Begitu mudahnya manusia mengakses informasi di linimasa, hingga akhirnya tercetus Hari Hak Mendapatkan Informasi pada 28 September mendatang. Sayangnya, ada segelintir orang yang memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan dengan menyebarkan hoaks. Hoaks begitu mudah dipercaya orang yang tidak awas, untuk itu penting mengetahui cara menghindari berita hoaks.
Orang tua juga remaja adalah pihak yang biasanya menjadi sasaran empuk hoaks. Yuk kenali seperti apa cirinya dan bagaimana mengatasinya.
Definisi Hoaks
Melansir buku Hoaks dan Media Sosial: Saring Sebelum Sharing (2019) karya Janner Simarmata dan kawan-kawan, hoaks adalah sebuah informasi rekayasa yang sengaja dilakukan untuk memanipulasi informasi yang sebenarnya.
Tak hanya memanipulasi informasi, berita jenis ini akan memutarbalikan fakta dari informasi asli dengan informasi rekayasa yang meyakinkan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, hoaks diartikan berita bohong.
Tujuannya tentu saja untuk membuat dan menggiring opini, membentuk opini, bahkan bisa juga untuk bersenang-senang dengan menguji kecerdasan dan kecermatan pengguna media sosial.
Menurut Dewan Pers, hoaks memiliki ciri-ciri berikut:
- Informasi tersebar menyebabkan kebencian antarkalangan hingga menimbulkan permusuhan dan kecemasan pada masyarakat.
- Sumber informasi tidak jelas atau tidak ada yang tahu siapa penulisnya alias anonim, cenderung memojokkan pihak tertentu.
- Adanya informasi disampaikan secara fanatik akan suatu ideologi, kata-kata menimbulkan provokatif, dan tidak ada informasi maupun fakta yang aktual.
- Bentuk tulisan biasanya berantakan, seperti ada huruf kapital, huruf bold, banyak tanda seru, serta sumbernya tidak jelas atau tepercaya.
Artikel terkait: “Hoax Berperan Besar Membuat Papah Kalah Melawan COVID-19,” Kisah Seorang Anak
Jenis dan Contoh Hoaks
Ada aneka jenis dan contoh berita bohong, antara lain:
- Berita bohong (fake news) adalah Jenis hoaks paling sering ditemui karena mudah tersebar. Biasanya, penulis membuat berita ini dengan berbagai macam informasi palsu dan berusaha terlihat seperti berita asli agar pembaca percaya
- Tautan jebakan (clickbait), dibuat sebagai taktik penulis berita untuk menarik perhatian pembaca dengan membuat judul atau gambar yang bisa menimbulkan kontroversial.
- Parodi (satire) yang sengaja ditulis dengan menyusupkan sindiran pada pihak tertentu, kadang ditambah unsur komedik di dalamnya.
- Propaganda. Kegiatan yang menyebarkan informasi, ideologi, argumen, dan opini pada publik secara langsung dan sengaja untuk menggiring simpati masyarakat.
Contoh berita bohong bisa beragam, namun hoaks penerimaan hadiah menjadi yang paling populer di Indonesia. Modusnya, calon korban akan menerima pesan bahwa ia menerima hadiah fantastis.
Agar percaya, pelaku mengemasnya dengan membawa nama besar orang atau perusahaan tertentu. Nantinya, korban akan digiring agar mengirimkan data pribadi bahkan uang dengan nominal tertentu.
Bentuk lain yang juga sering diterima masyarakat Indonesia adalah hoaks melalui pesan berantai. Banyaknya aplikasi kirim pesan yang menjamur di Indonesia membuat hoaks semakin mudah tersebar. Biasnaya, isi pesan berisi pesan yang menyudutkan atau memprovokasi.
Artikel terkait: Viral Lamaran Kerja Ditolak karena BI Checking Merah, Apa Kriteria SLIK OJK yang Aman?
Cara Menghindari Berita Hoaks
Setelah mengetahui definisi dan bentuknya, saatnya Ayah dan Bunda mengedukasi keluarga, utamanya anak yang biasanya masih berpikir labil. Kelabilan generasi muda membuat mereka mudah terpancing emosi oleh berita yang belum tentu benar adanya.
1. Jangan Langsung Menyebarkan Berita
Cara utama adalah tidak langsung menyebarkan berita. Baca dan cerna dulu informasi yang ada dalam berita tersebut, adakah kebohongan di dalamnya.
Jika berita tersebut memang benar pasti akan ada berita susulan yang mendukung berita sebelumnya. Menahan diri juga dapat menyelamatkan diri dari jeratan UU ITE dengan tuduhan menyebarkan berita bohong.
2. Hati-hati dengan Judul Provokatif
Cara mencegah penyebaran hoax yang berikutnya adalah berhati-hati pada judul yang provokatif. Beberapa media online kerap sengaja menampilkan judul provokatif untuk menarik perhatian pembaca. Judul ini biasanya merupakan informasi sepotong dari isi berita yang dirasa menarik untuk pembaca.
Jika judulnya sudah mengundang, bacalah berita secara menyeluruh. Jika isinya sudah provokatif, berita tersebut tidak layak dipercaya.
3. Cek Sumber Berita
Berikutnya, cek sumber berita valid atau tidak. Lihat alamat URL situs yang memuat berita, jika berasal dari situs yang belum terverifikasi sebagai institusi pers resmi, seperti menggunakan domain blog maka informasinya meragukan.
Terlebih jika sumbernya akun media sosial yang belum tentu bisa dipercaya. Tahan diri agar tidak berinteraksi dengan pemilik akun tersebut.
4. Compare dengan Sumber Lain
Saat muncul sebuah berita, biasakan ajarkan anak dan anggota keluarga lain untuk membandingkan dengan sumber lainnya.
Bandingkan isi berita dari satu media dengan media lain, ini akan memberi pemahaman yang lebih baik tentang kejadian yang diberitakan dan memastikan apakah berita tersebut konkret.
Apabila berita tersebut melibatkan institusi besar seperti institusi pemerintah, kampus, atau perusahaan, sebaiknya tunggu sampai ada pernyataan resmi. Lihat juga apakah berita yang disampaikan disertai dengan bukti akurat.
5. Cek Keaslian Bukti Foto atau Video
Tak kalah penting, jangan lupa buktikan keaslian lampiran foto atau video yang biasanya juga menjadi penguat hoaks tertentu.
Cara untuk mengecek keaslian foto bisa dengan memanfaatkan mesin pencari Google, yaitu lakukan drag-and-drop ke kolom pencarian Google Images. Hasil pencarian akan menyajikan gambar-gambar serupa yang terdapat di internet sehingga bisa dibandingkan.
Semoga cara menghindari berita hoaks ini bermanfaat dan bisa membuat kita lebih cerdas lagi menganalisa berita yang beredar ya! #SayNotoHoax
Baca juga:
Bikin Heboh! 16 Artis Ini Pernah Jadi Korban Hoax Meninggal
Sah! Inilah Isi UU Perlindungan Data Pribadi dari Sanksi, Larangan dan Jenisnya
6 Fitur Baru Whatsapp, Bisa Hapus Pesan Otomatis Hingga Cegah Hoax
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.