7 Jenis Buah untuk Menghentikan Perdarahan Saat Hamil, Catat Bun!

undefined

Selain memiliki nutrisi tinggi, buah-buahan ini juga bisa membantu meringankan kondisi Bumil setelah mengalami perdarahan.

Saat hamil, perempuan rentan mengalami berbagai komplikasi kesehatan, termasuk perdarahan. Adapun salah satu upaya mencegahnya, Bumil harus mengonsumsi makanan dengan nutrisi tinggi untuk membantu menjaga daya tahan tubuh. Bunda sudah tahu belum, nih, ternyata ada, lo, buah yang bisa dikonsumsi untuk menghentikan perdarahan saat hamil?

Perlu Bunda ketahui, dalam dunia medis, perdarahan mengacu pada peristiwa keluarnya darah dari dalam tubuh (hemoragi atau bleeding). Menurut penjelasan dr. Muliani Sukiman di laman Alodokter, contoh dari perdarahan adalah luka yang mengalami perdarahan.

Sementara itu, ada juga yang disebut pendarahan. Dalam dunia medis, antara pendarahan dan perdarahan sebenarnya dua kondisi berbeda. Sebab, masih menurut dr. Muliani Sukiman, pendarahan lebih mengarah pada proses mengalirkan darah. Contoh, pendarahan arteri ginjal untuk memasok darah ke jaringan ginjal.

Dari penjelasan tersebut, kini Bunda paham, kan, perbedaan perdarahan dengan pendarahan? 

Perdarahan Saat Hamil

Pada ibu hamil, perdarahan vagina merupakan kondisi yang umum, dengan 16-25% ibu hamil mengalami beberapa kali perdarahan vagina selama trimester pertama kehamilan. Sekitar 11% kasus perdarahan pervaginam terjadi pada usia kehamilan 10-20 minggu.

Banyak orang mengalami perdarahan ringan atau bercak dari vagina selama kehamilan. Kumpulan darah yang berasal dari antara membran kehamilan, seperti plasenta, dan rahim selama kehamilan disebut perdarahan subkorionik.

Perdarahan subkorionik biasanya tidak menimbulkan masalah. Namun, penelitian ilmiah belum menemukan apakah kondisi tersebut dapat berpotensi menyebabkan komplikasi kehamilan, seperti kelahiran prematur atau keguguran.

7 Jenis Buah untuk Menghentikan Perdarahan Saat Hamil, Catat Bun!

Artikel Terkait: Alami flek saat hamil tua, perlukah merasa khawatir? Ini penjelasannya

Meskipun perdarahan subkorionik selama kehamilan adalah hal yang umum, tetapi ini juga dapat mengindikasikan komplikasi berbahaya pada kehamilan.

Misalnya, sebuah studi tahun 2014 menemukan bahwa perdarahan vagina yang disertai hematoma subkorionik meningkatkan risiko keguguran sebelum 20 minggu pada ibu hamil. Namun, penelitian lebih lanjut menemukan bahwa perdarahan tidak meningkatkan risiko keguguran sebelum 20 minggu.

Perawatan untuk perdarahan subkorionik akan bergantung pada gejala, usia, dan status kesehatan seseorang secara keseluruhan. Misalnya, ibu hamil dengan kehamilan yang stabil dan tidak ada kehilangan darah yang signifikan mungkin dapat pulih dari perdarahan subkorionik dengan pengawasan ketat dan perawatan dari dokter.

Akan tetapi, kondisi tersebut bisa jadi merupakan keadaan darurat medis yang serius jika seseorang memiliki gangguan pada sirkulasi darahnya. Oleh karena itu, dokter mungkin akan memantau penderita perdarahan subkorionik di rumah sakit sampai perdarahan berhenti atau perdarahan subkorionik tersebut sembuh.

Komplikasi lain yang berkaitan dengan perdarahan subkorionik selama kehamilan adalah adalah solusio plasenta, atau komplikasi parah ketika plasenta terlepas dari lapisan rahim.

Tanda dan Penyebab Perdarahan Saat Hamil

buah untuk menghentikan perdarahan saat hamil

Gejala utama perdarahan saat hamil adalah terjadinya perdarahan vagina. Namun, ibu hamil mungkin juga merasakan ketidaknyamanan dan nyeri di perut atau punggung yang datang tiba-tiba dan tidak hilang.

