Cara Menyimpan ASI Perah, Tips Penting untuk Ibu Menyusui

undefined

Jangan sampai salah, Bunda wajib tahu pedoman menyimpan ASIP yang tepat berikut ini!

Sebagai busui, Bunda harus tahu pedoman atau cara menyimpan ASI perah (ASIP) yang tepat agar ASIP tidak rusak dan aman untuk dikonsumsi bayi. Baik itu menyimpan ASIP di suhu ruang, kulkas, maupun freezer

ASI memang lebih baik diberikan dalam kondisi segar dan langsung dari payudara ibu. Namun, terkadang dalam beberapa kondisi tertentu, Bunda harus memerah ASI dan menyimpannya di dalam kulkas atau freezer.

Khususnya untuk ibu bekerja, lalu ibu yang terpaksa harus menjalani operasi sehingga tidak dapat menyusui bayinya dalam waktu beberapa hari. Untuk itu, sebaiknya kita benar-benar mengetahui bagaimana cara memompa dan menyimpan ASI perah dengan baik.

Cara menyimpan ASI perah sebenarnya tergantung pada seberapa cepat Anda ingin menggunakannya, Bunda. Yuk, ikuti panduan berikut ini agar ASI tidak mudah rusak dan aman untuk dikonsumsi bayi.

Artikel terkait: 7 Pompa ASI Manual Rekomendasi, Harganya di Bawah 500 Ribu!

Cara Menyimpan ASI Perah

cara menyimpan asi

Dengan mengikuti rekomendasi teknik persiapan dan penyimpanan ASI, Bunda dapat menjaga keamanan dan kualitas ASI perah dari kontaminasi kuman dan bakteri yang dapat mengganggu kesehatan bayi.

Kualitas penyimpanan ASI perah dipengaruhi oleh beberapa faktor, Bunda. Mulai dari media penyimpanan, lokasi penyimpanan, volume susu, suhu ruangan saat susu diperah, fluktuasi suhu dalam lemari es dan freezer, serta kebersihan lingkungan sekitarnya. Berikut Langkah dan cara menyimpan ASI perah yang tepat. 

Langkah Sebelum Memerah ASI

  • Cuci tangan Anda dengan benar dengan sabun dan air. Jika sabun dan air tidak tersedia, gunakan pembersih tangan berbasis alkohol yang mengandung setidaknya 60% alkohol.
  • Ibu dapat memerah ASI dengan tangan atau dengan pompa manual atau elektrik.
  • Jika menggunakan pompa: Periksa kit pompa dan tabung untuk memastikannya dalam kondisi bersih. Buang dan ganti tabung yang sudah berjamur dengan segera. Bersihkan juga dial pompa, sakelar daya, dan meja dengan lap disinfektan.

Setelah Memerah ASI

  • Segera simpan ASI setelah diperah.
  • Gunakan tas penyimpanan ASI atau wadah food grade yang bersih untuk menyimpan ASI perah. Pastikan wadah terbuat dari kaca atau plastik dan memiliki tutup yang rapat.
  • Hindari menggunakan botol dengan simbol daur ulang nomor 7, yang menunjukkan bahwa wadah mungkin terbuat dari plastik yang mengandung BPA.
  • Jangan pernah menyimpan ASI di dalam pelapis botol sekali pakai atau kantong plastik yang tidak dimaksudkan untuk menyimpan ASI.
  • Susu perah yang segar bisa disimpan di: Pada suhu kamar (77°F atau 25°C lebih dingin) hingga 4 jam. Di kulkas, tahan sampai 4 hari. Di dalam freezer selama sekitar 6 bulan adalah yang terbaik; hingga 12 bulan dapat diterima. Meskipun pembekuan membuat makanan tetap aman hampir tanpa batas waktu, waktu penyimpanan yang disarankan penting untuk diikuti untuk kualitas terbaik.

