X
TAP top app download banner
theAsianparent Indonesia Logo
theAsianparent Indonesia Logo
kemendikbud logo
Panduan Produk
Keranjang
Masuk
  • Kehamilan
    • Kalkulator perkiraan kelahiran
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
    • Kehilangan bayi
    • Project Sidekicks
  • Anak
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Anak
    • Praremaja & Remaja
  • Cari nama bayi
  • Rangkaian Edukasi
    • Pengasuhan Anak
    • Edukasi Prasekolah
    • Edukasi Sekolah Dasar
    • Edukasi Remaja
  • TAPpedia
  • TAP Rekomendasi
  • Parenting
    • Keluarga
    • Doa Islami
    • Pernikahan
    • Seks
    • Berita Terkini
  • Kesehatan
    • COVID-19
    • Info Sehat
    • Penyakit
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Korea Update
    • Hiburan
    • Travel
    • Fashion
    • Kebudayaan
    • Kecantikan
    • Keuangan
  • Nutrisi
    • Resep
    • Makanan & Minuman
    • Sarapan Bergizi
  • Ayah manTAP!
    • Kesehatan Ayah
    • Kehidupan Ayah
    • Aktivitas Ayah
    • Hobi
  • VIP

"Cairan ketuban keruh membuat bayiku meninggal dunia"

Bacaan 5 menit
"Cairan ketuban keruh membuat bayiku meninggal dunia"

"Anakku lahir sudah membiru karna minum air ketuban yang sudah hijau"

Sesaat setelah melahirkan, umumnya seorang ibu tentu ingin segera mendekap hangat buah hatinya. Melihat senyum yang tersimpul di mulut mungilnya, dan mendengar desahan napasnya. Sayang, hal ini tidak selamanya bisa diwujudkan. Seperti kisah seorang Bunda yang kehilangan bayinya lantaran diduga menelan cairan ketuban keruh.

Seorang Bunda berinisial D menceritakan kisahnya yang kehilangan bayinya dalam Aplikasi theAsianparent Indonesia. Ia menuturkna bagaimana harapan dan keinginan bertemu dan mengasuh sang buah hati harus pupus.

Ia hanya bisa bertemu beberapa saat dengan sang buah hati sebelum sang bayi dikebumikan. Begini kisah sang Bunda selengkapnya.

Kondisi kesehatan awal mulanya

Cairan ketuban keruh

Sang bunda menceritakan bahwa pada mulanya kondisi kesehatannya baik-baik saja. Bahkan menjelang hari perkiraan lahir, dokter menyatakan kandungannya sehat.

“Bunda, tanggal 17 November 2019, usia kandunganku 41 week, tapi belum ada kontraksi sama sekali.
Ketika umur kehamilan 40 week, cek dokter masih bagus. Ari-ari bagus, ketuban bagus, disuruh pulang karena kemungkinan HPL mundur, masih nunggu kontraksi.

Satu minggu setelahnya aku periksa lagi karena aku nggak ada kontraksi juga. Tapi saat periksa terakhir itu dokter mendiagnosis kalau anak ku dalam keadaan buruk, ari-ari sudah mengapur, ketuban juga tinggal sedikit,” tulisnya.

Artikel terkait : Bayi Meninggal dalam Kandungan (Stillbirth) Akibat Dokter Mengabaikan Keluhan Ibu Tentang Rasa Gatal Selama Kehamilan

Hari kelahiran pun tiba…

“Singkat cerita aku disesar tanggal 17 November 2019 jam 21.30, jam 22.30. Ketika bayiku keluar dia tidak langsung menangis, aku menunggu suaranya keluar tapi tidak terdengar.

Terus, beberapa menit kemudian dia menangis, tapi merintih, mungkin dia sakit.
Sejak detik itu aku belum liat anakku.

Aku bertanya sama semua orang tentang bayiku, tapi nggak ada yang jawab.  Dibilang masih di ruang bayi.
Hingga pagi aku bangun, belum juga bisa melihat dia.”

Belum bisa bertemu sang buah hati

Cairan ketuban keruh membuat bayiku meninggal dunia

“Aku tanya suamiku kemana anakku?

