Parents, sudah yakin memiliki kuku yang sehat? Kuku yang halus, tidak mudah patah dan warnanya tidak menunjukkan gejala mencurigakan. Untuk mencapainya, tentu saa diperlukan perawatan yang tepat, salah satunya dengan cara memotong kuku yang benar.
Sering kali disepelekan, nyatanya memotomg kuku tidak bisa sembarangan. Bukannya terawat, justru berisiki membuat kuku terluka dan infeksi. Padahal kuku bisa mencerminkan kondisi kesehatan secara keseluruhan.
Ciri Kuku Sehat
Mengutip Insider, terdapat beberapa ciri yang menandakan kuku Anda dalam kondisi sehat antara lain:
- Kuku berwarna pink atau ungu muda
- Kuku tidak dipenuhi gelombang
- Tidak mudah patah
- Tidak digigiti karena rentan rusak
- Lipatan kuku tidak membengkak
- Memiliki kutikula
- Tangan, kuku, dan kutikula lembap
- Tidak ada garis hitam di kuku
Cara Memotong Kuku yang Benar
Setelah mengetahui seperti apa ciri kuku sehat, penting juga bagi Parents mencermati bagaimana memotong kuku yang tepat. Mengutip Mayo Clinic, para ahli dermatologi memiliki panduan cara memotong kuku dengan mumpuni yakni:
1. Lunakkan Kuku Lebih Dulu
Mengutip laman resmi American Academy of Dermatology Association, memotong kuku diawali dengan melunakkan kuku lebih dulu. Hal ini bertujuan agar memotong kuku dapat dilakukan dengan lebih mudah.
Dermatologi juga menganjurkan memotong kuku setelah mandi atau berendam, yang mana kondisi kuku kala itu sudah lebih lunak.
2. Gunakan Alat yang Tepat
Merupakan langkah penting, gunakanlah alat yang tepat saat memotong kuku. Antara lain memakai gunting kuku khusus tangan dan gunting kuku kaki yang memang diperuntukkan untuk kaki.
Pastikan juga gunting kuku yang digunakan sudah tajam untuk merapikan kuku. Gunting kuku yang tumpul nantinya bisa membuat kuku robek dan yang ada melukai kulit di sekitar kuku.
Selain itu, jangan lupa membersihkan alat potong kuku secara berkala setidaknya melakukan disinfeksi sebulan sekali. Untuk membersihkan perlengkapan ini, rendam sikat kecil di mangkuk berisi alkohol berkadar 70 sampai 90 persen.
Nantinya, sikat ini digunakan untuk menyikat gunting kuku. Setelah itu, bilas alat dengan air panas dan keringkan. Jangan lupa simpan perlengkapan potong kuku di tempat yang bersih agar awet dan tahan lama.
3. Memotong Kuku
Tibalah saatnya memotong kuku. Untuk kuku tangan, bisa dimulai dengan memotong kuku lurus sedikit di atas garis kuku tangan. Sedangkan untuk kuku kaki, potonglah kuku lurus mengikuti garis kuku kaki.
Bukan tanpa alasan, kuku jari kaki tumbuh lebih lambat dibandingkan kuku jari tangan sehingga merapikannya tidak perlu sesering kuku jari tangan.
4. Mengikir Kuku
Setelah kuku sudah dipotong, gunakan kikir kuku untuk merapikan bagian sudut kuku agar tidak terlalu tajam. Pengikir kuku juga bisa digunakan untuk merapikan bagian tepi kuku yang tidak rata atau masih terasa kasar.
Perlu diingat, pastikan kikir kuku digunakan mengikuti arah kuku. Tidak disarankan untuk mengikir kuku dengan arah maju mundur karena dapat membuat kuku mudah rapuh.
5. Hindari Memotong Kutikula
Demi melihat kuku terlihat estetik, banyak orang ikut merapikan lapisan terluar kulit atau kutikula saat memotong kuku mereka. Padahal, ini sebaiknya tidak dilakukan karena kutikula memiliki fungsi tersendiri.
Kutikula berfungsi melindungi akar kuku. Alih-alih memotongnya, cukup rapikan kutikula dengan mendorongnya ke belakang. Memotong kutikula juga akan membuat bakteri dan kuman lebih rentan masuk ke tubuh melalui celah luka sayatan di area kulit tersebut.
6. Lembapkan Kuku
Satu hal yang sering terlupakan adalah jangan lupa menjaga kelembapan kuku setelah acara potong kuku selesai. Dengan kondisi kuku yang lembap, kuku tetap fleksibel dan tidak mudah patah. Utamanya saat udara sedang kering, kuku biasanya rentan rapuh dan patah.
Kapan Harus ke Dokter?
Layaknya anggota tubuh yang lain, perubahan pada kuku dapat mengindikasikan ada yang salah pada tubuh. Oleh karena itu, dianjurkan untuk memeriksakan diri ke dokter jika mendapati warna kuku berubah.
“Perubahan warna kuku bisa menjadi indikasi penyakit lokal serius seperti jamur kuku, juga penyakit sistemik seperti lupus atau anemia,” ujar Joshua Fox, MD, direktur Advanced Dermatology sekaligus juru bicara the American Academy of Dermatology.
Fox mencontohkan dirinya dapat memperkirakan penyakit yang diderita seseorang hanya dengan melihat kukunya. Sebagai contoh, kuku yang berwarna pucat dan keputihan menandakan seseorang memiliki sel darah putih yang rendah atau anemia. Kekurangan zat besi juga akan membuat kuku seseorang cenderung lebih tipis dan mempunyai gelombang tebal di permukaan kukunya.
“Harus disadari, kuku sebagai bagian kecil pada tubuh manusia menunjukkan clue terbesar akan apa yang terjadi dalam tubuh Anda. Misalnya penyakit jantung akan mengubah dasar kuku penderitanya menjadi merah.
Sementara gangguan obsesif-kompulsif akan membuat seseorang mudah menggigiti kukunya dan mencabut kuku terus menerus.Bahkan kelainan umum seperti tiroid juga dapat menyebabkan kelainan pada bantalan kuku, kuku jadi kering dan rapuh sehingga mudah retak dan patah”, pungkas Fox.
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.