Artikel Terkait: 8 Kantong ASI Terbaik, Aman dan Terjangkau untuk Busui

Jaga Kebersihan Kemasan ASIP

Penting untuk menjaga kebersihan diri maupun peralatan yang akan dipakai dalam memerah ASI, karena hal ini dapat memengaruhi kesehatan si kecil. Karena itu, penting untuk Bunda mencuci tangan terlebih dahulu sebelum memerah ASI. 

Selain itu, agar ASI yang disimpan terjaga kualitasnya, penting untuk melakukan sterilisasi wadah ASI perah terlebih dahulu sebelum digunakan. Cuci bersih botol kemasan ASI,  kemudian lakukan sterilisasi dengan merebus botol dan bagian pompa ASI yang bersentuhan dengan kulit dalam air panas mendidih selama 5 menit.

Selain merebus secara manual dengan air mendidih, Bunda juga dapat menggunakan alat sterilisasi elektrik yang dijual di pasaran. Ikuti petunjuk dalam menggunakan alat sterilisasi. 

Perhatikan Suhu dan Waktu Penyimpanan ASIP

Jika Bunda menyimpan ASI perah dengan tepat, ASIP dapat bertahan selama 2-4 jam bila suhu ruangan kurang dari 25°C. Bila kurang dari suhu tersebut, ASI harus disimpan di dalam kulkas atau freezer.

Untuk ibu bekerja di kantor, ASI dapat dipompa pada pagi hari, lalu disimpan di dalam kulkas untuk kebutuhan selama bayi ditinggal bekerja. Bila disimpan pada kulkas bersuhu 4°C, ASI dapat disimpan maksimum 4 hari.

ASI juga dapat dipompa ketika ibu berada di kantor, kemudian disimpan di dalam kulkas kantor hingga waktunya pulang ke rumah. Gunakan termometer kulkas untuk selalu memantau suhu kulkas atau freezer selama menyimpan ASI.

Walaupun sangat jarang terjadi, kadang kita butuh menyimpan ASI dalam jangka waktu yang lebih lama. Bila dibekukan pada freezer bersuhu -18°C, ASI dapat disimpan selama 6 bulan hingga 12 bulan.

Selalu letakkan ASI pada bagian belakang kulkas atau freezer. Sebab, bagian ini memiliki suhu paling dingin. Bila waktu penyimpanan sudah lewat, jangan gunakan lagi ASI tersebut.

Berikut ini pedoman suhu dan penyimpanan ASI menurut CDC:

 

Lokasi Penyimpanan dan Temperatur

Jenis ASI

Di Ruangan 
77°F (25°C) atau lebih dingin lagi

(temperatur ruang)

Kulkas
40°F (4°C)

Freezer
0°F (-18°C) atau lebih dingin lagi

Baru dipompa

Sampai dengan 4 jam

Sampai dengan 4 hari

Antara 6 bulan (paling baik) hingga 12 months (acceptable)

Dicairkan setelah dibekukan

1–2 jam

Sampai dengan kurang dari  24 jam (1 hari)

JANGAN pernah membekukan ulang

Sisa menyusui sebelumnya

(jika bayi tidak menghabisakannya ASI perah sebelumnya)

Bisa digunakan paling lama 2 jam setelahnya

Cara Menyimpan ASI Perah yang Benar di Kulkas dan Freezer

Apa pun tempat (botol atau kantung) yang Anda gunakan untuk menyimpan ASI perah, lakukanlah hal ini: 

  • Beri label (tanggal dan jam) dengan jelas pada ASI dengan tanggal diperahnya ASI agar Anda bisa mengetahui lamanya ASI disimpan.
  • Jangan menyimpan ASI di pintu lemari es atau freezer. Ini akan membantu melindungi ASI dari perubahan suhu dari pintu membuka dan menutup.
  • Jika Anda merasa tidak akan menggunakan ASI yang baru diperah dalam 4 hari, segera bekukan. Ini akan membantu melindungi kualitas ASI.
  • Saat membekukan ASI: Simpan dalam jumlah kecil untuk menghindari pemborosan susu yang mungkin tidak habis dalam sekali minum karena ASI sisa tidak baik untuk disimpan kembali. Simpan dalam 2 hingga 4 ons atau jumlah yang ditawarkan pada satu kali menyusui. Sisakan sekitar satu inci atau 2,5 cm ruang di bagian atas wadah karena ASI mengembang saat membeku.
  • Jika Anda memberikan ASI ke penyedia penitipan anak, beri label dengan jelas pada wadah dengan nama anak. Bicaralah dengan penyedia penitipan anak Anda tentang persyaratan lain untuk memberi label dan menyimpan ASI.
  • ASI dapat disimpan dalam pendingin berinsulasi dengan kantong es beku hingga 24 jam saat Anda bepergian. Di tempat tujuan Anda, gunakan susu segera, simpan di lemari es, atau bekukan.
  • Jangan mencampur ASI baru dengan ASI yang sudah didinginkan sebelumnya.

Artikel terkait: 8 ASI Booster Terbaik, Bantu Proses Menyusui Bunda Tetap Lancar

Cara Membersihkan Tempat Penyimpanan ASI 

Cara Menyimpan ASI Perah, Tips Penting untuk Ibu Menyusui

Bersihkan, sanitasi, dan simpan peralatan pompa, botol bayi, botol ASI, dan peralatan makan lainnya dengan hati-hati untuk melindungi ASI Anda dari kontaminasi. 

Seberapa Sering Botol Bayi Harus Dibersihkan?

Botol harus dibersihkan setelah setiap menyusui. Jika bayi Anda tidak menghabiskan sisa ASI di botolnya dalam waktu 2 jam, buang susu segera susu tersebut.

Kuman dapat tumbuh dengan cepat jika ASI baru ditambahkan ke dalam botol bekas, atau jika botol bekas hanya dibilas, bukan dibersihkan menggunakan sabun.

Bagaimana Cara Membersihkan Alat Pompa? 

  • Cuci tangan Anda menggunakan sabun dan air selama 20 detik.
  • Membongkar dan pisahkan setiap part pada alat pompa.
  • Bilas bagian alat yang bisa dicuci dengan sabun dan air mengalir. Anda bisa menggunakan air hangat atau dingin.
  • Cuci alat menggunakan sabun. Gunakan baskom untuk menampung alat saat menyabuninya. Jangan meletakkannya langsung ke wastafel karena kuman bisa mencemari alat pompa Anda.
  • Bilas kembali menggunakan air mengalir. 
  • Gosok alat menggunakan sikat bersih yang hanya khusus digunakan untuk membersihkan alat tersebut.
  • Tiriskan untuk mengeringkannya di tempat yang bebas debu. Jangan gunakan lap piring untuk menggosok atau mengeringkannya karena dapat memindahkan kuman ke alat tersebut.
  • Bersihkan wastafel dan sikat botol Anda. 

Perlukah Disanitasi?

Jika bayi Anda berusia kurang dari 3 bulan, lahir prematur, atau memiliki sistem kekebalan yang lemah karena penyakit (seperti HIV) atau perawatan medis (seperti kemoterapi untuk kanker), menyanitasi alat pompa setiap hari sangatlah penting. Sanitasi harian tidak diperlukan untuk bayi yang lebih tua dan dalam keadaan yang sehat, cukup dicuci dengan cara di atas saja setelah digunakan.

Saat ini sudah ada banyak dijual produk sanitasi peralatan makan bayi. Namun, jika Anda ingin menyanitasinya secara manual, bisa juga. Begini caranya: 

  • Cuci alat menggunakan sabun dan bilas hingga bersih. 
  • Ambil panci dan masukkan alat (dalam kondisi part terpisah) ke dalamnya, isi dengan air.
  • Nyalakan api dan rebus alat selama 5 menit.
  • Angkat benda-benda di dalam panci menggunakan penjepit bersih dan tiriskan di area yang bebas debu dan kuman.

Berhati-hatilah merebus alat atau benda berbahan plastik. Hanya plastik berlabel BPA-free yang aman bila terkena panas.