Beberapa ibu hamil bahkan tidak akan mengalami gejala apa pun dan hanya akan mengetahui bahwa mereka mengalami perdarahan setelah melakukan pemeriksaan USG rutin.

Akan tetapi, perlu diingat jika ibu hamil mengalami perdarahan dari vagina selama kehamilan, sebaiknya segera hubungi dokter. Untuk mendiagnosis penyebab perdarahan, dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan fisik dan melakukan tes darah serta pemeriksaan USG.

Berikut adalah beberapa penyebab dari terjadinya perdarahan saat hamil.

1. Perdarahan Implantasi

Pada awal kehamilan, Bunda mungkin mengalami perdarahan ringan yang tidak berbahaya, yang disebut spotting. Ini terjadi saat embrio yang sedang berkembang menanam dirinya sendiri di dinding rahim. Jenis perdarahan ini sering terjadi di sekitar waktu menstruasi seharusnya terjadi.

2. Perubahan Serviks

Kehamilan dapat menyebabkan perubahan pada serviks. Kondisi ini terkadang dapat mengakibatkan perdarahan ringan, misalnya setelah berhubungan seks.

3. Keguguran

Selama 12 minggu pertama kehamilan, perdarahan vagina bisa menjadi tanda keguguran. Jika kehamilan berakhir sebelum minggu ke-24, itu disebut keguguran. Sekitar 1 dari 5 kehamilan berakhir dengan cara ini.

Banyak keguguran dini (sebelum 14 minggu) terjadi karena ada yang tidak beres dengan bayi. Ada juga penyebab keguguran lainnya, seperti masalah hormon atau pembekuan darah.

Sebagian besar keguguran terjadi selama 12 minggu pertama (3 bulan) kehamilan dan sayangnya sebagian besar tidak dapat dicegah.

4. Kehamilan Ektopik

Kehamilan ektopik adalah ketika sel telur yang telah dibuahi berimplantasi di luar rahim, misalnya di tuba falopi.

Hal ini dapat menyebabkan perdarahan dan berbahaya karena sel telur yang telah dibuahi tidak dapat berkembang dengan baik di luar kandungan. Telur harus dikeluarkan, yang dapat dilakukan melalui operasi atau dengan obat-obatan.

Gejala kehamilan ektopik cenderung terjadi pada minggu ke-6 kehamilan, tetapi bisa terjadi setelahnya.

Artikel Terkait: Mungkinkah Haid dan Hamil Terjadi di Saat Bersamaan? Simak Penjelasan Ahli Berikut Ini!

7 Buah untuk Menghentikan Perdarahan Saat Hamil

buah untuk menghentikan perdarahan saat hamil

1. Jambu Biji

Setelah mengalami perdarahan atau kehilangan darah dalam jumlah banyak, Bunda harus mengonsumsi makanan tinggi vitamin C. Sebab, vitamin C memainkan banyak peran dalam kimia tubuh manusia.

Vitamin C penting dalam kesehatan jaringan ikat tubuh. Vitamin ini akan membantu meningkatkan penyerapan zat besi dari usus. Ini diperlukan untuk membuat hemoglobin, pigmen pembawa oksigen di dalam sel darah merah.

Jambu biji mengandung 228 mg vitamin C per 100 gramnya. Satu buah jambu biji mencukupi hingga 138% dari jumlah kebutuhan harian vitamin C.

2. Kiwi

Kiwi yang memiliki daging halus dan biji kecil yang dapat dimakan ini merupakan buah-buahan sumber vitamin K. 180 gram kiwi atau sekitar 3 buah berukuran sedang, mengandung sekitar 73 mcg vitamin K.

Vitamin K membantu membuat empat dari 13 protein yang dibutuhkan untuk pembekuan darah, yang menghentikan luka dari perdarahan terus-menerus sehingga dapat sembuh.

Kadar vitamin K yang rendah dapat meningkatkan risiko perdarahan yang tidak terkontrol. Perempuan, hamil atau menyusui harus mengonsumsi 90 mikrogram vitamin K per hari.