Dia dengan rasa lemas dan capek menjelaskan bayiku dalam keadaan tidak baik. Dia dirawat di inkubator dengan selang dimana-mana.

Aku berdoa ,”Ya Allah jangan ambil anak ku!”

Aku coba bersabar menunggu walau keadaan masih dalam posisi efek obat tidur.

Tiba-tiba tertidur, tiba-tiba bangun. Terus menunggu, suamiku hanya 1 jam menemaniku, selebihnya dia menjaga anak kami”

Mendapati kabar bayi telah tiada

“Tepat pukul 16.00 aku mendapat kabar bahwa anakku meninggal.

Pecah seketika ruangan itu dengan tangisanku.

Suhu tubuh dan tekanan darah yang mendadak naik. Aku memeluk anakku ketika dia sudah tiada, dan itu hanya hitungan jari, hitungan menit saja.

Ba’da magrib anakku dimakamkan.

Air mata tiada henti, hatiku hancur, duniaku berubah jadi buram.”

Cairan ketuban keruh

“Keesokan harinya suami menceritakan keadaan anakku sebenarnya.

Anakku lahir sudah membiru karna minum air ketuban yang sudah hijau layaknya alpukat yang sudah bercampur dengan kotorannya.

Paru-parunya infeksi membuat dia susah bernapas, diberi oksigen pun hanya bisa masuk 40%
Terkadang paru-paru dan jantung anakku berhenti lalu berdetak lagi. Paru-parunya sudah tidak berfungsi seperti layaknya.”

Artikel terkait : Bayinya meninggal dalam kandungan, “Saya tidak percaya meletakkan bunga di pemakamannya”

Cairan ketuban keruh membuat bayiku meninggal dunia

Cerita mitra kami
Memberikan Sogokan untuk Anak, Boleh atau Tidak, Ya?
Memberikan Sogokan untuk Anak, Boleh atau Tidak, Ya?
Serunya theAsianparent on the Go 2025 di Bekasi, Banyak Talk Show Bermanfaat!
Serunya theAsianparent on the Go 2025 di Bekasi, Banyak Talk Show Bermanfaat!
MY BABY dan theAsianparent Indonesia Meriahkan Hari Ibu Lewat Acara Spesial 'Mari Rayakan Ibu'
MY BABY dan theAsianparent Indonesia Meriahkan Hari Ibu Lewat Acara Spesial 'Mari Rayakan Ibu'
Bangga jadi Bunda, Apresiasi Peran Penting untuk Keluarga
Bangga jadi Bunda, Apresiasi Peran Penting untuk Keluarga

Hatiku sakit… tapi kami merelakannya

“Kami merelakan anak pertama kami kembali kepada penciptanya yang lebih berhak atas ciptaanNya.
Kami yakin semua atas kehendak Allah, kami yakin semua atas izin Allah.
Tidak meninggal anak manusia, kecuali atas izinnya.
Semua yang bernyawa pasti akan mati.
Bukan hanya pertemuan yang harus dipersiapkan, tapi juga perpisahan.
Bukan hanya jodoh yang harus disambut, tapi juga kematian.
Rasa keibuanku seperti tak tersalur, bingung harus apa…

Aku mengandung 41 week dengan jalan sesar, perutku luka, dan segala yg terjadi padaku di ruang OP dari suntik anastesi, sampai anastesi yang habis ketika dokter menjahit dan harus diteruskan dengan obat tidur dangan efek 24 jam…. tapi aku pulang dari RS tanpa bayi…

Sakitnya hatiku ya Allah…

Aku berdoa semoga ini jalan Allah yang dapat membawa kebaikan kepada kami kelak, aamiin.
Nifasku selesai 70 hari tersambung dengan haid.
Aku berharap bulan ini aku hamil kembali, mengobati hatiku yang penuh luka..
Semoga Allah ridhoi
Aamiin…
Semoga bunda-bunda tidak mengalaminya..
Aamiin.” kisah sang Bunda.

Sindrom Aspirasi Mekonium

Peristiwa seorang bayi yang menelan air ketuban memang bisa terjadi pada kehamilan mana pun.

