Parents pasti akan senang apabila anak memiliki keinginan belajar tanpa disuruh terlebih dahulu, bukan? Namun masalahnya, bagaimana sih cara anak mau belajar atas kemauannya sendiri? Memang bisa, ya?
Jawabannya, tentu bisa, Parents. Dalam sesi sharing bersama KeluargaKita, Najeela Shihab mengatakan pada theAsianparent bahwa pada dasarnya, anak dilahirkan untuk belajar atas keinginannya sendiri. Keinginan belajar pasti ada di dalam diri setiap anak. Belajar adalah kemampuan alami anak yang diberikan oleh Tuhan.
Anak belajar dengan kemauannya sendiri disebut dengan merdeka belajar. Cara belajar tersebut menekankan kepada life-long learner, agar anak bisa tahu dan paham apa tujuan sebenarnya dari mereka belajar.
“Sebenarnya semua anak itu lahir sebagai si pelajar mandiri itu. Ada enggak, yang ngasih nilai ketika anak bisa jalan? Ada enggak, orangtua yang bersikeras ngasih hadiah supaya si anak ini mau merangkak? Tidak ada. Kemampuan belajar mandiri itu fitrah dari Allah,” ungkap wanita yang akrab dipanggil Elaa itu.
Cara anak mau belajar dengan mandiri: Apa yang perlu Parents lakukan?
Seiring berjalannya waktu, biasanya anak akan kurang mandiri dalam belajar suatu hal. Dia bisa berjalan tanpa disuruh, tetapi terbilang sangat sulit untuk menumbuhkan minat baca anak seiring mereka dewasa. Mengapa hal itu bisa terjadi?
Jawabannya, itu semua ada dalam pola asuh orangtua. Saat Parents berniat untuk meningkatkan minat baca anak dengan iming-iming agar nilai di sekolahnya bagus, malah cenderung membuat dia malas membaca.
Tujuan awalnya sudah salah. Parents mengajak anak membaca semata-mata demi nilai, bukan agar keterampilan membacanya semakin baik. Apabila anak tidak mau memiliki nilai bagus, maka ia pun akan setengah hati dalam melakukan kegiatan belajar itu.
Bacaan yang sering dianjurkan orangtua juga memengaruhi hasrat anak untuk belajar. Misalnya, Anda kerap menyuruh buah hati belajar buku cerita atau novel mini agar ia gemar baca. Sehingga Anda kerap melarang ia membaca komik penuh gambar yang sebenarnya malah lebih disukai olehnya.
Pola tersebut cenderung akan meredupkan keinginan belajar anak, karena ia akan merasa terpaksa dan tidak bahagia dalam melakukan tugas tersebut.
Jadi sebenarnya, tugas Parents bukanlah untuk membuat anak agar mau belajar dengan sendirinya, melainkan untuk menumbuhkan keinginan anak untuk belajar mandiri. Orangtua sebaiknya tidak menuntut anak untuk melakukan sesuatu.
“Sometimes is not about what we do. But about what we do not do. Yang orangtua butuhkan adalah keterampilan membacanya, kan? bukan jenis bacaannya,” ungkap Najelaa.
Sensitif dan responsif
Dalam menumbuhkan keinginan belajar dalam diri buah hati, Parents harus sensitif terhadap apa yang anak sukai lalu bersikap responsif dalam memfasilitasi apa yang ia inginkan.
Selalu ingat bahwa Parents bertugas untuk menumbuhkan keinginan belajar, bukan memaksakan kehendak. Lihat sekiranya apa yang anak sukai. Sebaiknya juga, tanamkan dalam diri Anda bahwa setiap anak tidak bisa disamakan.
Misalnya, ketika anak pertama Anda suka matematika dan merasa senang mengikuti les tersebut, bukan berarti anak kedua Anda juga merasakan hal yang sama sehingga harus mengikuti jejak kakaknya. Sebaliknya, bisa saja si adik lebih suka musik dan mau belajar lebih dalam dalam bidang itu.
Adik Najwa Shihab ini menambahkan, “Jadi, bukan memaksakan, ya, tapi menumbuhkan. Kalau semata demi nilai, ketika dia nggak suka jadi merasa perlu dihukum, maka tidak akan ada anak yang senang belajar. Ya kalau pun mau, keinginan tersebut akan berhenti saat mereka beranjak dewasa. Ujung-ujungnya dia akan membangkang.”
Itulah mengapa melihat dan memahami kebutuhan anak dalam segala hal itu sangat penting, Parents. Anda juga harus percaya bahwa setiap anak punya keinginan besar untuk untuk belajar, dan setiap anak dilahirkan berbeda sehingga pola pengasuhan yang Anda berikan tidak bisa disamakan pada masing-masing anak.
Yang perlu Parents lakukan adalah observasi. Lihat apa yang anak sukai, kemudian mendorongnya untuk mempelajari lebih lanjut akan hal tersebut.
“Oh, pas dia baca ini tuh semangat banget. Oh pas dia dapet tugas ini tuh dia jadi seneng banget. Ketika tahu apa yang ia suka, jadi kita bisa memfasilitasi hal-hal yang memang membuat dia jadi lebih bersemangat, bukan malah mematahkan semangat belajarnya. Dengan cara itu, dia juga jadi bisa belajar dengan mandiri,” tutup Najelaa.
***
Baca juga:
5 Prinsip mencintai anak yang perlu Parents terapkan, jangan sampai salah
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.