3. Jeruk

Vitamin B12 adalah nutrisi penting yang membantu menjaga sel darah dan saraf tubuh tetap sehat dan membantu membuat DNA, materi genetik di semua sel. Tubuh membutuhkan vitamin B12 untuk membuat sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit yang sehat.

Vitamin B12 juga membantu mencegah anemia megaloblastik, suatu kondisi darah yang membuat orang lelah dan lemah. Vitamin B12 bekerja sama dengan vitamin B9, juga disebut folat atau asam folat, untuk membantu membuat sel darah merah dan membantu zat besi bekerja lebih baik di dalam tubuh.

Buah yang asam seperti jeruk kaya akan folat. Satu butir jeruk besar saja sudah mengandung 55 mcg folat, atau sekitar 14% dari nilai harian. Buah jeruk juga tinggi dengan vitamin C, mikronutrien esensial yang dapat membantu meningkatkan kekebalan dan membantu pencegahan penyakit

4. Nanas

Vitamin B1 menentukan produksi sel darah merah untuk tubuh sehingga semua organ dapat tetap mendapat oksigen dengan baik. Vitamin B1 juga meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan melindungi tubuh dari berbagai jenis penyakit. Ini membantu dalam melepaskan sel darah putih dalam aliran darah dengan mendukung sistem kekebalan tubuh.

Nanas adalah sumber vitamin B1, vitamin B6, serat makanan, folat, dan asam pantotenat yang sangat baik. Ini juga merupakan sumber vitamin C dan mangan yang sangat baik.

Artikel Terkait: 7 Tanda Bahaya Kehamilan yang Perlu Bumil Waspadai, Jangan Keliru!

5. Pisang

Pisang mengandung vitamin B6 yang tinggi. Satu pisang berukuran sedang dapat menyediakan hingga 33% dari kebutuhan harian vitamin ini.

Vitamin B6 bertanggung jawab untuk memproduksi sel darah putih dan sel T, yang mengatur respons imun. Vitamin B6 juga membantu tubuh membuat protein interleukin-2 untuk mengarahkan aktivitas sel darah putih.

Satu buah pisang berukuran sedang mengandung sekitar 105 kalori, yang berasal dari gula alami buah-buahan, serta 3 gram serat untuk membantu Bunda mendapatkan energi kembali setelah perdarahan.

6. Alpukat

Alpukat kaya akan vitamin A yang dapat membantu pembentukan sel darah merah. Menurut sebuah penelitian, asupan vitamin A yang tinggi dikaitkan dengan tingkat zat besi pada hati rata-rata yang secara signifikan lebih rendah untuk kelompok asupan zat besi yang tinggi.

Data ini mendukung hipotesis bahwa vitamin A terlibat dalam regulasi pelepasan zat besi dari hati, sehingga vitamin ini sangat diperlukan dalam penyembuhan pascaperdarahan.

7. Apel

Sebuah apel sedang dengan diameter 7,5 cm memiliki 4,0 mikrogram vitamin K per porsinya. Ini memberikan 5 persen asupan vitamin K yang cukup untuk perempuan

Vitamin K membantu darah untuk menggumpal atau mengental guna menghentikan perdarahan. Tanpa vitamin K, tubuh tidak dapat memproduksi protrombin, faktor pembekuan yang diperlukan untuk pembekuan darah dan metabolisme tulang.

***
Tidak banyak yang dapat dilakukan untuk menghentikan perdarahan selama kehamilan, jadi Bunda harus beristirahat dan menghubungi dokter. Istirahat dan rileks, tidak melakukan angkat berat atau olahraga berat, dan hindari berhubungan seks, penggunaan tampon.

Perbanyak minum air putih dan usahakan untuk menghindari dehidrasi. Selain itu, asupan nutrisi ibu hamil juga harus diperhatikan, salah satunya dengan mengonsumsi buah untuk menghentikan perdarahan saat hamil.

Baca Juga:

id.theasianparent.com/keluar-darah-saat-hamil

Bumil waspadai perdarahan antepartum di usia kehamilan lebih dari 24 minggu 

Pendarahan saat hamil 9 bulan, berbahayakah? Ini penjelasannya!

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.