Dalam istilah medis, kondisi yang dialami oleh sang bayi bisa juga disebut dengan Sindrom Aspirasi Mekonium. Hal ini terjadi ketika mekonium atau tinjal pertama bayi masuk ke paru-paru karena tercampur dengan air ketuban.

Sindrom ini bisa membahayakan karena bisa menyumbat saluran udara, mengiritasi saluran udara, dan melukai jaringan paru-paru.

Biasanya kondisi ini rentan dialami oleh bayi yang mengalami beberapa kondisi berikut ini.

  • Dilahirkan melewati tanggal HPL yang ditentukan
  • Ibu mengalami persalinan yang lama atau sulit
  • Kondisi kesehatan ibu seperti diabetes atau tekanan darah tinggi
  • Kebiasaan tak sehat ibu seperti merokok atau menggunakan obat-obatan tertentu selama kehamilan

Adapun beberapa gejala yang mungkin dialami antara lain :

  • Cairan ketuban berwarna hijau
  • Bayi memiliki detak jantung yang lambat
  • Bayi lemas
  • Warna kulit bayi kebiruan

Pencegahan Sindrom Aspirasi Mekonium

Untuk mencegah hal ini terjadi, ada beberapa hal yang perlu bumil perhatikan :

  • Jika sudah melihat cairan kehijauan berwarna gelap keluar dari jalan lahir, jangan tunda untuk segera ke dokter kandungan
  • Segera periksakan pergerakan bayi dalam kandungan, apakah berkurang atau masih aktif

Semoga informasi ini bermanfaat!

Sumber : Aplikasi TheAsianparent, kidshealth

Baca Juga :

"Bayiku sedang tidur, beberapa menit kemudian, dia meninggal," kata Yulia Baltschun sedih

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

img
Penulis

nisya

  • Halaman Depan
  • /
  • Keluarga
  • /
  • "Cairan ketuban keruh membuat bayiku meninggal dunia"
Bagikan:
  • Doa Menghadapi Musibah Banjir, Lafalkan agar Selalu Diberi Keselamatan

    Doa Menghadapi Musibah Banjir, Lafalkan agar Selalu Diberi Keselamatan

  • Doa saat Masuk dan Keluar Mandi dan Adabnya dalam Agama Islam

    Doa saat Masuk dan Keluar Mandi dan Adabnya dalam Agama Islam

  • 61 Kata-Kata Rindu untuk Orang yang Sudah Meninggal, Bikin Haru!

    61 Kata-Kata Rindu untuk Orang yang Sudah Meninggal, Bikin Haru!

  • Doa Menghadapi Musibah Banjir, Lafalkan agar Selalu Diberi Keselamatan

    Doa Menghadapi Musibah Banjir, Lafalkan agar Selalu Diberi Keselamatan

  • Doa saat Masuk dan Keluar Mandi dan Adabnya dalam Agama Islam

    Doa saat Masuk dan Keluar Mandi dan Adabnya dalam Agama Islam

  • 61 Kata-Kata Rindu untuk Orang yang Sudah Meninggal, Bikin Haru!

    61 Kata-Kata Rindu untuk Orang yang Sudah Meninggal, Bikin Haru!

Daftarkan email Anda sekarang untuk tahu apa kata para ahli di artikel kami!
  • Kehamilan
  • Tumbuh Kembang
  • Parenting
  • Kesehatan
  • Gaya Hidup
  • Home
  • TAP Komuniti
  • Beriklan Dengan Kami
  • Hubungi Kami
  • Jadilah Kontributor Kami
  • Tag Kesehatan


  • Singapore flag Singapore
  • Thailand flag Thailand
  • Indonesia flag Indonesia
  • Philippines flag Philippines
  • Malaysia flag Malaysia
  • Vietnam flag Vietnam
© Copyright theAsianparent 2025. All rights reserved
Tentang Kami|Tim Kami|Kebijakan Privasi|Syarat dan Ketentuan |Peta situs
  • Fitur
  • Artikel
  • Beranda
  • Jajak

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti