Ssst 6 Cara Berhubungan Intim Ini Tidak Mengakibatkan Kehamilan, Apa Saja?

Bagi yang tidak ingin kebobolan, perlu nih mempelajari cara berhubungan intim yang tidak mengakibatkan kehamilan. Bagaimana caranya?

Bagaimana sih cara berhubungan intim yang tidak mengakibatkan kehamilan? Mungkin pertayaan ini kerap Parents pikirkan, khususnya bagi para orangtua yang sedang punya program menunda kehamilan atau juga keluarga berencana (KB).

Sebagaimana dikutip laman kesehatan Medical News Today, The Family Planning Association atau Asosiasi Keluarga Berencana (FPA) di Inggris, mengklaim bahwa hingga 90 persen perempuan yang aktif secara seksual akan hamil dalam 12 bulan jika mereka tidak menggunakan kontrasepsi.

Jadi, seseorang berisiko hamil setiap kali berhubungan seks tanpa kontrasepsi, termasuk saat pertama kali berhubungan seks. Orang yang aktif secara seksual dan ingin menghindari kehamilan harus mengetahui pilihan mereka dalam hal pengendalian kelahiran ya, Parents.

Ada banyak jenis kontrasepsi yang tersedia untuk membantu menghindari kehamilan. Oleh karena itu, bagi yang tidak ingin kebobolan, perlu nih mempelajari cara berhubungan intim yang tidak mengakibatkan kehamilan.

Bagaimana caranya? Simak di artikel berikut ya, Parents!

Artikel Terkait: Bingung Memilih Alat Kontrasepsi yang Paling Cocok? Ini Tips dari Dokter Kandungan

Cara Berhubungan Intim yang Tidak Mengakibatkan Kehamilan

1. Perhatikan Masa Subur atau Masa Ovulasi Anda

Image: Freepik

Melacak siklus kesuburan bulanan dapat membantu Anda mencegah kehamilan. Anda dapat menghindari berhubungan seks pada masa ovulasi ini, sehingga kecil kemungkinannya untuk hamil.

Tetapi tidak mudah untuk melakukannya dengan benar. Siklus setiap perempuan berbeda, dan butuh waktu untuk memahaminya dengan benar. Alat kontrasepsi ini adalah metode pengendalian kelahiran yang paling tidak efektif.

“Sperma bisa hidup di dalam rahim hingga lima hari, jadi jika Anda melakukan hubungan intim menjelang akhir periode Anda, sperma masih bisa bertahan cukup lama untuk membuahi sel telur yang dilepaskan beberapa hari setelah periode Anda berakhir,” jelas Dr. Brauer, seorang ahli endokrinologi reproduksi di Greenwich Fertility and IVF Centers dikutip laman parents.com

Sehingga kebanyakan dokter menyarankan Anda mencoba opsi lain.

2. Gunakan Metode Pull Out atau “Tarik Keluar” dan Menumpahkan Sperma di Luar Vagina

Metode kuno untuk mencegah kehamilan adalah dengan pull out dan membuang sperma di luar vagina. Cara ini secara signifikan mengurangi peluang Anda untuk hamil.

Masalahnya adalah cairan pra-ejakulasi atau precum (cairan tubuh yang dilepaskan dari penis sebelum ejakulasi yang sebenarnya) sangat mungkin mengandung sperma aktif.

Selain itu, Mark Trolice, M.D., spesialis endokrinologi reproduksi dan infertilitas di My Fertility CARE: The IVF Center di Winter Park, Florida, menjelaskan bahwa kebanyakan laki-laki tidak menyadari kapan mereka melepaskan precum ini.

“Karena sulit untuk memprediksi kapan pra-ejakulasi terjadi, metode penarikan seringkali penuh dengan bahaya dan tentu saja bukan metode yang paling dapat diandalkan,” katanya.

Artikel Terkait: Mengenal 4 Alat Kontrasepsi Pria, Mana Paling Ampuh Cegah Kehamilan?

3. Cara berhubungan intim yang tidak mengakibatkan kehamilan: Pakai Kondom!

Kondom dapat melindungi kita terhadap potensi infeksi menular seksual atau IMS serta kehamilan. Kondom ada 2 jenis, yaitu untuk pria dan perempuan.

Kondom laki-laki

Ketika digunakan dengan benar, kondom laki-laki lebih dari 80 persen efektif melawan kehamilan, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC).

Cara menggunakan kondom laki-laki dengan benar, sebagaimana dikutip Medical News Today:

  • Pilih ukuran yang benar.
  • Tempatkan kondom di kepala penis yang ereksi. Jika tidak disunat, tarik kulup ke belakang terlebih dahulu.
  • Jepit ujung kondom untuk menghilangkan udara.
  • Buka gulungan kondom ke bawah penis, hati-hati jangan sampai robek.
  • Setelah berhubungan intim, pegang pangkal kondom di tempatnya sebelum menarik keluar dari vagina.
  • Lepaskan kondom dan buang. Jangan pernah menggunakan kembali kondom.

Kebanyakan kondom lali-laki terbuat dari lateks, tetapi jenis lain tersedia untuk mereka yang alergi lateks. Jika menggunakan pelumas, periksa kesesuaiannya dengan jenis kondom yang digunakan. Misalnya, kondom lateks hanya dapat digunakan dengan pelumas berbahan dasar air.

Kondom tersedia over-the-counter (OTC), tanpa resep, ada di supermarket, toko obat, atau juga online.

Kondom perempuan

Kondom perempuan p juga tersedia tanpa resep. Kondom ini dapat digunakan sebagai pengganti kondom laki-laki, tetapi tidak boleh digunakan dengan kondom laki-lali. Menurut CDC, kondom perempuan sekitar 79 persen efektif untuk kontrasepsi.

