Melihat anak tumbuh bahagia tentu menjadi salah satu keinginan orangtua di muka bumi ini. Benar kan, Parents? Pertanyaannya, apakah kita sebagai orangtua sudah mengetahui cara membuat anak bahagia?
Cara membuat anak bahagia, apa yang bisa kita lakukan?
Dulu… saat menjadi orangtua baru, saya pernah berpikir bahwa membuat anak bahagia bisa dilakukan dengan melimpahkan kasih sayang saja. Bahkan sesederhana dengan membelikan mainan favoritnya. Nyatanya cara membuat anak bahagia tidak cukup dengan melakukan hal itu saja.
Belum lama ini, saya mewakili theAsianparent Indonesia sempat mengikuti workshop Grow Happy yang digagas oleh Nestle Lactogrow. Workshop berkaitan erat bagaimana cara menumbuhkan rasa bahagia. Baik untuk bahagia untuk diri sendiri, dan tentu saja menumbuhkan rasa bahagia pada anak-anak.
Saya sendiri sangat percaya akan prinsip bahwa orangtua bahagia, bisa melahirkan anak yang bahagia. Hal ini tentu saja juga berkaitan erat dengan rasa emosi, termasuk perasaan bahagia bisa ditularkan pada anak-anak.
Elizabeth Santosa, M.Psi, Psi, SFP, ACC menegaskan bahwa cara membuat anak bahagia sebenarnya tidak hanya terkait dengan mencurahkan kasih sayang pada anak, namun, ada 4 faktor lain yang tidak bisa dilupakan.
Berikut beberapa cara membuat anak bahagia yang perlu diperhatikan.
1. Kebutuhan tidur anak
“Kita sering lupa dengan kebutuhan jam tidur anak. Anak yang tidur jam 12 malam, kemudian harus bangun tidur pagi hari untuk sekolah, tentu akan rewel. Apa anak bisa happy di sekolah? Ya, tentu nggak bisa,” ujar Elizabeth.
Itu sebabnya waktu tidur yang salah atau tidak tepat juga memengaruhi anak tumbuh bahagia.
“Anak yang tidur siang terlalu lama, biasanya di malam hari akhirnya malah susah tidur. Oleh karena itu perhatikan kecukupan waktu tidurnya,” tegasnya
2. Nutrisi seimbang
Sadarkah Parents bahwa makanan juga memiliki peran penting untuk bisa membuat anak bahagia? Namun, tentu saja perlu diingat, makanan yang dibutuhkan anak tentu saja yang bernutrisi sehingga bisa membantu tumbuh kembangnya menjadi maksimal.
“Nyatanya banyak juga orangtua yang lupa, ‘memperkosa’ tubuhnya sendiri atau anak-anak dengan membiarkan tubuh mengonsumsi makanan sembarangan. Makan asal kenyang. Padahal, yang dibutuhkan tentu saja makanan dengan nutrisi seimbang. Nyatanya ketika orang salah maka, bisa memengaruhi emosi juga.”
Berikan cinta tanpa syarat
Coba bayangkan apa reaksi Parents jika sedang mendapat bonus dari kantor, kemudian saat tiba rumah ternyata si kecil tidak sengaja memecahkan gelas?
Reaksinya tentu saja memberikan toleransi dan memahami perilaku anak. Berbeda ketika saat kita pulang kantor namun membawa masalah ke rumah. Apa yang terjadi? Tentu respon yang diberikan pada anak bisa berbeda.
“Nah, memberikan cinta tanpa syarat tentu saja tidak akan tergantung pada situasi atau mood yang sedang kita rasakan. Memang sulit, tapi bisa dengan manajemen emosi yang baik.”
3. Anak memiliki kompetensi
Percaya atau tidak, salah satu faktor yang membuat anak bisa tumbuh bahagia adalah ketika mereka memiliki kompetensi yang baik? Anak tahu bahwa dia bisa melakukan sesuatu dengan baik dan mendapatkan hasil yang bagus atas usahanya.
Namun, psikolog yang kerap di sapa Lizzy ini juga mengingatkan peran orangtua di sini tentu saja juga perlu memahami bahwa tidak bisa selalu mengatakan hal positif atau melakukan sesuatu atas nama agar anak bahagia.
“Misalnya begini, saat anak sering di-bully atau sering mendapat nilai yang buruk, kita selalu memberikan kasih sayang sepenuhnya tapi lupa untuk membangun kompetensinya. Tidak mendidik anak untuk survive menghadapi dunia. Jika kondisinya seperti itu, jangan bilang ke anak, ‘iya nak kamu pintar…’. Padahal kenyataannya kan tidak begitu?”
Oleh karena itu, ia menegaskan agar orangtua tidak mendidik anak dengan kebohongan, tapi harus seirama dengan kenyataan yang ada.
Setelah mengetahui cara membuat anak bahagia, jangan sampai lupa untuk diterapkan, ya, Parents. Semoga bermanfaat!
Baca juga:
Tips Parenting: 6 Cara Membesarkan Anak yang Bahagia
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.