Seiring bertambahnya kasus COVID-19 di Indonesia, permintaan tabung oksigen di berbagai wilayah juga semakin meningkat. Kelangkaan tabung oksigen terjadi di mana-mana saking tingginya permintaan. Parents termasuk beruntung apabila memiliki tabung oksigen untuk kondisi kedaruratan di rumah. Namun demikian, apakah Parents sudah mengetahui cara pakai tabung oksigen yang tepat? Berikut akan dijelaskan cara pemakaian tabung oksigen yang baik dan benar.
3 Langkah Mudah Cara Pakai Tabung Oksigen di Rumah
Tabung oksigen kini menjadi barang yang banyak dicari oleh keluarga. Pasalnya, seiring dengan meningkatnya kasus COVID-19 di Indonesia, fasilitas kesehatan semakin penuh hingga banyak pasien COVID-19 yang terpaksa harus menjalani isolasi mandiri (isoman) di rumah.
Kebutuhan akan peralatan medis seperti pulse oximeter dan tabung oksigen pun tak dapat dihindari. Jika Parents sudah punya tabung oksigen di rumah tapi belum mengetahui cara pakainya, berikut langkah yang tepat mengoperasikan tabung oksigen:
1. Prosedur Persiapan
Sumber: pixabay
Sebelum mulai menggunakan tabung oksigen, pastikan Parents telah memiliki perlengkapan penunjang seperti regulator dan air steril. Untuk tabung oksigen terdiri dari dua jenis ukuran, yakni ukuran 1 meter dan 1,5 meter. Supaya lebih bebas bergerak, bisa juga ditambahkan troli untuk menunjang mobilitas pasien.
Sementara itu, dalam kotak regulator biasanya terdapat selang oksigen nasal ukuran kecil (kanula), humidifer, kunci, dan regulator oksigen. Biasanya semua perlengkapan tersebut tersedia dalam satu paket. Perlu diketahui, kanula digunakan untuk pasien yang membutuhkan 6 liter oksigen per menit. Sedangkan, jika lebih, maka sebaiknya memakai selang oksigen yang ada sungkupnya.
2. Prosedur Pengoperasian, Termasuk Cara Pakai Tabung Oksigen yang Patut Diperhatikan
Sumber: iStockphoto
Apabila semua komponen sudah lengkap, langkah berikutnya adalah mengoperasikan tabung oksigen. Masukkan tabung oksigen ke dalam troli, lalu pasang regulator dengan menggunakan kunci yang telah disediakan.
Berikutnya, simak langkah-langkahnya sebagai berikut:
- Setelah regulator berhasil terpasang, putar knop tabung lalu pastikan jarum bergerak dari bawah menuju bagian atas. Jarum yang sudah berada di garis warna hijau menunjukkan bahwa tabung oksigen sudah menyala.
- Setelah oksigen sudah menyala, pasang botol humidifier atau bisa juga menggunakan air steril. Penggunaan satu wadah air steril bisa sampai 2 bulan. Namun, jika menggunakan humidifier, pastikan sudah diisi air murni yang telah melalui proses sterilisasi. Isi sesuasi garis batas pada botol. Jangan pakai air mineral karena bisa menyebabkan karatan.
- Jika sudah terkunci, baik menggunakan air steril maupun humidifier, langkah berikutnya adalah memasang selang nasal.
- Setelah selang terpasang dengan benar, putar knop aliran oksigen yang ada di bagian regulator (flow). Sesuaikan dengan kebutuhan oksigen pasien.
- Jika flow sudah diputar maka akan terasa embusan udara dingin dari selang nasal. Pakaikan selang tersebut ke hidung pasien. Kaitkan selang di kedua telinga dan eratkan di bagian bawah.
- Apabila pemakaian sudah selesai, jangan lupa matikan tabung oksigen dengan memutar balik knopnya. Buang juga sisa oksigen dengan cara menutup flow lalu membukanya kembali. Setelah sisa oksigen terbuang, jangan lupa tutup lagi alirannya. Ini berguna untuk menjaga agar flow tidak meledak suatu waktu karena ada oksigen yang tertahan di sana.
3. Prosedur Penyimpanan
Sumber: Liputan6.com/Faizal Fanani
Setelah selesai digunakan, berikutnya yang tak kalah penting adalah prosedur penyimpanannya. Pastikan tabung oksigen tersimpan di dalam suhu ruangan dan jauhkan dari udara panas, baik dari sorotan matahari maupun dari ruangan atau benda panas seperti kompor.
Berhati-hati pula dengan regulator pengatur tekanan oksigen. Jangan sampai regulator tertekan, terbentur, atau tertabrak karena bisa meledak. Jauhkan pula dari anak-anak untuk menghindari kecelakaan. Dengan mematuhi seluruh prosedur, maka tabung oksigen dapat tersimpan dengan aman di rumah Parents agar dapat digunakan sewaktu-waktu.
Pada dasarnya, penggunaan 1-2 liter oksigen per menit sudah dapat membantu pernapasan pasien. Namun, perlu ada rekomendasi dari dokter untuk mengetahui secara pasti berapa dosis oksigen yang dibutuhkan oleh pasien. Bisa juga diukur menggunakan pulse oxymeter untuk mengetahui dosis dan berapa lama pasien membutuhkan tabung oksigen.
Parents, demikian informasi mengenai bagaimana cara pakai tabung oksigen. Semoga informasi di atas bisa membantu Anda mengoperasikan tabung oksigen dengan baik dan benar.
Artikel telah ditinjau oleh:
dr. Gita Permatasari
Dokter Umum dan Konsultan Laktasi
Baca juga:
Hipoksia atau Kekurangan Oksigen, Kenali Penyebab dan Gejalanya
3 Cara Membedakan Pulse Oximeter Asli atau Palsu
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.