Wadah yang Digunakan untuk Menyimpan ASI

Jenis wadah apa yang Bunda gunakan untuk menyimpan ASI perah di rumah? ASI perah bisa disimpan pada wadah kaca food grade yang bersih dan tertutup atau wadah plastik keras yang tidak dibuat dengan bahan kimia bisphenol A (BPA). Anda juga dapat menggunakan kantong plastik khusus yang dirancang untuk pengumpulan dan penyimpanan susu. 

Jangan menyimpan ASI dalam wadah botol sekali pakai atau kantong plastik yang dirancang untuk keperluan rumah tangga secara umum.

Artikel Terkait: 7 Cooler Bag ASI Pilihan, Kualitas ASI jadi Tahan Lama

Cara Menyajikan ASI yang Sudah Disimpan

cara menyimpan asi

Cara mencairkan dan menyajikan ASI perah yang disimpan kepada bayi, sama sederhananya seperti cara menyimpannya, Bunda. Seperti inilah caranya:

  • Pilih ASI yang usianya paling tua di kulkas atau freezer (cek tanggal dan bulan pada label kemasan).
  • Untuk ASI beku, pindahkah ke kulkas bawah dan diamkan di sana minimal selama 4 jam atau Anda bisa memindahkannya di malam hari untuk digunakan esok paginya. Setelah itu, hangatkan susu secara perlahan dengan meletakkannya di dalam mangkuk atau di bawah air hangat yang mengalir. Atau, setelah dikeluarkan, sirami botol atau kantong penyimpanannya (masih dalam kondisi tertutup rapat) dengan air dingin mengalir dari kran atau masukkan ke dalam wadah berisi air hangat untuk menghangatkannya. Jangan mencairkan ASI beku dengan cara mendiamkannya pada suhu ruangan.
  • Untuk ASI yang disimpan di kulkas bawah, setelah dikeluarkan, cara paling tepat memanaskannya adalah dengan merendam botol atau tempat penyimpanan ASI perah di dalam mangkuk berisi air panas.
  • Jangan memanaskan ASI beku di microwave atau di atas kompor agar panas lebih cepat. Beberapa bagian susu mungkin terlalu panas, dan yang lainnya dingin. Juga, beberapa penelitian menunjukkan bahwa pemanasan yang terlalu cepat dapat mempengaruhi antibodi susu.
  • Jangan membekukan ASI yang sebelumnya sudah dicairkan. Setelah dicairkan dan tidak diberikan kembali kepada bayi dalam kurun waktu 24 jam, para ahli merekomendasikan untuk membuang ASi tersebut. 

Artikel terkait: Tips Atasi Bayi Susah Minum ASI dari Botol

Lakukanlah cara menyimpan ASI perah sesuai dengan panduan di atas. Berhati-hatilah dalam setiap langkahnya, Bunda, karena ASI mudah rusak dan jika sudah rusak atau terkontaminasi bisa membahayakan bagi kesehatan bayi Anda. Dan sekali lagi, ingat, sebelum memerah atau menyimpan ASI, cuci tangan Anda dengan sabun dan air terlebih dahulu, ya, Bunda. 

Bunda memiliki pertanyaan lain seputar cara menyimpan ASI? Bunda bisa bergabung dengan komunitas bergabung dengan komunitas Mama MengASIhi. Di sini, Bunda bisa saling berbagi cerita dan pengalaman serta tips selama perjalanan menyusui, lho. Bunda juga bisa saling bertukar pertanyaan dan jawaban bersama Bunda-Bunda lainnya yang sedang dalam perjalanan mengASIhi.

***

Itulah tadi penjelasan mengenai cara menyimpan ASI yang baik dan benar. Sebagai pengingat, jangan pernah membekukan kembali ASI setelah dicairkan ya, Bunda. Apabila ada masalah yang membuat Anda khawatir, segera konsultasikan dengan dokter.

Artikel diupdate oleh: Ester Sondang & Fadhilla Arifin

Baca juga:

Memberikan ASI Langsung dengan Pompa ASI, Samakah Kualitasnya?

Teh Pelancar ASI, Benarkah Efektif Meningkatkan Produksi ASI?

Salah menyimpan ASI perah bisa berbahaya bagi bayi, hindari 9 kesalahan ini!

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.