Memakan belasan korban, ramai yang menandatangani petisi tutup lampu merah Cibubur usai terjadi kecelakaan maut truk Pertamina di turunan Jalan Transyogi, Cibubur, Kota Bekasi, Jawa Barat. Petisi ini sudah ditandatangani hingga puluhan ribu orang.
Lampu merah dengan kondisi jalan yang menurun di Jalan Transyogi Cibubur tepatnya di depan CBD Cibubur disebut-sebut menjadi penyebab kecelakaan maut truk tangki Pertamina dan sejumlah kendaraan roda empat dan roda dua, pada Senin (18/7).
Petisi Menutup Lampu Merah Cibubur
Petisi untuk menutup lampu merah yang menjadi lokasi kecelakaan maut itu sudah ditandatangani lebih dari 26.000 pendukung dengan target 35.000 orang menandatangani petisi. Petisi dibuat sebagai bentuk penolakan atas penempatan posisi lampu merah yang dianggap tidak sesuai dengan kontur jalan yang menurun.
Melansir sebuah sumber, petisi itu diunggah akun bernama Umi N di website change.org. Pengunggah petisi itu menjelaskan, lampu merah di Jalan Transyogi sengaja dibangun karena proyek CBD. Umi juga menjelaskan kondisi jalan turunan yang sebenarnya tidak memungkinkan untuk dibuat lampu merah.
“Saat ini di Jalan Transyogi sedang ada pembangunan proyek CBD seberang Citra Grand, dengan adanya proyek tersebut dibuat lampu merah untuk keluar masuk kendaraan dari CBD, padahal kontur jalanan tersebut adalah turunan baik dari arah Jakarta maupun Cileungsi,” tulis Umi di keterangan petisi itu.
Umi melanjutkan, lampu merah tersebut memakan korban jiwa. Kendaraan yang berhenti di lampu merah dihantam truk dari arah belakang karena jalan turunan.
“Sesuai dugaan lampu merah tersebut sudah memakan korban, hari ini terjadi tabrakan yang memakan korban, kendaraan yang berhenti karena lampu merah dihantam oleh truk dari arah belakang karena turunan, apakah karena mengakomodir pembangunan proyek, mengabaikan keselamatan pengguna jalan?” lanjut Umi.
Artikel terkait: Kronologi Kecelakaan Maut di Cibubur, 11 Orang Meninggal Dunia
Lampu Merah Tidak Sesuai Dengan Kontur Jalan
Sementara itu, berdasarkan pantauan virtual melalui Google Maps dan Street View, lokasi kejadian kecelakaan berada persis di Jalan Alternatif Cibubur. Jalan ini diketahui merupakan akses yang efektif karena menjangkau sejumlah wilayah yakni Citeureup, Cileungsi, Jonggol, dan Cibubur (Bekasi, Jakarta Timur, dan Bogor).
Untuk kontur jalan berupa turunan di bawah jalan layang. Badan jalan ini lebar karena di sekitar lokasi sedang dilakukan pembangunan sejumlah infrastruktur.
Di ujung turunan, ada lampu merah yang berada di pertigaan. Bila ke kanan, maka jalan mengarah ke Cibubur CBD. Bila lurus terus, kendaraan akan melewati jembatan di atas Kali Sentul, terus ke arah Mekarsari. Terdapat pula gerbang dan patung perumahan Grand Cibubur CBD yang tak jauh dari lokasi kecelakaan maut itu.
Artikel terkait: TNI AL Berikan Beasiswa ke Anak TNI Korban Kecelakaan Cibubur
Respon Polisi
Menanggapi adanya petisi tersebut, Dirgakkum Korlantas Polri Brigjen Aan Suhanan mengatakan pihaknya masih belum bisa memastikan apakah benar penyebab kecelakaan itu lantara kontur jalan dan lampu merah di lokasi.
“Tentu setelah kita olah TKP, setelah dapat rekonstruksi, nanti kita ada FGD (forum group discussion) dengan stakeholder yang ada,” kata Brigjen Pol. Aan Suhanan.
Olah TKP dan FGD tersebut, sambung dia, nantinya bakal menjadi rekomendasi jika ada temuan apakah benar lampu merah dan kontur jalan penyebab kecelakaan maut tersebut.
“Mulai dari rambu, termasuk traffic light, nanti akan kelihatan manfaat maupun posisi di situ memungkinkan gak menggunakan traffic light,” ujarnya. “Kita akan berikan rekomendasi setelah FGD,” tutur Aan.
Lebih lanjut, Ciputra Group selaku pihak yang membangun proyek CBD Citragrand Cibubur menyatakan setuju jika lampu merah di sebrang proyeknya itu ditutup.
Direktur Ciputra Group Harun Hajadi memastikan akan berdiskusi dengan Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bekasi mengenai penutupan lampu merah tersebut. Pasalnya, lampu merah tersebut tepat berada di depan CitraGrand CBD Cibubur, dan merupakan akses masuk proyek perumahan yang dikembangkan Ciputra Group, dan berada di bagian lahan menurun sebelum Jembatan Cikeas.
“Mau ditutup. Kami akan usulkan kepada Dishub Bekasi, supaya ditutup saja,” ujar Harun. Namun demikian, Harun mengaku tidak mengetahui kapan lampu merah tersebut dipasang dan beroperasi. Dia hanya memastikan Dishub Bekasi memasang dan mengoperasikan lampu merah tersebut setelah melalui kajian Amdal lalu Lintas.
“Kan tidak mungkin Dishub Kota Bekasi memasang traffic light tanpa Amdal Lalu Lintas. Dan perlu diketahui, itu truk (Pertamina) rem-nya blong, dan kondisi jalan jelang lampu merah sedang macet. Saya serahkan masalah ini ke Pemkot Bekasi beserta perangkat dinasnya. Apa pun yang diputuskan, kami ikuti, dan kami juga akan berikan masukan,” pungkas Harun.
Baca juga:
Muncul Petisi Online: Bina UKM yang Tumbuh, Jangan Dibunuh!
Ceritanya Makin Tak Jelas, Ribuan Orang Teken Petisi Sinetron Ikatan Cinta
Muncul Petisi Boikot Ayu Ting Ting dari TV, Cek Beberapa Faktanya di Sini!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.