Banyak toko obat sekarang menjual kondom wanita, tetapi jika toko lokal tidak menyediakannya, kondom perempuan tersedia secara online.

Diafragma

Diafragma adalah metode kontrasepsi penghalang yang ditempatkan seseorang di dalam vagina. Alat kontrasepsi ini berbentuk kubah dangkal yang terbuat dari karet atau silikon. Setengah bagian kubah tersebut dapat diisi dengan krim atau gel pembunuh sel sperma (spermicidal) untuk kemudian dimasukkan ke dalam vagina sebelum berhubungan intim.

Penting untuk mengoleskan spermisida ke diafragma sebelum digunakan. Ketika digunakan dengan spermisida, CDC memperkirakan bahwa diafragma mendekati 90 persen efektif mencegah kehamilan.

Seseorang harus memasukkan diafragma beberapa jam sebelum berhubungan, dan membiarkannya di tempatnya selama 6 jam setelah berhubungan seks, dan melepaskannya setelah 24 jam. Kekurangan metode ini adalah, diafragma tidak melindungi terhadap IMS.

Spermisida

Spermisida adalah bahan kimia yang menonaktifkan sperma. Ini tersedia untuk dibeli tanpa resep dan digunakan dengan bentuk kontrasepsi penghalang, seperti kondom, tetapi tidak dengan spons.

Jika digunakan sendiri, spermisida harus dimasukkan dekat dengan serviks setidaknya 10 menit sebelum berhubungan seks. Spermisida tetap efektif selama 60 menit dan kira-kira 71 persen efektif mencegah kehamilan.

Gel spermisida dapat ditemukan di toko obat atau dibeli secara online. Bicaralah dengan dokter tentang cara paling efektif untuk menggunakan spermisida sebagai kontrasepsi.

4. Cara berhubungan intim yang tidak mengakibatkan kehamilan: Pikirkan untuk KB

Parents juga dapat mempertimbangkan metode jangka panjang, seperti IUD, jika Anda menginginkan sesuatu yang lebih andal tetapi membutuhkan lebih sedikit usaha. Bagaimanapun, IUD T tembaga sangat efektif sehingga digunakan sebagai kontrasepsi darurat.

IUD adalah tongkat berbentuk T kecil yang ditempatkan di rahim Anda. Mereka mencegah sperma memasuki rahim Anda dengan mengentalkan lendir serviks Anda.

Ada lima IUD yang berbeda di pasaran sebagaimana dikutip laman Healthline:

  • ParaGard, IUD tembaga nonhormonal yang efektif hingga 10 tahun
  • Mirena, IUD hormonal yang disetujui untuk penggunaan hingga lima tahun
  • Liletta, IUD hormonal yang efektif selama tiga tahun
  • Skyla, IUD hormonal yang lebih kecil juga efektif selama tiga tahun
  • Kyleena, IUD hormonal yang lebih baru baik selama lima tahun

5. Sterilisasi, sebagai cara berhubungan intim yang tidak mengakibatkan kehamilan

Jika Parents telah mantap tidak ingin menambah momongan lagi, metode sterilisasi mungkin tepat untuk Anda. Bicarakan dengan dokter Anda tentang sterilisasi untuk perlindungan jangka panjang.

Pada perempuan, saluran tuba falopi akan disumbat sehingga sel telur tidak dapat berjalan ke rahim. Sementara itu sterilisasi pada pria, sperma dicegah untuk dikeluarkan saat ejakulasi.

6. Siapkan obat kontrasepsi darurat atau Emergency Contraception  (EC)

Kontrasepsi darurat atau Emergency Contraception (EC) dapat membantu mencegah kehamilan jika Anda melakukan hubungan seks tanpa kondom atau alat kontrasepsi Anda tidak berfungsi.

Anda dapat minum pil EC hormonal segera, atau hingga lima hari setelah berhubungan seks. Tapi itu paling efektif bila diminum dalam 72 jam pertama.

Artikel terkait: Kontrasepsi Darurat, Solusi untuk yang Tak Ingin Hamil Setelah Seks Tanpa Pengaman

Apakah Menyusui adalah KB alami?

Jika Anda belum mengalami menstruasi setelah melahirkan, terutama jika Anda sedang menyusui, sebenarnya kecil kemungkinan Anda bisa hamil.

“Saat menyusui, hormon estrogen, yang bertanggung jawab untuk mendapatkan menstruasi Anda setiap bulan, ditekan,” jelas Sherry Ross, MD, OB-GYN, Pakar Kesehatan Perempuan di Santa Monica, dan penulis She-ology: The Definitive Guide to Kesehatan Intim Perempuan.

Selain itu, hormon yang merangsang produksi ASI, prolaktin, juga mencegah terjadinya ovulasi karena menghambat hormon FSH yang memicu ovarium Anda untuk tumbuh dan melepaskan sel telur.

Seberapa sulit untuk hamil saat menyusui? Tanpa menstruasi, Anda tidak akan berovulasi secara teratur sehingga kecil kemungkinannya untuk hamil—meski tentu saja bukan tidak mungkin. Lebih amannya, tetap pakai alat kontrasepsi ya, Parents.

Itulah penjelasan mengenai cara berhubungan intim yang tidak mengakibatkan kehamilan. Semoga informasi di atas bisa bermanfaat.

****

Baca juga:

Ini Perbedaan Stretch Mark Putih & Merah, Cek di Sini Yuk!

Hasil Test Pack Dua Garis Tampak Samar, Apakah Benar-Benar Hamil?

Mengenal Alat Kontrasepsi Spons, Benarkah Efektif Cegah Kehamilan?