Apakah Parents pernah mendengar kata petisi? Petisi, atau kini bisa dibuat secara online, merupakan salah satu cara menyuarakan suara untuk tingkatan lebih atas atau pemerintah. Cara membuat petisi online memang terbilang mudah, tapi harus ekstra hati-hati.
Secara garis besara petisi online merupakan sebuah pernyataan yang disampaikan kepada pemerintah agar pemerintah mau mengambil tindakan terhadap suatu hal.
Namun, pernyataan tersebut disampaikan secara online atau memanfaatkan akses internet. Kini, ada yang berpendapat bahwa petisi online dianggap jauh lebih efektif daripada demonstrasi.
Lantas, bagaimana cara membuat petisi? Berikut langkah-langkah yang bisa diikuti oleh Parents.
Cara Membuat Petisi Online
1. Cara Membuat Petisi Online dengan Akses Internet
– Pertama, Parents bisa buka situs Change.org,
– Kemudian lakukan pendaftaran dengan klik masuk,
– Klik mulai petisi setelah berhasil melakukan pendaftaran, ya,
– Mulailah, tulis judul petisi di langkah pertama,
– Jangan lupa, masukkan pengambil keputusan (institusi terkait),
– Lalu, uraikan masalah beserta solusinya,
– Setelah itu, isi juga profil dan isi foto sesuai arahan,
– Sebelum menerbitkan petisi, Parents bisa meng-edit ulang,
– Setelah petisi diterbitkan, jangan lupa untuk membagikan tautannya ke jejaring media sosial.
– Jika Parents ingin membuat petisi, maka pastikan petisi yang dibuat itu bermanfaat untuk masyarakat ya Parents. Kalaupun petisi bersifat pribadi, maka pastikan petisi tersebut merupakan sesuatu yang penting bagi hidup kita sendiri.
Parents juga harus tahu bahwa petisi online juga bukan satu-satunya cara paling ampuh untuk membuat perubahan sosial.
Unutk berhasil atau tidaknya sebuah petisi online, tentu saja ada unsur-unsur pendukung lain seperti aksi turun ke jalan, terbit ke media, hingga temui pengambil keputusan dengan membawa suara-suara dukungan.
2. Harus Hati-hati dalam Menggagas Konten
Sumber: change.org
Apakah Parents tahu bahwa jika sembarang membuat petisi, sanksi pun bisa dijatuhkan sesuai dengan aturan platform yang digunakan? Hal ini diungkapkan Direktur Komunikasi Change.org, Arief Aziz.
Karena pada dasarnya setiap orang memang bisa berkampanye untuk memobilisasi pendukung, dan bekerja dengan pengambil keputusan untuk mencari solusi di Change.org.
“Jadi siapapun bisa buat petisi, tinggal masuk ke situs Change.org saja, klik mulai petisi dan menjawab beberapa pertanyaan. Dan siapapun yang memulai petisi itu bisa langsung menayangkan petisi mereka,” ujar Direktur Arief Aziz.
Artikel terkait: Imbas Kecelakaan Maut Cibubur, Muncul Petisi Lampu Merah Cibubur Ditutup
3. Petisi Bisa Diturunkan
Dalam cara membuat petisi ada hal-hal yang bisa menyebabkan petisi diturunkan dari para penggagasnya, Parents. Seperti konten yang mengandung kekerasan, pornografi, ujaran kebencian, dan disinformasi, merupakan hal-hal yang dilarang dimuat dalam petisi.
Maka, jika menemukan konten yang melanggar pedoman komunitas atau ketentuan layanan dapat dihapus.
Tak hanya menurunkan, bahkan hingga sanksi tegas yang diberikan.
“Jika si penggagas petisi mengunggah konten yang merupakan pelanggaran serius atau berulang, kami bahkan dapat menangguhkan atau menutup akunnya,” tambah Aief Azis.
Terkait disinformasi ini, Arief mengakui memang sulit untuk mengkategorikannya. Karena, jika dilihat di panduan komunitas kasus disinformasi ini tidak bisa sembarangan untuk ditetapkan sebagai petisi disinformasi.
“Jadi kalau misalnya ada satu hal yang kita lihat di sini bahwa disinformasi petisi itu efeknya bisa berdampak buruk sekali, maka mungkin saja kita putuskan untuk kita turunkan. Tapi, dengan adanya kemudian permintaan dari yang berwewenang maka petisi itu menjadi lebih kuat untuk kita turunkan,” jelas Arief kenbali
Ia mencontohkan kasus petisi berjudul ‘Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM): Selamatkan Bayi Kita dari Racun Bisphenol A (BPA)’ akhirnya konten tersebut dihapus karena mengandung konten berisi disinformasi.
Dalam kasus ini, Arief mengaku diminta Kemenkominfo, yang mengirimkan surat lewat sosial media, untuk menurunkan petisi itu karena dianggap disinformasi. Lalu, pihaknya langsung mengirim surat secara formal ke tim global di pusat supaya bisa diproses pencabutan petisinya.
“Kita juga memberitahukan penggagas petisi apa yang telah terjadi dengan alasan penurunan petisinya,” paparnya.
Oleh karena itu, cara membuat petisi juga jangan lupa untuk hati-hati dalam menjawab pertanyaan yan tertera dalam laman petisi ya, Parents.
Demikian sedikit informasi mengenai cara membuat petisi online untuk Parents, jika memang ada hal yang ingin dicapai atau diraih bersama. Semoga bermanfaat!
Baca juga:
Demo Anti Rokok #TolakJadiTarget 300 Pelajar di Depan Istana Presiden
6 Fakta Ade Armando, Dosen yang Dikeroyok Saat Demo
Curhatan para ayah yang anaknya ikut demo di depan DPR, bikin haru!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.