendong bayi dan tetap pegang erat tubuhnya, seperti gendong biasanya.
Sangga bagian kepala belakang saat melakukan gerakan rukuk. Tegapkan tubuh bayi dengan memegang bagian punggung, saat duduk sebelum sujud. Letakkan bayi di depan Anda atau di samping Anda, supaya mempermudah gerakan sujud.
Dari kedua hadist yang disebutkan, secara umum dapat disimpulkan bahwa memperbolehkan salat sembari menggendong anak. Sebagaimana telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW dalam salah satu riwayat para sahabat. Selama sang anak tidak terkena najis, dan orang tua yang menggendong yakin tidak melakukan gerakan yang membatalkan salat. Selain itu orang tua bisa menjamin kekhusyukan dalam salatnya, agar mendapatkan pahala yang sempurna.
Membolehkan menggendong anak saat salat menjadi salah satu cara mengasuh anak, namun tidak melupakan kewajiban sebagai seorang muslim. Hal tersebut cukup membuktikan bahwa Islam termasuk agama yang fleksibel, tapi bukan berarti bisa disetarakan dalam semua kasus.
Hanya saja menyesuaikan dengan kondisi yang benar-benar bisa ditoleransi. Dalam hal ini orang tua tidak bisa meninggalkan balita sendirian, supaya hal-hal yang buruk tidak terjadi.
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.